Susun Strategi Pemberantasan PMK, Terapkan Karantina Kandang di Jatim
Strategi pemberantasan penyakit mulut dan kuku yang menyerang populasi hewan ternak di Jawa Timur tengah disusun. Untuk mengendalikan sebaran virus tidak semakin meluas, karantina kandang diterapkan, selain pengobatan.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·5 menit baca
HUMAS PROVINSI JATIM
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa melihat kondisi peternak sapi di Lamongan menyusul mewabahnya penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak, Minggu (8/5/2022)
SURABAYA, KOMPAS — Strategi pemberantasan penyakit mulut dan kuku yang menyerang populasi hewan ternak di Jawa Timur tengah disusun. Untuk mengendalikan sebaran virus agar tidak semakin meluas, karantina kandang mulai diterapkan, selain pengobatan terhadap ternak yang sakit.
Pemerintah Provinsi Jatim melaporkan, sebaran penyakit mulut dan kuku atau PMK pada ternak yang mewabah saat ini semakin meluas. Dasarnya tidak lain munculnya sejumlah laporan dari daerah di luar empat kabupaten di Jatim yang tengah terjangkit PMK. Empat kabupaten itu adalah Gresik, Sidoarjo, Lamongan, dan Mojokerto.
Berdasarkan data Dinas Peternakan Jatim, dalam rentang 28 April hingga 3 Mei 2022 terdapat 1.285 ternak yang terjangkit PMK di empat kabupaten. Kasus pertama dilaporkan terjadi di Kabupaten Gresik pada 28 April 2022 menimpa 402 sapi potong yang tersebar di 5 kecamatan dan 22 desa.
Kasus kedua terjadi pada 1 Mei 2022 di Kabupaten Lamongan dengan jumlah ternak terkonfirmasi PMK sebanyak 140 sapi yang tersebar di 3 kecamatan dan 6 desa. Selain itu, Kabupaten Sidoarjo melaporkan temuan PMK pada 595 sapi potong, sapi perah, dan kerbau yang tersebar di 11 kecamatan dan 14 desa.
Adapun laporan kasus dari Kabupaten Mojokerto diterima pada 3 Mei 2022 dengan jumlah 148 sapi potong yang tersebar di 9 kecamatan dan 19 desa mengalami indikasi terjangkit PMK. Seiring waktu, jumlah kasus PMK pada populasi ternak di Jatim terus bertambah.
Salah satunya, terjadi di Sidoarjo. Sub Koordinator Kesehatan Hewan Fungsional Medik Veteriner Muda Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo Rina Vitriasari mengatakan, sampai dengan 8 Mei 2022, jumlah ternak yang terkonfirmasi terjangkit PMK sebanyak 769 sapi.
”Dari jumlah tersebut, sebanyak 14 sapi dilaporkan mati dan 17 sapi lainnya dipotong paksa untuk dijual dagingnya,” ujar Rina, Selasa (10/5/2022).
Menyusun strategi
Menyikapi terus meningkatnya jumlah kasus PMK pada populasi ternak di Jatim, Kementerian Pertanian menggelar rapat koordinasi bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada Senin (9/5/2022) malam. Rapat yang berlangsung di Gedung Negara Grahadi Surabaya itu untuk menyusun strategi penanganan penyakit mulut dan kuku agar sebarannya tidak semakin meluas.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, meski memiliki tingkat penularan tinggi pada populasi ternak, PMK ini tidak menular ke manusia atau bersifat zoonosis. Untuk itu, dia meminta agar jangan ada kekhawatiran dan kepanikan secara berlebihan di tengah masyarakat.
”Kita harus maksimal melakukan sosialisasi kepada masyarakat bahwa penyakit ini tidak menular pada manusia dan pernyataan ini diperkuat oleh Menkes (Menteri Kesehatan) saat ratas (rapat terbatas) bersama Presiden dan ini menjadi hal yang sangat penting,” ujar Syahrul Yasin Limpo.
Kementerian Pertanian mendukung penuh upaya pemberantasan PMK yang dilakukan oleh Pemprov Jatim dengan menugaskan tim untuk mengecek kondisi lapangan. Selain itu, Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) di Surabaya tengah melakukan penelitian lanjutan untuk memastikan tingkat dan jenis serotype PMK yang teridentifikasi di sejumlah daerah di Jatim tersebut.
”PMK ini masih dalam penelitian lab veteriner kita di Surabaya secara maksimal sehingga kita bisa identifikasi ini pada level berapa, jenisnya seperti apa. Kita harap hari ini atau besok akan keluar hasilnya” kata Yasin.
Dia menambahkan, dengan berpijak pada hasil pemeriksaan laboratorium tersebut, pemerintah akan lebih mudah menentukan vaksin yang tepat untuk memberantas PMK. Meski demikian, Yasin berharap penentuan vaksin dapat memanfaatkan sumber daya yang ada di dalam negeri guna memastikan penanggulangan PMK dapat berjalan lebih efektif dan efisien.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama dengan Kementan akan melakukan sejumlah langkah komprehensif untuk memastikan penyebaran PMK tidak meluas di wilayahnya. Pemprov Jatim telah menerapkan kebijakan isolasi atau karantina bagi hewan yang terjangkit PMK berbasis kandang.
Artinya, apabila terdapat hewan ternak yang terjangkit PMK di suatu kandang, seluruh ternak yang ada di lokasi tersebut harus diisolasi selama 14 hari. Selama masa karantina, ternak yang sakit diobati dan ternak yang sehat terus diobservasi. Selama masa tersebut, tidak boleh ada proses lalu lintas ternak masuk ke dalam kandang dan keluar kandang.
KOMPAS/JUMARTO YULIANUS
Sapi siap potong ditampung di kandang yang ada di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Senin (9/5/2022).
”Isolasinya berbasis kandang. Jadi, yang sudah ada symptomatic gejalanya jangan dibawa keluar kandang, kita koordinasikan dengan Pak Mentan supaya ketersediaan obat-obatan, analgesik, antibiotik, dan vitamin tercukupi,” kata Khofifah.
Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan ini mengatakan, pihaknya telah meminta ikatan alumni FKH (Fakultas Kedokteran Hewan) Universitas Airlangga (Unair) membantu menurunkan tim dalam jumlah yang lebih banyak. Tujuannya tidak lain agar penyuntikan ternak bisa dilakukan secara lebih masif.
Pemprov Jatim juga terus berupaya menggandeng banyak pihak lainnya agar bantuan obat-obatan yang diberikan oleh Kementan dapat tersalurkan secara maksimal. Adapun metode pendekatan penanganan penyakit hewan berkuku genap ini mirip dengan pengendalian Covid-19. Oleh karena itu, perlu strategi karantina berbasis kandang selama 14 hari.
”Penanganannya mirip dengan proses penanganan Covid-19 karena ini penyebarannya lewat airborne (transmisi udara). Jadi, lebih luas lagi, yakni lewat angin. Dalam radius angin tertentu kemungkinan bisa terbawa. Ternak yang di luar jangan masuk dulu dan ternak yang di dalam jangan ke luar sampai benar-benar pengobatan selesai,” tutur Khofifah.
Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama ini juga meminta masyarakat segera melaporkan ke dinas peternakan terdekat apabila menemukan hewan yang sakit agar bisa segera ditindaklanjuti. Masih dalam upaya mencegah sebaran PMK, Khofifah meminta agar pasar hewan di Gresik, Sidoarjo, Lamongan, dan Mojokerto ditutup sementara.
”Yang disampaikan oleh Keswan (Kesehatan Hewan), penularan ini awalnya terjadi di pasar hewan. Kemungkinan penularan ini didapat dari kambing atau domba yang diimpor secara ilegal dari negara yang belum bebas PMK,” ucap Khofifah.