Tinggi, Biaya Sewa Kontainer dari Dermaga ke Gudang Penyimpanan di NTT
Kapal tol laut yang mulai masuk NTT pada 2018 belum membawa dampak bagi penurunan harga barang di masyarakat. Hal ini terjadi karena biaya sewa kontainer dari dermaga ke gudang tinggi.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KUPANG, KOMPAS — Biaya kontainer dari pelabuhan menuju gudang penyimpanan barang yang berlaku di Nusa Tenggara Timur dinilai terlalu tinggi, yakni Rp 3 juta-Rp 15 juta per kontainer dengan jarak tempuh 500 meter-15 kilometer. Kondisi ini menyebabkan harga barang di tingkat konsumen tinggi sehingga program tol laut yang mulai beroperasi di NTT tidak berdampak terhadap masyarakat.
Kepala Dinas Perhubungan Nusa Tenggara Timur Isyak Nuka, di Kupang, Sabtu (26/2/2022), mengatakan, program tol laut diluncurkan 2014, tetapi kapal itu mulai singgah di sejumlah dermaga di provinsi ini baru pada 2018. Empat tahun program tol laut masuk NTT, tetapi harga barang di tingkat konsumen tetap tinggi. Hal ini terjadi, antara lain, karena tingginya biaya sewa kontainer atau peti kemas dari dermaga ke gudang penyimpanan.
Sebagai gambaran, biaya angkut peti kemas 20 feet membawa barang 20 ton dengan jarak tempuh 10 km dari Dermaga Tenau, Kupang, ke gudang di Oebobo, Kota Kupang, dihargai Rp 4,5 juta atau dari Tenau ke Oelamasi sejauh 45 km senilai Rp 15 juta per kontainer.
Di Flores Timur, biaya peti kemas dari dermaga Larantuka menuju gudang penyimpanan barang, berjarak 700 meter-2 km dihargai Rp 6 juta per kontainer. ”Biaya sewa kontainer di atas hampir sama dengan biaya sewa kontainer dari Surabaya ke dermaga tujuan di NTT,” kata Nuka.
Tingginya biaya ongkos angkut peti kemas dari dermaga ke gudang atau rumah penyimpanan ini berlaku di sejumlah wilayah NTT, kecuali kabupaten yang tidak menggunakan peti kemas untuk mengangkut barang dari dermaga ke gudang.
Kondisi ini menyebabkan harga barang cenderung naik dari tahun ke tahun. Padahal, kehadiran kapal tol laut bertujuan memangkas disparitas harga yang berlaku di Pulau Jawa dengan daerah lain di Indonesia, seperti NTT.
Biaya sewa kontainer di atas hampir sama dengan biaya sewa kontainer dari Surabaya ke dermaga tujuan di NTT. (Isyak Nuka)
Harga telur ayam, misalnya, sebelum ada kapal tol laut Rp 1.500 per butir, setelah adanya tol laut semestinya harga bisa ditekan menjadi Rp 1.100 per butir. Realitanya malah harga naik sampai Rp 2.500 per butir atau Rp 75.000 per rak. Demikian pula harga kebutuhan pokok lain, seperti minyak goreng, gula pasir, tepung terigu, dan beras, terus bergerak naik dari tahun ke tahun.
”Kapal tol laut ini menguntungkan pengusaha. Mereka memanfaatkan kesempatan ini untuk mencari keuntungan. Ini mesti segera dibenahi sehingga tujuan utama kapal tol laut ini bisa terwujud dan dirasakan dampaknya bagi masyarakat,” ujarnya.
Pihaknya segera menghitung semua komponen dalam proses pengangkutan barang dalam kontainer dari dermaga ke gudang. Misalnya, kapasitas muatan, jenis barang yang diangkut, ukuran kontainer, dan jarak tempuh. Dari sini, Pemprov NTT akan menetapkan tarif kontainer dari dermaga ke gudang sehingga ongkos di lapangan ada patokannya.
Sebelum menetapkan tarif itu, Pemprov NTT akan berdiskusi dengan sejumlah pihak sebelum disahkan menjadi peraturan gubernur. Intinya, biaya peti kemas dari dermaga ke gudang ditetapkan sesuai perhitungan sejumlah komponen di dalamnya. Untuk itu dilibatkan sejumlah pihak.
Diangkut sendiri
Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sabu Raijua Lagabus Pian mengatakan, Sabu Raijua tidak ada masalah terkait peti kemas. Subsidi kapal tol laut hanya dari Surabaya sampai ke dermaga, selanjutnya dari dermaga ke gudang atau tempat penyimpanan diangkut pengusaha sendiri dengan kendaraan truk.
”Kami tidak pakai peti kemas atau kontainer. Begitu kapal tol laut yang membawa kontainer tiba di dermaga, pengusaha bersangkutan langsung mengangkut menuju gudang dengan kendaraan sendiri. Harga barang pun tidak mengalami lonjakan kecuali hari raya, seperti Natal, Tahun Baru, dan Idul Fitri,” kata Pian.
Mengenai ketersediaan bahan bakar minyak (BBM), selama gelombang tinggi, seperti saat ini, ia mengatakan, Sabu Raijua tidak lagi mengalami kesulitan. BBM yang diangkut ke Sabu Raijua bukan lagi jenis premium yang disubsidi sehingga kuotanya dibatasi.
”Masyarakat menggunakan pertalite, kuotanya tidak dibatasi. Pengusaha mendatangkan pertalite untuk kebutuhan 2-3 bulan ke depan sehingga selama cuaca buruk, stok BBM tetap tersedia,” ujarnya.
Sabu Raijua sudah memiliki dua stasiun pengsian bahan bakar untuk umum yang melayani enam kecamatan dengan 170.000 penduduk. Namun, sempat terjadi kelangkaan BBM jenis solar pada Septembe-November 2021 karena saat itu proyek-proyek pemerintah tengah gencar dikerjakan menjelang akhir tahun.
Pengerjaan proyek-proyek itu menggunakan BBM jenis solar yang disubsidi pemerintah. Tetapi, pemkab setempat telah melarang proyek pemerintah menggunakan BBM bersubsidi. BBM bersubsidi, seperti solar, hanya diperuntukkan bagi masyarakat umum dan nelayan.