Emiten perbankan mulai melaporkan kinerja sepanjang awal tahun 2023 ini. Ada yang berkinerja baik, ada pula yang tergerus labanya karena pencadangan.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Emiten perbankan mulai melaporkan kinerja sepanjang awal tahun 2023 ini. Ada yang berkinerja baik, ada pula yang tergerus labanya karena pencadangan.
Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp 801 miliar selama kuartal I-2023 ini. Sementara laba bersih Bank Raya Tbk malahan susut 90 persen.
Kinerja Bank BTN ditopang penyaluran kredit dan pembiayaan. Jumlah kredit yang sudah disalurkan BTN sebanyak Rp 300 triliun, naik 8 persen dari Rp 277,13 triliun pada kuartal I-2022. Sebagian besar dari kredit tersebut merupakan kredit perumahan yang nilainya Rp 264,5 triliun.
”Di tengah situasi ketidakpastian ekonomi global yang berdampak pada beberapa sektor industri di Indonesia, pada kuartal I-2023 Bank BTN membukukan kinerja positif. Kami optimistis hingga akhir tahun 2023, perseroan mampu meningkatkan kinerja sesuai target yang telah ditetapkan,” kata Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu dalam keterangannya, Rabu (26/4/2023).
Total aset Bank BTN juga naik 9,25 persen dari Rp 367,5 menjadi Rp 401,5 triliun. Nixon menambahkan, untuk menghadapi dinamika makro dan adaptasi terhadap digitalisasi bisnis, BTN telah menyusun empat fokus area strategi untuk tahun 2023 ini.
Turun 90 persen
Sementara itu, Bank Raya Indonesia Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp 4,4 miliar. Dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya, laba bersih ini menurun 90 persen ketika itu laba bersih Bank Raya sebesar Rp 47,71 miliar. Menurut manajemen Bank Raya, penurunan tersebut disebabkan oleh pencadangan dalam rangkat menjaga kualitas kredit legacy.
Direktur Utama Bank Raya Ida Bagus Ketut Subagia mengatakan, pada tahun ini Bank Raya berkomitmen membidik potensi-potensi perluasan produk dan memperkuat ekosistem pembayaran digital yang terintegrasi dalam satu aplikasi agar dapat menjadi pilihan bagi masyarakat.
”Kami juga akan terus mendorong perbaikan kualitas produk digital kami dengan membangun infrastruktur layanan untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan dan menguntungkan secara jangka panjang,” katanya.
Adapun, pendapatan operasional lainnya dari Bank Raya naik 13,3 persen dari periode sama tahun lalu, dari Rp 39 miliar menjadi Rp 65,4 miliar. Salah satu penyumbang kenaikan tersebut berasal dari recovery write off yang meningkat 73,8 persen dari tahun lalu, menjadi Rp 39,1 miliar.
Bank UOB dan Lazada Group menyepakati kerja sama untuk produk ritel dan solusi perbankan bagi nasabah UOB dan pengguna Lazada di Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Vietnam.
Kerja sama
Sementara itu, Bank UOB dan Lazada Group menyepakati kerja sama untuk produk ritel dan solusi perbankan bagi nasabah UOB dan pengguna Lazada di Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Vietnam. Kedua pihak akan meningkatkan akses pembiayaan bagi para pedagang di platform Lazada.
Kolaborasi ini merupakan kemitraan perdana Lazada dengan sebuah bank yang melibatkan berbagai jenis layanan pembiayaan dan keuangan di Asia Tenggara. Demikian halnya bagi UOB yang juga baru pertama kali menjalin kolaborasi dengan platform e-commerce.
Frederick Chin, Head, Group Wholesale Banking and Markets, UOB, mengatakan, ”Wilayah ASEAN memainkan peran strategis sebagai kekuatan ekonomi dunia. Sebagai bank dengan rekam jejak yang kuat di ASEAN, ambisi kami adalah membuka pintu peluang bisnis baru di seluruh kawasan. Kolaborasi dengan mitra e-commerce, seperti Lazada, melengkapi upaya berkelanjutan kami untuk menghadirkan solusi inovatif dan dipersonalisasi di wilayah ASEAN yang terus berkembang.”