Manfaatkan Lahan Menganggur, Petani di Surabaya Mulai Panen
Warga Kota Surabaya yang sudah memanfaatkan lahan kosong baik milik pengembang maupun aset pemkot mulai membuahkan hasil. Salah satunya kelompok petani Kedurus, Kecamatan Karangpilang, yang panen padi beras merah.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·4 menit baca
DINAS KOMINFO KOTA SURABAYA
Petani di Kedurus, Kecamatan Karangpilang, Kota Surabaya, Jawa Timur, panen padi jenis beras merah, Jumat (14/1/2022).
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, terus mendorong warga mengembangkan pertanian perkotaan dengan memanfaatkan lahan kosong. Langkah ini sebagai salah satu upaya mendongkrak ekonomi masyarakat terutama dari kelompok berpenghasilan rendah. Untuk itu, pemkot memberi kesempatan warga memanfaatkan aset kota yang masih berupa lahan kosong untuk ditanami.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya Antiek Sugiharti, Jumat (14/1/2022), mengatakan, untuk menggerakkan warga, terutama dari masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), pemkot tidak hanya menyediakan lahan, tetapi juga memberikan bibit dan pupuk. Lahan sempit tidak hanya ditanami, tetapi bisa juga untuk pengembangan budidaya ikan lele dan bandeng.
Warga yang sudah berhasil mengembangkan pertanian perkotaan di lahan sempit dengan memanfaatkan lahan milik pengembang atau aset Pemkot Surabaya, yakni kelompok petani di Kedurus, Kecamatan Krembangan. Kelompok Tani Kedurus Subur, Kecamatan Karangpilang, berhasil memanen beras merah di lahan seluas 1.500 meter persegi, Jumat siang. Panen tersebut menjadi salah satu percontohan hasil pembinaan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya.
HUMAS PEMKOT SURABAYA
Lahan kosong di sekitar salah satu rumah susun di Kota Surabaya dimanfaatkan untuk menanam umbi-umbian oleh Pemerintah Kota Surabaya, Minggu (19/7/2020). Memanfaatkan lahan kosong sedang digalakkan agar warga juga mulai bercocok tanam di lahan sempit di sekitarnya.
Camat Karangpilang Febriadhitya Prajatara mengatakan, penanaman padi jenis beras merah merupakan salah satu program yang digagas Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Intinya wali kota menginginkan agar ekonomi warga dapat lebih meningkat, salah satunya melalui pertanian. Khusus petani di Kedurus, pemkot memberikan bantuan bibit padi beras merah.
Panen padi beras merah di wilayah Kedurus ini dijadikan salah satu percontohan di bidang pertanian. Bahkan sebelum menanam di lahan pertanian, para petani Kedurus telah berinovasi mencoba menanam beras merah dalam bak kosong dan berhasil.
KOMPAS/DINAS KOMINFO KOTA SURABAYA
Petani Kedurus di Kecamatan Karangpilang, Kota Surabaya, Jumat (14/1/2022), panen padi jenis beras merah di atas areal seluas 1.500 meter persegi.
Ke depan, Pemkot Surabaya berkomitmen terus membantu petani dalam hal pembinaan, penyuluhan, dan pemberian bibit. Bahkan, dia berharap, wilayah Kedurus tak hanya dimanfaatkan sebagai ekosistem pertanian, tetapi juga edukasi dan wisata.
”Nanti akan ditingkatkan menjadi suatu tempat wisata dan edukasi. Harapan kami bisa lebih menyejahterakan warga Surabaya, terutama di Kecamatan Karangpilang,” tuturnya.
Tak hanya itu, Febri juga menyatakan bakal terus berkoordinasi dengan DKPP Surabaya dalam hal memberikan pelatihan-pelatihan kepada para petani, seperti manajemen pemasaran untuk hasil pertanian.
”Tentunya ketika teman-teman pemkot sudah bisa memetakan di mana harus dipasarkan, nantinya DKPP akan mencoba menularkan kembali agar diperluas,” ujarnya.
KOMPAS/IQBAL BASYARI
Warga Kedung Asem Indah, Kecamatan Rungkut, Surabaya, Jawa Timur, memanen buah naga hasil pertanian perkotaan, Rabu (3/7/2019). Keterbatasan lahan tidak menyurutkan semangat warga Surabaya memanfaatkan lahan sempit di sekitar rumah untuk menanam sayur, buah, dan berbagai tanaman obat.
Sementara untuk pemanfaatan lahan di RW 005 Kelurahan Kedurus sendiri, kata Febri, merupakan bentuk gotong royong bersama. Lahan tersebut milik swasta yang diperbolehkan dikelola warga sekitar sebagai ekosistem pertanian.
”Jadi, warga berupaya memanfaatkan lahan ini. Salah satunya untuk pertanian, ada peternakan juga. Nah, di sinilah peran swasta, pemerintah, dan warga untuk bergotong royong meningkatkan ekonomi dan membangun suatu wilayah,” katanya.
Di lokasi yang sama, penyuluh pertanian di Kecamatan Karangpilang DKPP Surabaya, Yusuf Indra Suryono, mengungkapkan, pihaknya sudah lama memberikan pembinaan dan penyuluhan kepada Kelompok Tani Kedurus Subur. Bahkan, pembinaan tak hanya dilakukan kepada petani di bidang tanaman pangan, tetapi juga hortikultura.
”Di wilayah Kedurus ini kami membina dua kelompok tani. Pertama, Kedurus Subur untuk menangani masalah tanaman pangan dan Urban Farmer untuk menangani tanaman hortikultura, budidaya maggot, dan ikan,” kata Yusuf.
Menurut Yusuf, lahan di wilayah Kedurus dinilai cocok untuk dijadikan ekosistem pertanian beras merah. Sebagai langkah awal, lahan seluas 1.500 meter persegi tersebut dijadikan percontohan sebelum nantinya dikembangkan lebih luas.
”Jadi di Kedurus ini lahannya cocok sehingga kami tawarkan kepada ketua kelompok tani untuk ditanam lahan demplot (percontohan). Sementara ini kita beri percontohan dengan bibit sebanyak 15 kilogram,” katanya.
Dari hasil menanam bibit 15 kilogram beras merah tersebut, Yusuf menyebut, Kelompok Tani Kedurus Subur telah sukses memanen gabah sekitar 1,2 ton. Melihat hasil itu, para petani di wilayah ini secara bertahap akan diajak mulai menanam beras merah.
”Karena kebanyakan petani di sini pakai varietas daerah (beras putih). Nanti perlahan menanam padi beras merah sekaligus ini menjadi program kami. Nah, kalau memang dari kelompok tani mau, kita juga akan menanam padi beras hitam,” katanya.
KOMPAS/DINAS KOMINFO KOTA SURABAYA
Petani Kedurus di Kecamatan Karangpilang, Kota Surabaya, Jumat (14/1/2022), panen padi jenis beras merah di atas areal seluas 1.500 meter persegi dengan hasil panen 1,2 ton gabah.
Ketua Kelompok Tani Kedurus Subur, Miskan, menjelaskan, sebetulnya lahan tanam yang sesuai untuk beras merah sekitar 2.500 meter persegi. Namun, karena sebagai percontohan di awal, maka penanaman dilakukan di lahan 1.500 meter persegi.
”Berhubung kami masih ragu dengan kondisi lahan yang agak becek, akhirnya kami coba dulu di lahan 1.500 meter persegi dengan benih 15 kilogram. Kalau hasil panen lebih kurang 1,2 ton gabah, sedangkan beras biasanya jadi sekitar 70 persen,” katanya.
Miskan mengaku, hasil panen beras merah ini sebelumnya sudah dipesan oleh sejumlah instansi. Menurut dia, menanam beras merah sebenarnya memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dari beras putih. ”Dari segi ekonomi lebih menguntungkan. Bahkan, beras merah ini sudah ada yang menawar sekitar Rp 15.000 per kilogram berupa beras siap dikonsumsi,” ujarnya.
KOMPAS/DINAS KOMINFO KOTA SURABAYA
Petani Kedurus berhasil panen di areal percontohan seluas 1.500 meter persegi dari bibit yang disediakan oleh Pemkot Surabaya seberat 15 kilogram.