Belanja Iklan ke Televisi dan Platform Digital Dominan
Pemasang iklan relatif dominan ke televisi terestrial dan internet. Kedua jenis media ini dinilai memiliki daya jangkau pemirsa yang luas.
Oleh
MEDIANA
·3 menit baca
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Beragam tayangan acara televisi di sebuah kantor swasta di Jakarta, Minggu (19/6).
JAKARTA, KOMPAS — Kebiasaan masyarakat menonton siaran televisi linear mengalami tren penurunan, sedangkan mengakses internet meningkat. Kedua media ini saling melengkapi dari segi profil pemirsa, karena televisi linear relatif lebih banyak menjangkau usia dewasa, sementara internet menjangkau usia muda. Fenomena ini bisa memengaruhi alokasi belanja iklan.
Televisi linear mencakup siaran televisi terestrial dan non-terestrial/televisi kabel.
Direktur Eksekutif Nielsen Indonesia Hellen Katherina menyampaikan, berdasarkan survei terhadap 17.000 orang berusia 10 tahun ke atas di 11 kota, pada triwulan III-2019 sebanyak 93,7 persen responden menjawab iya ketika ditanya apakah masih menonton siaran televisi terestrial kemarin. Pada periode yang sama, sebanyak 55,1 persen responden menjawab iya ketika ditanya apakah mengakses internet kemarin.
Survei yang sama kemudian dilakukan pada triwulan III-2022. Hasilnya menunjukkan, persentase responden yang masih menonton siaran televisi terestrial berkurang menjadi 81,1 persen dan persentase responden mengakses internet bertambah menjadi 76,7 persen.
Berdasarkan laporan Nielsen Consumer Media & View Q3-2022, di Indonesia, pengguna siaran televisi terestrial didominasi oleh usia 50 tahun atau lebih (23 persen), lalu diikuti usia 30–39 tahun (21 persen), usia 20–29 tahun (20 persen), 10–19 tahun (19 persen), dan terakhir 40–49 tahun (18 persen).
Sementara pengguna internet meliputi usia 20–29 tahun (26 persen), diikuti 30–39 tahun (23 persen), 10–19 tahun (22 persen), 40–49 tahun (17 persen), dan terakhir adalah usia 50+ (12 persen).
MEDIANA
Direktur Eksekutif Nielsen Indonesia Hellen Katharina
”Apakah audiens usia tua tidak memiliki daya nilai? Tidak, sebab kelompok usia itu biasanya merupakan pengambil keputusan. Produk- produk premium tentunya butuh dipasarkan dan diiklankan ke audiens kelompok usia itu,” ujar Hellen di sela-sela peluncuran Nielsen Streaming Content Ratings di Jakarta, Kamis (8/12/2022).
Alasan lain mengapa keberadaan televisi dan internet, terutama aplikasi video beraliran langsung (streaming), perlu dilihat sebagai media yang saling melengkapi karena durasi waktu menonton. Durasi waktu menonton siaran televisi masih jauh lebih tinggi, yaitu mencapai 4.799 menit per bulan. Sementara rata-rata menonton konten di aplikasi video streaming mencapai 568 menit per bulan.
Ketua Umum Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I) Janoe Arijanto, saat dihubungi secara terpisah, mengatakan, rata-rata agensi iklan meyakini pertumbuhan belanja pemasangan iklan di media pada tahun depan akan kembali dominan ke televisi terestrial dan platform digital.
Meski ada migrasi siaran televisi analog ke digital terestrial atau analog switch off, belanja pemasangan iklan ke media televisi terestrial diperkirakan tetap akan tumbuh. Sebab, warga cepat beradaptasi dengan siaran televisi digital terestrial.
Belanja pemasangan iklan di platform digital diyakini terus mengalami kenaikan seperti tahun-tahun sebelumnya. Ini disebabkan bertambahnya jenis platform digital serta jumlah pengakses sejak dua tahun terakhir.
”Sebesar 70-75 persen belanja iklan diperkirakan akan disalurkan ke televisi. Sisanya ke bentuk media lain. Hanya saja, mungkin porsi ke platform digital akan lebih dominan,” ujar Janoe.
Dilihat dari sisi pemasang iklan, produk- produk sehari-hari atau fast moving consumer good diperkirakan tetap mendominasi iklan yang akan terpasang. Iklan layanan perdagangan secara elektronik atau e-dagang dari perusahaan teknologi akan tetap muncul, baik di televisi terestrial maupun platform digital.
Kebanyakan agensi iklan menargetkan pertumbuhan pendapatan pada tahun 2023 meskipun mereka mengetahui ada isu penurunan pertumbuhan ekonomi. Mereka menargetkan bisa meraup pertumbuhan pendapatan 8–12 persen pada 2023. Meredanya pandemi Covid-19 menjadi salah satu harapan.