Presiden Jokowi Putuskan Stop Impor Aspal Dua Tahun Lagi
Presiden Jokowi memutuskan dua tahun lagi tidak ada impor aspal. Selama ini impor aspal mencapai sekitar 5 juta ton per tahun. Padahal, ada potensi aspal sangat besar di Buton, yakni mencapai 662 juta ton.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·4 menit baca
BUTON, KOMPAS — Potensi aspal di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, sangat besar, tetapi tidak diimbangi dengan berjalannya kegiatan produksi. Terkait hal tersebut, Presiden Joko Widodo menegaskan akan menyetop impor aspal dalam dua tahun mendatang. Buton pun didorong untuk kembali menjadi wilayah industri penghasil aspal.
”Ini ada potensi besar di Sulawesi Tenggara, yaitu aspal, tambang aspal di Kabupaten Buton. (Hal) yang (menjadi) problem adalah kita ini malah impor sampai lebih kurang 5 juta ton per tahun. (Sementara itu) di sini produksi malah tidak jalankan, impor terus,” kata Presiden Joko Widodo seusai meninjau pabrik aspal di PT Wika Bitumen, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, Selasa (27/9/2022).
Presiden pun menginstruksikan jajarannya membangkitkan kembali dan menciptakan hilirisasi industri aspal agar mendapatkan nilai tambah. ”Kemarin saya bicara dengan menteri, hari ini kita lihat lapangan, dan lewat kajian, dan kita harapkan ada industrial down streaming di sini, ada hilirisasi di sini. Pabrik-pabrik dan industri semuanya berjalan, tidak hanya mengambil raw material-nya sehingga tidak ada nilai tambah, enggak, stop,” kata Presiden Jokowi.
Kepala Negara pun menyayangkan ketika selama ini Indonesia masih terus mengimpor aspal. ”Sehingga tadi sudah kita putuskan, dua tahun lagi, tidak ada impor aspal,” katanya.
Sejalan hal tersebut, Presiden meminta jajarannya agar pengolahan aspal dikerjakan oleh Kabupaten Buton melalui berbagai skema kerja sama, baik dari badan usaha milik negara (BUMN) maupun pihak swasta. ”Semuanya harus dikerjakan oleh Buton. Silakan, BUMN silakan, swasta silakan, join dengan asing juga silakan. Tetapi, kita ingin ada nilai tambah dari aspal yang ada di Buton,” ujar Presiden.
Presiden menyebut jumlah aspal yang selama ini diimpor hampir mencapai 5 juta ton per tahun. Padahal, sebagai perbandingan, Kabupaten Buton memiliki potensi aspal sangat besar, yakni mencapai 662 juta ton. ”Karena ada potensi 662 juta ton di sini, gede sekali sehingga kalau setahun impor 5 juta (ton), itu kita kira-kira masih 120 tahun yang bisa kita olah aspal yang ada di sini,” katanya.
Ada potensi 662 juta ton di sini, gede sekali sehingga kalau setahun impor 5 juta (ton), itu kita kira-kira masih 120 tahun yang bisa kita olah aspal yang ada di sini.
Presiden berharap agar potensi besar tersebut dapat segera direalisasikan sehingga masyarakat akan mendapatkan manfaat dan Buton dapat hidup kembali sebagai industri penghasil aspal. ”Nilai tambah ada di sini, pajak ada di sini, royalti ada di sini, dividen ada di sini, pajak karyawan semuanya ada di sini sehingga kita harapkan Buton hidup kembali sebagai industri penghasil aspal, bukan tambang, bukan tambang,” kata Presiden.
Dikutip dari rilis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), 29 Oktober 2020, produk aspal Buton atau Asbuton telah dimanfaatkan pada pekerjaan preservasi dan pembangunan jalan di Indonesia. Pada 2020 penggunaan Asbuton dilakukan pada jalan sepanjang 793 kilometer yang tersebar di 25 provinsi di Indonesia dengan volume kebutuhan sekitar 42.000 ton.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pemanfaatan Asbuton untuk pembangunan dan penanganan jalan merupakan bagian dari pelaksanaan kebijakan penggunaan produk dalam negeri. Peningkatan dan pembangunan jalan bertujuan memberikan kelancaran, keselamatan, keamanan, juga kenyamanan perjalanan pengendara. ”Kondisi jalan yang semakin baik akan menunjang perekonomian masyarakat,” kata Menteri Basuki.
Sebagai informasi, dari sisi teknologi, Asbuton tidak sama dengan aspal minyak. Teknologi Asbuton terus dikembangkan oleh Kementerian PUPR, baik dari sisi jaminan kualitas dan teknik penghamparan. Teknologi dimaksud, antara lain, Cold Paving Hot Mix Asbuton (CPHMA), Lapis Penetrasi Macadam Asbuton (LPMA), campuran beraspal dengan Asbuton, Butur Seal, Cape Buton Seal, dan Asbuton campuran aspal emulsi.
Teknologi pemanfaatan Asbuton yang populer digunakan adalah CPHMA yang merupakan produk campuran beraspal siap pakai. Keunggulan CPHMA dibandingkan campuran sejenis, antara lain, konstruksi perkerasan yang lebih merata dan homogen serta kerataan permukaan yang lebih baik.
Pencampuran dilakukan secara pabrikasi, didistribusikan dalam bentuk kemasan, serta selanjutnya dihamparkan dan dipadatkan secara dingin atau pada temperatur udara. Teknologi ini dinilai bermanfaat untuk pembangunan jalan di daerah terpencil dan pulau-pulau kecil yang tidak memiliki akses ke asphalt mixing plant atau alat pencampur aspal.