Membidik Relokasi Hub Industri dan Investasi Tenaga Bayu AS
RI menangkap peluang rencana relokasi hub perusahaan manufaktur AS dari China ke Indonesia. Bersamaan dengan itu, USTDA menghibahkan dana proyek studi kelayakan PLTB di Sumbawa Barat.
Oleh
Hendriyo Widi
·4 menit baca
Di tengah perlambatan ekonomi global, Indonesia berupaya memetik peluang kerja sama bilateral dengan sejumlah negara, terutama Amerika Serikat. Peluang itu tak hanya di bidang perdagangan, tetapi juga relokasi hub industri negara lain dan pengembangan energi baru dan terbarukan.
Di sela-sela Pertemuan Para Menteri Perdagangan Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Detroit, AS, pada 25-26 Mei 2023, RI menangkap rencana Hamilton Beach, perusahaan peralatan rumah tangga elektrik AS, memindahkan hub manufaktur dari China ke Indonesia. Berbarengan dengan itu, kemitraan RI dengan Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat (USTDA) melahirkan kerja sama studi kelayakan pengembangan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) di Indonesia.
RI menangkap rencana Hamilton Beach itu dalam pertemuan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dengan Chief Executive Officer Hamilton Beach Gregory H Trepp. Dalam pertemuan itu, Hamilton Beach juga menandatangani nota kesepahaman (MoU) pembelian produk elektrik PT Borine Technology Indonesia yang berbasis di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah, senilai total 50 juta dollar AS atau sekitar Rp 748,95 miliar.
Zulkifli mengatakan, Hamilton Beach sedang menjajaki peluang pemindahan hub manufaktur dari China ke Indonesia. Jika direalisasikan, potensi transaksinya bisa sebesar 350 juta dollar AS per tahun atau setara Rp 5,24 triliun.
Hal itu juga dapat membuka peluang kerja sama antara perusahaan RI dengan Hamilton Beach. Pusat Promosi Perdagangan Indonesia (ITPC) di Chicago, AS, telah mengawalinya dengan menjembatani kerja sama bisnis antara Hamilton Beach dengan PT Borine Technology Indonesia.
"Kemitraan bisnis itu dapat menjadi gerbang pembuka kerja sama Hamilton Beach dengan perusahaan-perusahaan swasta lain di Indonesia. Kami juga terbuka terhadap kerja sama antara perusahaan swasta dengan milik negara," ujar Zulkifli melalui siran pers, Jumat (26/5/2023).
Hamilton Beach sedang menjajaki peluang pemindahan hub manufaktur dari China ke Indonesia. Jika direalisasikan, potensi transaksinya bisa sebesar 350 juta dollar AS per tahun atau setara Rp 5,24 triliun.
Kepala ITPC Chicago Iska Huberta Sinurat menambahkan, Hamilton Beach berminat menjalin kerja sama bisnis dengan produsen peralatan dapur elektrik di Indonesia. Pada Februari 2023, perusahaan tersebut telah mengunjungi beberapa produsen di Indonesia dan akhirnya memilih PT Borine Technology Indonesia.
"Kami berkomitmen kerja sama ini tidak hanya berjangka pendek, melainkan berkelanjutan. Kami juga akan memastikan rencana jangka panjang Hamilton Beach terkait relokasi hub bisa terlaksana di Indonesia," kata Iska.
Gregory H Trepp menyatakan, Hamilton Beach berkomitmen membangun kerja sama yang lebih erat lagi dengan Indonesia. Salah satunya adalah menjajaki rencana membangun hub industri manufaktur di Indonesia.
“Kami berharap Indonesia bisa menjadi hub utama baru kami di masa depan. Target ini perlu didukung investasi awal seperti fasilitas, peralatan, permesinan, dan infrastruktur," ujarnya.
Sejak 2019, Indonesia getol menjaring relokasi industri, terutama dari China. Oleh karena itu, Indonesia mempersiapkan sejumlah kawasan industri di beberapa daerah untuk menangkap peluang tersebut.
Laporan Investasi ASEAN 2020-2021: Investasi di Industri 4.0 yang diluncurkan ASEAN dan UNCTAD pada 8 September 2021 menyebutkan, ada 23 perusahaan yang hengkang dari China dan empat di antaranya ke Indonesia. Keempat perusahaan yang berpindah ke Indonesia adalah perusahaan lampu tenaga surya Alpan Lightning (AS) pada 2020, perusahaan otomotif Hyundai (Korea Selatan) pada 2019, perusahaan pakaian jadi dan tekstil Parkland (Korea Selatan) pada 2020, dan perusahaan kabel Volex (AS) pada 2019.
Pada Juni 2020, Presiden Joko Widodo juga menyatakan, ada tujuh perusahaan asing yang merelokasi pabriknya ke Indonesia. Lima dari tujuh pabrik tersebut pindah dari China, sedangkan dua lainnya dari Korea dan Jepang. Selain tujuh perusahaan itu, ada 17 perusahaan yang sudah berkomitmen masuk Indonesia dengan total investasi senilai 37 miliar dollar AS dan potensi serapan tenaga kerja sebanyak 112.000 orang.
Sementara terkait peluang pengembangan PLTB di Indonesia, USTDA menghibahkan dana 1,05 juta dollar AS atau Rp 15 miliar kepada PT Medco Power Indonesia. Dana itu akan digunakan untuk membuat studi kelayakan pengembangan PLTB berkapasitas 111 megawatt (MW) di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.
Penandatangan hibah dana proyek itu dilakukan oleh Presiden Direktur Medco Eka Satria dan Direktur Regional USTDA untuk Indo-Pasifik Verinda Fike di Jakarta, Jumat. Kegiatan itu disaksikan Wakil Duta Besar AS untuk Indonesia Michael F Kleine.
"Pemerintah AS berkomitmen membantu RI mempromosikan solusi energi baru dan terbarukan. Salah satunya dengan menggulirkan proyek studi kelayakan tersebut bagi Indonesia," kata Klaine melalui siaran pers.
Eka Satria menuturkan, studi kelayakan PLTB itu akan mencakup pengkajian dan penilaian sumber energi angin yang terperinci, analisis geoteknik awal, desain pembangkit listrik, serta sistem interkoneksi dan integrasi jaringan. Selain itu, akan dilajukan juga studi penilaian dampak lingkungan, sosial, dan risiko, serta analisis biaya, ekonomi, dan rencana implementasi.
"Kerja sama studi kelayakan ini merupakan bagian strategi Medco mengatasi perubahan iklim dan pengembangan portofolio listrik dari energi terbarukan,” tuturnya.
Adapun Direktur USTDA Enoh T Ebong berpendapat, kemitraan USTDA dengan Medco akan memajukan transisi energi bersih di Indonesia. Kemitraan tersebut juga menawarkan sumber energi terbarukan kepada masyarakat Sumbawa Barat.
Kementerian Enegi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, hingga 2022, kapasitas pembangkit energi baru dan terbarukan secara nasional telah mencapai 12.535 MW. Jumlah tersebut bertambah sebesar 1.004 MW dari tahun lalu. Khusus PLTB, kapasitas pembangkitnya sebesar 154 MW.