Swiss menjadi jaminan kualitas. Mereka pun menjaga nama dan identitas mereka dengan ketat. Identitas yang disertai dengan komitmen menjaga mutu memang mahal harganya.
Oleh
ANDREAS MARYOTO
·4 menit baca
DENTY PIAWAI NASTITIE
Ilustrasi. Pemandangan pegunungan Alpen di Swiss, Sabtu (17/12/2022).
Penggemar cokelat Toblerone mungkin bakal merasa kehilangan. Merek cokelat batang asal Swiss itu terpaksa harus menanggalkan logonya berupa puncak gunung Matterhorn dan beruang Bernese. Matterhorn adalah gunung dengan ketinggian 4.478 meter di atas permukaan laut di negara itu. Pasalnya, produksi cokelat tersebut akan pindah dari Swiss ke Slovakia. Aturan Swiss sejak 2017 menyebutkan, simbol nasional tidak boleh digunakan untuk mempromosikan produk berbasis susu yang tidak dibuat secara eksklusif di Swiss.
Perubahan ini menjadi perbincangan di kalangan peminat pemasaran. Mereka menganalisis berbagai kemungkinan yang bakal terjadi dengan Toblerone, seperti soal logo baru, nasib Toblerone ke depan, hingga alasan yang menyebabkan pemilik merek tersebut, yaitu Mondelez, memilih pindah dari Swiss ke negara tetangganya.
Kemasan dengan siluet bergerigi Matterhorn serta beruang Bernese dan elang mulai muncul pada tahun 1970. Logo ini disukai konsumen dan bertahan lama. Cokelat berbentuk gunung yang dibuat dari susu Swiss dengan madu dan almond nougat pertama kali dijual pada tahun 1908 di Bern, ibu kota Swiss. Penemunya bernama Theodor Tobler dan keponakannya.
Dalam sebuah pernyataan kepada BBC, Mondelez mengatakan, pemindahan beberapa produksi ke luar negeri dimaksudkan untuk menanggapi peningkatan permintaan di seluruh dunia. Selain itu, juga untuk mengembangkan merek Toblerone pada masa depan.
Akan tetapi, media lain menyebutkan pemindahan itu dilakukan untuk memotong sejumlah pengeluaran. Biaya produksi di Swiss dianggap makin mahal. Berbagai upaya pernah dilakukan agar produksi tetap di negara itu, tetapi gagal. Kabarnya produksi ukuran kecil memang dipindah ke Slovakia, tetapi produksi dengan kemasan besar tetap di Swiss.
Aturan Swiss sejak 2017 menyebutkan, simbol nasional tidak boleh digunakan untuk mempromosikan produk berbasis susu yang tidak dibuat secara eksklusif di Swiss.
Pada tahun 2016, Toblerone pernah mengubah desain cokelat batangan untuk menghilangkan potongan segitiga yang khas dalam upaya menekan biaya. Toblerone yang dijual di Inggris beratnya turun dari 170 gram menjadi 150 gram, sementara di Jerman jumlah puncak gunung cokelat turun dari 15 menjadi 11.
Upaya itu menimbulkan kontroversi. Protes konsumen bermunculan. Setelah banyak kritik dilontarkan, produk itu kembali ke bentuk aslinya dua tahun kemudian. Situasi seperti ini mungkin menyulitkan Toblerone hingga mereka memilih pindah ke negara lain dengan harapan bisa menekan biaya.
Danau Lugano dilihat dari taman kota Parvico Civico.
Akan tetapi, satu hal yang membuat tanda tanya, mengapa Swiss menerapkan aturan soal identitas itu secara ketat hingga Toblerone pun harus melepaskan identitas ke-swiss-annya atau swissness ketika harus memindah lokasi produksi? Managing Partner at Cosmovici Intellectual Property Paul Cosmovici di akun LinkedIn menulis, tidak ada yang lebih keras meneriakkan kebanggaan âke-swiss-an, melainkan ketika mengenakan jam tangan Swiss, memakai pisau Swiss Army, mengonsumsi cokelat Swiss, atau makan keju Swiss.
Semua itu tentu saja sebuah stereotip, tetapi di dalam produk itu mereka sesungguhnya menjual buatan Swiss dan Swiss itu sendiri. Dengan Swiss berada di tiga merek negara terkuat di dunia, produk dengan label Made in Switzerland telah menjadi lambang kualitas atas tradisi, eksklusivitas, kemewahan, dan keandalan sebuah produk. Produk bikinan dan berasal dari Swiss bukan main-main lagi. Paten. Kita bisa melihat semua ini baik dari produk bikinan industri rumah tangga maupun bikinan pabrikan dengan skala yang lebih besar.
Cosmovici melanjutkan, untuk melindungi dan mempromosikan label Swiss, Swiss sangat memperhatikan indikator sumber karena mengacu pada asal geografis produk yang mencerminkan karakteristik dan atau kualitas produk yang diberikan melalui asosiasi dengan asal.
Untuk memastikan penguatan penunjukan produk Made in Switzerland dan stempel kualitas Swiss, pembaruan legislatif merek dagang Swiss disetujui oleh Dewan Federal pada September 2015. Mereka merevisi dan mengubah Undang-Undang Federal tentang Perlindungan Merek Dagang dan Indikasi Sumber (TmPA ) serta Undang-Undang Federal tentang Perlindungan Lambang Swiss dan Tanda Publik lainnya. Aturan ini mulai berlaku pada 1 Januari 2017.
Untuk melindungi dan mempromosikan label Swiss, Swiss sangat memperhatikan indikator sumber karena mengacu pada asal geografis produk yang mencerminkan karakteristik dan atau kualitas produk yang diberikan melalui asosiasi dengan asal.
Istilah âswissnessâ mengacu pada penunjukan Swiss sebagai indikasi sumber, terlepas dari apakah itu digunakan sendiri atau bersama dengan istilah lain, baik itu âBuatan Swissâ, âBikinan Swissâ, âKualitas Swissâ, atau âResep Swissâ, atau di samping tanda figuratif seperti salib Swiss, Matterhorn, Helvetia, atau Wilhelm Tell. Sebagai contoh klaim made in Switzerland untuk produk makanan mengharuskan kandungan bahan makanan mentah lainnya dengan ambang batas minimal 80 persen. Kurang dari angka itu tidak boleh menyebut sebagai buatan Swiss.
Mengapa Swiss berani mengeluarkan aturan seketat itu? Penelitian menunjukkan, pelabelan semua yang berkait dengan Swiss telah memberi nilai tambah pada produk atau layanan yang dijual ke pasar. Produk tertentu yang diberi label Made in Switzerland bisa dijual dengan harga 20 persen lebih tinggi daripada barang serupa dari negara lain. Kenaikan harga jual lebih tinggi lagi hingga 50 persen untuk barang mewah dengan label yang sama.
Swiss memang benar-benar menjadi jaminan kualitas sehingga mereka menjaga nama dan identitas mereka dengan ketat pula. Identitas yang disertai dengan komitmen menjaga mutu memang mahal harganya.