Sebagai salah satu pemegang saham, pemerintah melaksanakan haknya dengan ”menyuntikkan” Rp 1,97 triliun lewat penyertaan modal negara ke Adhi Karya. Tambahan modal akan dipakai untuk membangun proyek strategis nasional.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Emiten BUMN karya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, menerbitkan saham perdana dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau right issue, Senin (31/10/2022). Sebagai salah satu pemegang saham, pemerintah melaksanakan haknya dengan menyuntikkan dana sebesar Rp 1,97 triliun melalui penyertaan modal negara atau PMN. Dana tersebut sudah diterima Adhi Karya.
Modal yang didapatkan akan digunakan untuk membangun Proyek Strategis Nasional (PSN). ”PSN yang akan dikerjakan oleh Adhi Karya, antara lain, adalah Jalan Tol Solo-Yogyakarta-YIA (Yogyakarta International Airport)-Kulon Progo, proyek Jalan Tol Yogyakarta-Bawen, dan sistem penyediaan proyek air minum (SPAM) Karian-Serpong Timur,” kata Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Farid Budiyanto, dalam keterbukaan infomasi kepada Bursa Efek Indonesia, Senin (31/10/2022).
Selain pemerintah, Adhi Karya berharap pemegang saham lain, termasuk publik, juga turut melaksanakan haknya. Penghitungannya, jika pemegang saham publik juga melaksanakan haknya, akan ada total dana segar sebanyak Rp 3,8 triliun.
Proyek lain yang akan memanfaatkan dana tersebut, antara lain, adalah preservasi Jalan Lintas Timur Sumatera, Jalan Tol JORR (Lingkar Luar Jakarta) Layang Cikunir-Ulujami, dan pengembangan pengolahan limbah terpadu di Kawasan Industri Medan.
Tim riset Samuel Sekuritas mencermati, Adhi Karya dapat mencapai target pertumbuhan kontrak baru pada tahun ini sebesar 20-25 persen. ”Mengingat pencapaian kontrak baru 2021 sebesar Rp 15,2 triliun. Kami juga akan terus memantau perkembangan right issue yang akan memperkuat permodalam Adhi untuk proyek-proyek ke depannya,” demikian riset tersebut.
Kinerja Waskita
Sementara itu, BUMN Karya lainnya, yakni PT Waskita Karya (Persero) Tbk, akhirnya mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebanyak 766 persen. Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono menyebutkan, pada triwulan III-2022 ini, Waskita mendapatkan laba bersih sebesar Rp 578 miliar. Pada periode yang sama tahun lalu, laba bersih Waskita hanya Rp 66,7 miliar.
”Pencapaian laba bersih tersebut didukung oleh pendapatan konstruksi, fabrikasi, properti, dan strategic partnership tiga ruas jalan tol pada triwulan III,” jelas Destiawan dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia.
Dia menambahkan, pencapaian tersebut juga merupakan hasil dari strategi penyehatan keuangan dengan 8 stream. Strategi ini dilakukan sejak tahun lalu dan membuahkan hasil.
Pendapatan usaha Waskita Karya pada triwulan III-2022 ini tercatat sebesar Rp 10,3 triliun atau tumbuh 44,61 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021. Destiawan menambahkan, Waskita akan fokus pada pekerjaan di Ibu Kota Negara (IKN) pada triwulan IV-2022.
Waskita memenangi beberapa proyek pembangunan di IKN. ”Kami menargetkan akselerasi progres proyek existing (yang ada). Namun, tidak hanya mengejar target pendapatan, tetapi juga berkomitmen menjaga kepercayaan yang telah diberikan pemerintah,” kata Destiawan.
Waskita memenangi tender proyek Gedung Sekretariat Presiden dan bangunan pendukung di Kawasan Istana Kepresidenan IKN senilai Rp 1,35 triliun. Seperti Adhi Karya, Waskita juga akan mendapatkan PMN sebesar Rp 3 triliun pada akhir tahun ini.