Kalla: Pelihara Optimisme di Tengah Guncangan Global
Pendiri dan Penasihat Grup Kalla, Muhammad Jusuf Kalla, menilai, optimisme perlu terus dipelihara untuk menghadapi guncangan ekonomi. Indonesia memiliki modal yang cukup untuk menghadapinya.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·4 menit baca
FAKHRI FADLURROHMAN
Mantan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla (tengah) berdiri dengan para karyawan Kalla Group di acara Galla Dinner HUT ke-70 tahun Kalla Group di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Jumat (28/10/2022) malam.
JAKARTA, KOMPAS — Guncangan ekonomi akibat dampak krisis energi dan pangan diprediksi masih melanda dunia pada 2023. Namun, optimisme perlu terus dipelihara mengingat Indonesia memiliki alam yang kaya dan sumber daya yang menunjang daya tahan. Semangat serupa telah dibuktikan Kalla Group yang tahun ini genap berusia 70 tahun.
Pendiri dan Penasihat Grup Kalla, Muhammad Jusuf Kalla, dalam Gala Dinner 70 Tahun Kalla di Jakarta, Jumat (28/10/2022) malam, mengatakan, masyarakat jangan diberi ancaman dan ketakutan dalam menatap tahun-tahun ke depan. Sebaliknya, optimisme perlu terus dipelihara dan dibangun.
”Masyarakat jangan dikasih takut. Ini negeri yang luas dan lengkap (dengan sumber dayanya). Bahwa ada masalah, iya, tetapi kita hadapi. Di mana krisis pangan dan energi di Indonesia? Tidak ada, karena kita berbeda (dengan negara barat), jadi mari optimistis,” ujar Jusuf Kalla, yang akrab disapa JK.
JK, yang juga Wakil Presiden RI 2004-2009 dan 2014-2019, menambahkan, Indonesia kaya akan sumber daya. Semangat percaya diri akan kemampuan sendiri itu juga yang dibawanya dalam membesarkan Grup Kalla, yang bergerak di banyak sektor. ”Otot, otak, dan kantong sendiri (nasional, bukan asing). Itu prinsip yang selalu saya sampaikan,” ujarnya.
Kalla didirikan 70 tahun lalu oleh Hadji Kalla, yang memimpin usaha pada 1952-1967. Tongkat kepemimpinan lalu ke JK. Di masa inilah Kalla berkembang pesat sebagai perusahaan, terutama sebagai salah satu dealer pertama Toyota di Indonesia, bersama Astra dan tiga dealer utama lainnya.
FAKHRI FADLURROHMAN
Mantan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla memberikan sambutan di acara Galla Dinner HUT ke-70 tahun Kalla Group di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Jumat (28/10/2022). Kalla Group memberikan penghargaan bertajuk Kalla Award kepada pihak-pihak yang berkontribusi di bidang pendidikan, kemanusiaan, lingkungan, dan kewirausahaan dalam acara Gala Dinner ke-70 tahun Kalla.
Adapun pada 1978 atau 44 tahun lalu, lahir PT Bukaka Teknik Utama yang didirikan Achmad Kalla (adik JK) bersama beberapa lulusan Institut Teknologi Bandung lainnya. Bukaka memproduksi pompa angguk, jembatan baja, transmisi listrik, dan garbarata. Adapun garbarata produksi Bukaka sudah digunakan di seluruh ASEAN serta sejumlah negara seperti India, Hong Kong, dan Chile.
Pada 2003, Kalla mulai fokus pada energi, yakni pembangkit listrik tenaga air (PLTA). ”Zaman Pak Jusuf Kalla ialah masa perusahaan berkembang. Semangat yang dibawa ialah untuk kesejahteraan rakyat dan bangsa. Membangun bangsa dimulai dari timur,” kata President Director Kalla, Solihin Jusuf Kalla.
Solihin, generasi kempat kepemimpinan Kalla, mengemukakan, memasuki usia ke-70 tahun, pihaknya meyakini dunia usaha harus siap bertransformasi bisnis dan budaya. ”Kami berfikir keras untuk beralih ke bisnis teknologi yang bisa bertahan 100 tahun ke depan. Kami memilih untuk mengembangkan PLTA dan memulai bisnis di bidang energi,” ujarnya.
Solihin sendiri ialah President Director keempat KALLA, sejak 2018, setelah Hadji Kalla (1952-1967), HM Jusuf Kalla (1967-1999), Fatimah Kalla (1999-2018). Perusahaan itu menjangkau sejumlah sektor usaha mulai dari bidang perdagangan, transportasi, infrastruktur, properti, manufaktur, energi, hingga pendidikan.
Hadir acara tersebut antara lain Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri BUMN Erick Thohir, mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, serta sejumlah gubernur dan tokoh nasional.
Transisi energi
Solihin mengatakan, pihaknya berkomitmen dalam pemenuhan target emisi nol bersih (net zero emission/NZE) pada 2060. Lewat PT Poso Energy dan PT Malea Energy, kontribusi diberikan dalam percepatan transisi energi.
”(Itu) agar terwujud kemandirian energi, ketahanan energi, pengembangan berkelanjutan, ketahanan iklim, dan kondisi rendah karbon untuk Bumi yang lebih baik,” ujar Solihin.
FAKHRI FADLURROHMAN
Para peraih Kalla Award berdiri di atas panggung dalam acara Galla Dinner HUT ke-70 tahun Kalla Group di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Jumat (28/10/2022). Kalla Group memberikan penghargaan bertajuk ”Kalla Award” kepada pihak-pihak yang berkontribusi di bidang pendidikan, kemanusiaan, lingkungan, dan kewirausahaan dalam acara Gala Dinner ke-70 tahun Kalla.
Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pembangkit listrik berbahan bakar batubara masih mendominasi dari total kapasitas nasional, yaitu sekitar 50 persen. Sementara pembangkit listrik berbahan bakar gas sekitar 28 persen.
Sementara itu, bauran energi terbarukan pada energi primer tahun 2021 baru 11,7 persen. Padahal, ada target ambisius yang hendak dicapai Indonesia, yakni 23 bauran energi terbarukan pada energi primer pada 2025.
Kalla, melalui PT Poso Energy, membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Poso di Sulawesi Tengah, dan telah menghasilkan listrik sejak tahun 2012. Saat ini, PLTA Poso menjadi pembangkit energi baru terbarukan terbesar di Indonesia Timur dengan total kapasitas 515 megawatt (MW).
PLTA Poso, yang memanfaatkan aliran air Danau Poso, terhubung ke Sulawesi Selatan dengan saluran transmisi 275 kilovolt (kV) dan ke Kota Palu, Sulteng, dengan saluran transmisi 150 kV. PLTA tersebut telah menyumbang sekitar 10,69 persen dari total bauran energi terbarukan ke sistem kelistrikan Sulsel.
Sementara itu, PT Malea Energy mengembangkan PLTA Malea di Tana Toraja, Sulsel, yang beroperasi sejak tahun 2021. PLTA tersebut berkapasitas 90 MW. Solihin menuturkan, pengoperasian PLTA Poso dan PLTA Malea telah meningkatkan bauran energi terbarukan di Pulau Sulawesi hingga 38,8 persen.
Adapun sejumlah proyek PLTA yang tengah dikembangkan KALLA ialah PLTA Poso 3 dan Poso 4 (Sulteng), PLTA Tumbuan Mamuju Atas, PLTA Tumbuan Mamuju Bawah (Sulawesi Barat), serta PLTA Kerinci Merangin. Total kapasitas 1.230 MW.