”Right Issue” Perkuat Modal dan Kurangi Beban Utang BUMN
Beban utang BUMN terhadap modal turun dari 38 persen menjadi 34 persen. Hal ini membuat rata-rata BUMN kini memiliki postur keuangan 60 persen berasal dari modal dan sisanya dari utang.
Oleh
Hendriyo Widi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Upaya menambah modal melalui right issue atau hak memesan efek terlebih dahulu oleh sejumlah perusahaan negara terserap maksimal. Aksi korporasi itu tidak hanya memperkuat modal bisnis, tetapi juga mengurangi beban utang badan usaha milik negara atau BUMN.
Hal itu terlihat dari hasil transaksi right issue dua BUMN. Kedua perusahaan pelat merah itu adalah PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI berkode saham BRIS dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk atau SIG berkode saham SMGR.
Pada 26 Desember 2022, transaksi right issue BSI mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 1,4 kali. Dua hari setelahnya, penawaran saham dalam transkasi right issue SIG terserap 96,9 persen dari total transaksi.
Menteri BUMN Eric Thohir, Kamis (29/12/2022), mengatakan, right issue tersebut bertujuan menjaga permodalan BUMN agar tidak bergantung terlalu besar pada utang. Aksi korporasi ini penting karena menyehatkan perusahaan sekaligus mendorong potensi perluasan bisnis BUMN ke depan.
Secara umum, beban utang BUMN terhadap modal turun dari 38 persen menjadi 34 persen. Hal ini membuat rata-rata BUMN kini memiliki postur keuangan 60 persen berasal dari modal dan sisanya dari utang.
”Padahal, biasanya keuangan kebanyakan perusahaan lain dikelola dengan komposisi 70 persen utang dan 30 persen modal,” kata Erick melalui siaran pers di Jakarta.
Beban utang BUMN terhadap modal turun dari 38 persen menjadi 34 persen. Hal ini membuat rata-rata BUMN kini memiliki postur keuangan 60 persen berasal dari modal dan sisanya dari utang.
Kementerian BUMN mencatat, profitabilitas BUMN sepanjang Januari-September 2022 sebesar Rp 155 triliun. Capaian sembilan bulan kinerja BUMN itu sudah di atas keuntungan pada 2021 yang sebesar 124,7 triliun.
Di tengah imbas pandemi Covid-19, dividen BUMN juga naik Rp 68 triliun menjadi Rp 1.198 triliun. Tiga tahun sebelumnya, dividen tersebut sebesar Rp 1.130 triliun.
Erick menegaskan, Kementerian BUMN tidak sembarangan memberikan lampu hijau bagi BUMN yang ingin melakukan right issue. Penambahan modal ditujukan bagi BUMN yang memiliki prospek dan potensi baik ke depan.
”Jangan hanya menambah-nambah modal, tetapi industrinya justru mengalami kemunduruan. Penguatan modal diperlukan karena memang ada investasi baru yang menjanjikan dan tidak hanya membuat proyek,” ujarnya.
Jangan hanya menambah-nambah modal, tetapi industrinya justru mengalami kemunduruan. Penguatan modal diperlukan karena memang ada investasi baru yang menjanjikan dan tidak hanya membuat proyek.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menuturkan, kelebihan permintaan saham dalam right issue BSI menunjukkan kepercayaan investor terhadap kinerja perseroan semakin kuat. Investor tersebut berasal dari perusahaan domestik, asing, dan publik.
Melalui right issue itu, BSI dapat memperkuat struktur permodalan dengan rasio kecukupan modal (CAR) sekitar 20 persen sehingga setingkat dengan rata-rata industri perbankan. ”Penambahan modal itu juga dapat menopang pertumbuhan pembiayaan dan layanan keuangan syariah yang semakin tumbuh pesat,” ujarnya.
Dalam right issue itu, jumlah saham yang diterbitkan sebanyak-banyaknya 4.999.952.795 saham baru Seri B atau sebesar 10,84 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan. Harganya Rp 1.000 per lembar saham sehingga jumlah dana yang akan diterima BSI sebesar Rp 5 triliun.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk selaku pemilik 50,83 persen saham BSI memesan seluruh saham. Adapun PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI yang memiliki 24,85 persen saham BRIS baru memesan sebagian saham.
Sementara itu, Corporate Secretary SIG Vita Mahreyni menyatakan, partisipasi publik dalam right issue SIG sangat besar. Hingga periode terakhir transaksi, penyerapan saham porsi publik mencapai 93,68 persen.
”Banyaknya investor publik ini menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap SIG sangat tinggi. Kesuksesan right issue ini memotivasi kami untuk terus tumbuh di tengah semakin kompetitifnya industri semen,” kata Vita.