Wacana Bunga Kredit Mikro Nol Persen Perlu Kejelasan Lebih Lanjut
Wacana pemberian bunga nol persen untuk kredit mikro perlu penjelasan lebih lanjut bagaimana skema itu bisa dijalankan.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·2 menit baca
TOTOK WIJAYANTO
Pedagang kuliner di Pasar Mayestik, Jakarta Selatan, mendengarkan penjelasan tenaga pemasar mikro Bank Mandiri tentang aplikasi kredit mikro daring milik Bank Mandiri, Senin (29/6/2020).
JAKARTA, KOMPAS — Wacana Menteri Badan Usaha Milik Negara menerapkan besaran bunga kredit mikro nol persen perlu kejelasan lebih lanjut. Perlu ada penjelasan bagaimana skema bunga nol persen itu dijalankan.
Dihubungi Selasa (28/2/2023), Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Yulius mengatakan, pada prinsipnya, pihaknya mengapresiasi terobosan yang ingin diciptakan Menteri BUMN. Pemberian bunga nol persen untuk kredit mikro diharapkan bisa mendorong UMKM untuk maju.
Namun, Yulius mengungkapkan, sampai saat ini belum ada koordinasi atau pembicaraan dari Kementerian BUMN dengan pihaknya. ”Ide untuk mendorong UMKM ini baik sekali. Kami masih menanti kejelasan rencananya akan seperti apa,” ujarnya.
Ia menambahkan, ide memberikan bunga nol persen untuk kredit mikro punya dua sisi positif dan negatif. Sisi positifnya bisa meringankan UMKM untuk memperoleh pendanaan secara lebih terjangkau. Namun, di sisi lain, hal ini juga membuat UMKM terlalu dimanjakan.
Sejauh ini upaya menurunkan besaran bunga kredit dilakukan dengan subsidi menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam bentuk skema Kredit Usaha Rakyat (KUR). Mengutip Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 1 Tahun 2023 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian No 1/2022 tentang Pedoman Pelaksanaan KUR, besaran bunga KUR supermikro sebesar 3 persen dan KUR mikro 6-9 persen.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Kesibukan sebuah UMKM pembuatan tahu di kawasan Parung Serab, Tangerang, Banten, Minggu (1/11/2020).
Dalam Rapat Koordinasi Komite Kebijakan Pembiayaan bagi UMKM pada 22 Juli 2022, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah menetapkan target KUR 2023 sebesar Rp 460 triliun dan Rp 585 triliun pada 2024. Adapun total penyaluran KUR pada 2022 mencapai Rp 373 triliun.
Perbankan
Selain itu, kata Yulius, pemberian bunga kredit mikro nol persen itu juga sebetulnya tidak terlalu sehat untuk perbankan. Sebab, perbankan sejatinya adalah lembaga yang berorientasi mencari keuntungan untuk bisa menghidupi operasionalnya.
Hal senada juga dikemukakan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan Dian Ediana Rae. Dian mengatakan, pihaknya masih mengkaji wacana pemberian bunga nol persen untuk kredit mikro.
”Mengenai kredit nol persen, kami perlu berbicara terlebih dahulu dengan Menteri BUMN. Saya belum bisa memahami konsep jelasnya,” ujar Dian.
Ia menambahkan, dana yang dimiliki perbankan sejatinya adalah dana simpanan yang dihimpun dari masyarakat. Bank perlu memberikan bunga simpanan ke nasabahnya. Di sisi lain, agar tetap bisa bertahan hidup dan menghasilkan keuntungan, perbankan tetap perlu memberikan bunga kredit.
Salah satu cara yang bisa dilakukan pemerintah adalah memberikan subsidi bunga kepada perbankan. Saat ini subsidi bunga bank memang sudah diberikan pemerintah melalui skema KUR.
Sementara itu, kalangan perbankan BUMN yang dihubungi Kompas belum mau memberikan keterangan karena khawatir mendahului Kementerian BUMN.
Sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir mewacanakan untuk memberikan bunga nol untuk kredit mikro. Ini sejalan dengan perintah presiden yang meminta porsi penyaluran kredit UMKM perbankan bisa mencapai 30 persen pada 2024. Namun, saat ini porsi penyaluran kredit UMKM masih di bawah target tersebut.
Mengutip data Analisis Uang Beredar yang dirilis BI, total penyaluran kredit perbankan pada sektor UMKM pada Desember 2022 mencapai Rp 1.263,8 triliun atau setara dengan 19,85 persen dari total kredit perbankan yang sebesar Rp 6.387,0 triliun.