PT Waskita Karya (Persero) Tbk mendapatkan kontrak untuk membangun enam proyek senilai Rp 4,16 triliun di Ibu Kota Negara Nusantara. Enam proyek itu diharapkan rampung pada triwulan I-2024.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Badan usaha milik negara sektor konstruksi, yakni PT Waskita Karya (Persero) Tbk, mendapatkan kontrak untuk membangun enam proyek di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara. Keenam proyek bernilai Rp 4,16 triliun tersebut diharapkan dapat dirampungkan pada triwulan I-2024.
”(Enam) Proyek tersebut adalah jalan Logistik Lingkar Sepaku Segmen 4, Tol IKN Segmen 5A, Sekretariat Presiden dan Bangunan Pendukung, Kementerian Koordinator 3, Kementerian Koordinator 4, dan IPAL 123,” kata SVP Corporate Secretary PT Waskita Karya (Persero) Tbk, Ermy Puspa Yunita, Senin (17/4/2023).
Dia menambahkan, Waskita Karya optimistis proyek-proyek tersebut akan selesai pada triwulan I-2024 dengan hasil bagus dan berkualitas. Pada penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham Waskita Karya naik 2,9 persen atau Rp 6 menjadi Rp 212 per saham.
Sebelumnya, PT Waskita Beton Precast Tbk juga menyatakan akan berkontribusi pada proyek di IKN Nusantara. Waskita Beton Precast akan memasok produk readymix untuk proyek pembangunan Gedung Sekretariat Presiden dan bangunan pendukung Kawasan Istana Kepresidenan RI serta pembangunan jalan kerja/logistik paket pembangunan Jalan Lingkar Sepaku Segmen 4 yang dikerjakan induk usahanya.
Sejak Januari hingga Maret 2023, Waskita Karya telah mendapatkan nilai kontrak baru sebesar Rp 4,05 triliun. Jumlah itu setara dengan 20 persen dari target nilai kontrak baru pada tahun ini. Salah satu kontrak baru tersebut datang dari proyek di luar negeri, yaitu pembangunan Bandara Internasional Presidente Nicolau Lobato Timor Leste. Proyek itu memiliki nilai kontrak Rp 1,1 triliun.
Ermy menjelaskan, sejak 2022 Waskita mengerjakan proyek jalan Noefefan-Oenuno di Oe-Cusse Timor Leste. Proyek tersebut bernilai Rp 322 miliar. Saat ini progres pembangunan jalan sudah mencapai 23,75 persen dan proyek ini ditargetkan selesai pada Maret 2024.
Kontrak baru
Sementara itu, emiten PT Delta Dunia Makmur Tbk dalam keterbukaan informasinya mengumumkan anak usahanya, yakni PT Bukut Makmur Mandiri Utama melalui anak usahanya di Australia, yaitu BUMA Australia Pty Ltd, mendapatkan kontrak baru dari BHP dan Mitsubishi Alliance. Pekerjaan yang didapatkan adalah menyediakan jasa pertambangan di tambang Saraji. Saraji merupakan tambang batubara metalurgi atau metallurgi coal yang berada di Bowen Basin, Queensland tengah.
Anak usaha PT Delta Dunia Makmur Tbk, yakni PT Bukut Makmur Mandiri Utama melalui anak usahanya di Australia, yaitu BUMA Australia Pty Ltd, mendapatkan kontrak baru dari BHP dan Mitsubishi Alliance.
Nilai kontrak tersebut mencapai 60 juta dollar AS atau setara dengan Rp 598,7 miliar. Tambang Saraji merupakan tambang yang mulai dikembangkan pada tahun 1974 dan merupakan salah satu tambang batubara terbesar di Australia.
Respons para investor terhadap proyek baru ini tampaknya biasa saja. Pada akhir perdagangan, harga saham Delta Dunia Makmur hanya naik 0,65 persen atau Rp 2 menjadi Rp 310 per saham. Sejak awal tahun, saham Delta naik 1,97 persen. Dilihat dari satu tahun lalu, saham emiten batubara ini turun 27 persen.