Volume dan Nilai Transaksi QRIS Tumbuh Pesat Setahun Terakhir
Transaksi dan pengadopsi sistem pembayaran dengan metode pindai kode unik atau QRIS tumbuh pesat, terutama ditopang perubahan perilaku konsumen yang menginginkan transaksi yang cepat dan mudah serta tanpa kontak fisik.
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Transaksi pembayaran menggunakan metode pindai kode unik Quick Response Indonesian Standard atau QRIS makin marak dan bertumbuh. Pertumbuhan itu didorong oleh makin luasnya ekosistem pembayaran digital dan ditopang oleh perubahan cara konsumen dalam melakukan transaksi yang menginginkan cara yang praktis, cepat, dan tanpa perlu kontak fisik.
Mengutip data Bank Indonesia (BI), sampai Februari 2022, total nominal transaksi QRIS mencapai Rp 4,5 triliun atau tumbuh empat kali lipat lebih dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 1,1 triliun. Adapun nominal transaksi QRIS pada Februari 2022 itu tumbuh 2,27 persen dibandingkan dengan Januari 2022 yang mencapai Rp 4,4 triliun.
Volume transaksi QRIS pada Februari 2022 mencapai 54,6 juta transaksi atau tumbuh lebih dari tiga kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebanyak 14,9 juta transaksi. Adapun volume transaksi QRIS Februari 2022 bertumbuh 1,48 persen dibandingkan Januari 2022 yang sebanyak 53,8 juta transaksi.
Jumlah pedagang atau kios (merchant) yang menggunakan QRIS sebagai salah satu pilihan metode transaksi kepada konsumen juga terus bertambah. Sampai dengan Februari 2022, jumlah merchant yang menggunakan QRIS mencapai 15,7 juta merchant yang tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah ini tumbuh lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang 6 juta merchant.
Kepala Departemen Sistem Pembayaran Bank Indonesia Filianingsih Hendrata mengatakan, pertumbuhan QRIS luar biasa cepat, baik dari aspek nominal transaksi, volume transaksi, maupun jumlah merchant pengguna.
”Pertumbuhannya sangat pesat. Tahun lalu kami menargetkan jumlah merchant 12 juta di akhir 2021, tetapi sudah terlampaui sejak 1 November 2021. Jumlahnya juga terus bertumbuh,” ujar Filianingsih di Jakarta, Senin (11/4/2022).
Ia menjelaskan, pertumbuhan itu didorong makin meluasnya ekosistem sistem pembayaran digital di masyarakat. Jumlah merchant yang menggunakan QRIS sebagai alternatif transaksi pembayaran kepada konsumen juga turut memperluas dan meningkatkan nominal dan volume transaksi ini.
Selain itu, lanjut Filianingsih, pertumbuhan itu ditopang oleh perubahan cara konsumen dalam transaksi pembayaran. Konsumen kini menyukai cara bertransaksi yang praktis tanpa uang tunai, cepat, dan tanpa kontak fisik untuk mengurangi potensi penyebaran virus Covid-19. Tak hanya itu, kebiasaan berbelanja daring yang diikuti opsi transaksi pembayaran digital juga memperluas kebiasaan baru ini.
”Sekali konsumen mendapatkan pengalamannya, lama-lama kelamaan akhirnya menjadi perilaku konsumen. Nah, jadi itu sudah mulai berubah,” ujar Filianingsih.
Penyedia dan ”merchant”
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI telah melakukan akuisisi merchant QRIS lebih dari 1,6 juta. Total volume transaksi QRIS BNI mencapai Rp 297 miliar per Maret 2022, naik signifikan dari awal optimalisasi penggunaan QRIS di Agustus 2021 yang tercatat Rp 14,9 miliar. Total transaksi QRIS bulanan BNI per Maret 2022 tercatat 1,5 juta, naik dari Agustus 2021 yang tercatat 140.000 transaksi.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, perseroan berupaya memastikan keandalan dan respons dari QRIS dalam menunjang kecepatan dan kenyamanan transaksi nasabah. Pihaknya mendorong transaksi makin kuat di masa pemulihan ekonomi tahun ini. Selain itu, BNI mengakuisisi merchant yang difavoritkan oleh masyarakat sehingga menstimulasi pertumbuhan jumlah penggunaan serta volume transaksi.
Royke optimistis, dengan semakin banyak tempat pembayaran QRIS ini, kinerja transaksi QRIS akan lebih meningkat lagi sehingga mampu membantu pemerintah dalam mewujudkan inklusi keuangan masyarakat.
Penggunaan QRIS dalam eksosistem pembayaran digital e-dagang menjadi salah satu pendorong pertumbuhan QRIS. Hal ini diterapkan salah satu perusahaan pembayaran digital e-dagang ShopeePay.
Head of Strategic Merchant Acquisition ShopeePay Eka Nilam Dari menjelaskan, ShopeePay telah menghadirkan berbagai inisiatif dalam mendorong penggunaan QRIS yang sejalan dengan upaya pemerintah dalam memperluas adopsi QRIS pada merchant. ”Kami berharap upaya ini dapat memperluas pemahaman masyarakat bahwa ShopeePay dapat digunakan untuk bertransaksi di semua kode QRIS di seluruh gerai bisnis di Indonesia dengan mudah, aman, dan menguntungkan,” ujar Eka.
ShopeePay telah menghadirkan fitur Upload QRIS dari Galeri Ponsel yang dapat mempermudah transaksi jarak jauh antara merchant dan pembeli. ShopeePay juga telah menjadi mitra layanan pembayaran digital tepercaya di delapan kereta api kelas Argo dari KAI Services yang terintegrasi dengan QRIS.
”Kami percaya upaya ini juga dapat menghubungkan berbagai usaha dari skala kecil hingga besar ke lebih banyak konsumen sehingga kampanye ini dapat berkontribusi pada pertumbuhan bisnis mereka juga,” ujar Eka.
Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Baso Aci Akang, Dandi Sepsaditri, menjelaskan, sebagai pelaku usaha, pihaknya terus adaptif dengan situasi terkini serta preferensi masyarakat dalam bertransaksi. Berkurangnya aktivitas dan kontak fisik sejak awal pandemi pun masih berlanjut hingga sekarang. ”Dengan layanan pembayaran ShopeePay yang bisa digunakan untuk bertransaksi di semua kode QRIS, kami bisa menyediakan transaksi yang cepat, praktis, dan aman,” tutur Dandi.