”Holding” BUMN yang diketuai PT Danareksa (Persero) punya 10 anggota terdiri dari berbagai sektor ekonomi, yakni konstruksi dan konsultan karya, kawasan industri, media dan teknologi, jasa keuangan, dan pengelolaan air.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Badan Usaha Milik Negara atau BUMN meresmikan pembentukan perusahaan induk atau holding BUMN Danareksa di Jakarta, Rabu (20/7/2022). Holding BUMN ini akan fokus pada percepatan transformasi berbagai BUMN lintas sektor ekonomi yang menjadi anak usaha di dalamnya.
Holding BUMN yang dipimpin PT Danareksa (Persero) itu memiliki 10 anggota yang terdiri dari berbagai sektor ekonomi mulai dari konstruksi dan konsultan karya, kawasan industri, media dan teknologi, jasa keuangan, hingga pengelolaan sumber daya air.
Ke-10 anggota holding Danareksa itu adalah PT Nindya Karya, PT Kliring Berjangka Indonesia, PT Kawasan Industri Medan, PT Kawasan Industri Wijayakusuma, PT Kawasan Industri Makassar, PT Kawasan Berikat Nusantara, PT Balai Pustaka, PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA), PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung, dan PT Surabaya Industrial Estate Rungkut.
Pada acara peresmian itu, Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan, pembentukan holding Danareksa untuk mempercepat transformasi dari beberapa BUMN yang belum memiliki kluster. ”Kumpulan BUMN ini juga perlu pendampingan berkelanjutan dan jangan diangggap sebagai anak tiri. Padahal, punya potensi luar biasa,” ujarnya.
Ia mencontohkan kumpulan BUMN di sektor pengembangan kawasan industri yang belum berkembang maksimal. Menurut dia, pengelolaan kawasan industri di Indonesia belum terstandardisasi, misalkan dalam hal pengelolaan limbah ataupun pemakaian energi ramah lingkungan.
Erick menilai hal itu lantaran tidak pernah ada investasi ulang untuk pengembangan kawasan industri karena kurangnya permodalan. Dengan pembentukan holding ini diharapkan bisa mempercepat transformasi dan pengembangan.
Pembentukan holding BUMN Danareksa ini, imbuh Erick, sejalan dengan upayanya merampingkan jumlah kluster BUMN dari semula 27 kluster menjadi 12 kluster. Selain itu, pihaknya juga terus berencana merampingkan jumlah BUMN dari 108 entitas menjadi 41 saja.
”Dari perampingan ini muncul pemikiran bahwa kita memerlukan kekuatan baru. Maka, ini perlu holding baru untuk mengawal transformasi perusahaan-perusahaan ini,” ucap Erick.
Sementara itu, Direktur Utama Danareksa Arisudono Soerono menjelaskan, Danareksa didirikan pada 1976 dengan fokus pengembangan pasar modal. Selama puluhan tahun, pihaknya berpengalaman di bidang penasihat perusahaan, penjaminan emisi, investasi perbankan, dan lain-lain. Dengan pembentukan holding ini, mereka pun menjalankan fokus baru yang berbeda.
”Kini, kami siap menerima penugasan baru sesuai arahan,” kata Ari.
Ia menjelaskan, inisiasi pembentukkan holding sudah tercetus sejak 9 September 2020 sesuai dengan arahan Menteri BUMN untuk membentuk kluster PT Perusahaan Pengelolaan Aset (PPA)-Danareksa. Pada 8 Maret 2021 ada persetujuan dan dukungan Presiden untuk membentuk holding ini. Lalu, pada 24 Januari 2022 muncul Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara kepada Danareksa.
Ari menambahkan, holding Danareksa beranggotakan perusahaan BUMN skala kecil dan menengah dengan rata-rata aset sebesar Rp 3,5 triliun yang ketika dijadikan satu di bawah holding memberikan kekuatan baru.
Besarnya nilai aset dan laba konsolidasi dibandingkan dengan jika BUMN-BUMN anggota holding berdiri sendiri menggambarkan manfaat pembentukan holding ini. Dengan neraca yang lebih kuat, upaya penciptaan nilai tambah melalui inovasi model bisnis, peningkatan kompetensi SDM, dan perbaikan proses dapat dilakukan dengan baik. Ari menegaskan, peningkatan kinerja tersebut juga dipengaruhi dari peningkatan kompetensi SDM yang menjadi perhatian utama dari holding Danareksa.
Dengan tambahan 10 anak usaha itu, portofolio anak perusahaan dan entitas asosiasi Danareksa yang awalnya berjumlah lima perusahaan, kini menjadi 15 perusahaan.
Nilai tambah
Dihubungi terpisah, Associate Director BUMN Research Group Lembaga Manajemen Universitas Indonesia (LMUI) Toto Pranoto mengatakan, pembentukan holding BUMN Danareksa ini unik karena terdiri dari anak-anak usaha dari sektor yang berbeda-beda. Biasanya, lanjut Toto, pembentukan holding itu disesuaikan oleh kesamaaan fokus dan model bisnis, seperti holding induk tambang atau holding pembiayaan ultramikro.
”Dalam teori ekonomi hal ini disebut diversifikasi usaha yang bidangnya tidak terkait secara langsung,” kata Toto.
Menurut Toto, semangat dari pembentukan holding itu bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah. Penciptaan nilai tambah harus tercipta jika holding itu bisa dikatakan berhasil atau berdampak.
”Saat ini ada 10 perusahaan di sana, katakan nilainya 10. Maka, setelah holding terbentuk, nilainya harus lebih dari 10. Kalau sama dengan 10 atau di bawahnya, ya, apa gunanya,” ujar Toto.
Dengan beragam anak usaha yang berada di holding itu, lanjut Toto, manajemen Danareksa perlu membentuk subholding atau kelompok kecil anak-anak usaha yang bidangnya masih terkait, misalkan kelompok pengembang kawasan industri dengan konstruksi. Danareksa juga bisa membuat subholding kelompok jasa keuangan, seperti kliring berjangka dengan PPA.
Setelah itu, Danareksa perlu mencari keterkaitan satu sama lain yang bisa meningkatkan nilai tambah dengan memanfaatkan efisiensi dalam satu holding. Misalkan, PT Kawasan Industri Medan ingin mengembangkan kawasannya dan memerlukan jasa konstruksi, maka bisa menggunakan jasa PT Nindya Karya.