Implementasi layanan 5G untuk segmen perusahaan diyakini mampu menghasilkan potensi pendapatan dua kali lipat lebih besar dibanding ke segmen konsumen ritel.
Oleh
MEDIANA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Implementasi teknologi akses seluler 5G untuk segmen industri, sesuai riset konsultan manajemen internasional AT Kearney, berpotensi mendatangkan pendapatan dua kali lipat lebih besar dibandingkan dengan penerapan ke konsumen ritel. Pemerintah berencana menerbitkan regulasi khusus 5G untuk industri agar potensi manfaat lebih besar bisa diperoleh.
Country Director Qualcomm Indonesia Shannedy Ong mengatakan, berdasarkan riset AT Kearney, monetisasi teknologi akses seluler 5G untuk melayani konsumen ritel di ASEAN berpotensi mendatangkan pendapatan tambahan 6-9 persen bagi operator telekomunikasi seluler pada 2025. Sementara monetisasi kepada konsumen segmen industri diperkirakan mendatangkan tambahan pendapatan 18-21 persen pada 2025.
Di antara negara ASEAN, Indonesia dinilai memiliki potensi pendapatan layanan 5G segmen industri terbesar. Jika Indonesia mampu memaksimalkannya, riset AT Kearney memperkirakan ada potensi pendapatan 620 juta dollar AS-780 juta dollar AS pada 2025. Negara ASEAN lainnya diprediksi tidak mampu meraup potensi sebesar itu. Misalnya, Singapura diprediksi meraih 175 juta dollar AS-220 juta dollar AS, Malaysia 240 juta dollar AS-310 juta dollar AS, dan Vietnam 125 juta dollar AS-155 juta dollar AS.
”Teknologi akses seluler 5G memiliki karakteristik menarik, seperti latensi sangat rendah dan kecepatan internet sangat tinggi. Karakteristik seperti ini cocok untuk mendukung efisiensi produktivitas industri,” ujar Shannedy dalam webinar ”5G Network sebagai Game Changer bagi Kota Industri”, Selasa (7/6/2022), di Jakarta.
Selain sektor industri manufaktur, lanjut Shannedy, teknologi akses seluler 5G juga cocok diterapkan sebagai layanan jaringan tetap telekomunikasi ke sektor industri properti residensial. Sebab, secara global, terdapat 850 juta rumah tangga yang pertama kali mempunyai akses internet. Apabila mereka ini mendapatkan layanan jaringan tetap telekomunikasi 5G, produk domestik bruto global bisa naik 3,3 triliun dollar AS pada 2032.
Vice President Network Architecture and Design PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Marfani Hasan menuturkan, Telkomsel telah bekerja sama dengan beberapa korporasi untuk implementasi 5G. Sebagai contoh, Telkomsel telah menandatangani nota kesepahaman dengan PT Jababeka Infrastruktur guna menjalin kolaborasi strategis membangun jaringan 5G dan mengembangkan aneka produk berbasis 5G. Telkomsel juga bekerja sama dengan PT Freeport Indonesia dan Schneider untuk uji coba produk berbasis teknologi 5G.
”Indonesia belum cukup siap dengan teknologi 5G. Maka, kami rutin sosialisasi ke pelaku industri mengenai karakteristik ataupun keuntungan 5G,” kata Marfani.
Regulasi
Dalam acara yang sama, Direktur Telekomunikasi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Aju Widya Sari menambahkan, pemerataan infrastruktur jaringan memegang peranan penting dalam penggelaran layanan 5G. Pemerintah akan mendukung melalui pembangunan tambahan jaringan Palapa Ring. Dari sisi spektrum frekuensi, pemerintah sedang mengkaji rencana lelang yang dibutuhkan untuk penggelaran 5G.
”Mudah-mudahan migrasi siaran televisi analog ke digital lancar sehingga spektrum frekuensi 700 megahertz bisa dipakai oleh operator telekomunikasi. Lelangnya masih dipersiapkan. Begitu pula dengan lelang frekuensi untuk kategori spektrum frekuensi 3-6 gigahertz,” ucap Aju.