Tak Cukup Hanya Jualan Jargon ”Kripto Anak Bangsa”
Aset kripto yang sehat adalah yang diminati pasar, bukan karena permainan harga, janji-janji kosong, apalagi untuk penipuan seperti ”money game” atau skema ponzi. Aset kripto yang sehat memiliki kejelasan kegunaannya.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2022%2F01%2FDSC06616_1641138202.jpg)
Dua alat mining (tambang) kripto Cicoin (CICX) yang dikelola oleh Fajar, perwakilan komunitas CICX di daerah Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Selasa (7/12/2021).
Proyek kripto dalam negeri bermunculan dengan sejumlah tawaran kegunaan seiring tingginya minat orang terhadap aset kripto. Namun, tak sedikit pula yang hanya menjual jargon sebagai buatan anak bangsa. Pengguna jangan sampai terjebak dengan jargon produk lokal, tetapi ternyata minim kegunaan, tidak bernilai dan bahkan menjurus ke penipuan skema ponzi atau money game.
Dengungan mesin terdengar saat kami masuk ruang tengah rumah Fajar di Desa Puger Kulon, Puger, Jember, Jawa Timur, Selasa (7/12/2021). Bunyi itu makin memekakkan begitu kami masuk ke bagian dapur. Di sanalah sumber dengungan itu berada, yakni dua set alat mining (tambang) kripto merek Antminer D3.
Alat itu diletakkan di atas meja pada sudut ruangan, kurang dari 1 meter dari pintu kamar mandi. Tujuannya, hawa panas dari lubang pembuangan udaranya bisa keluar melalui lubang ventilasi sehingga suhu di sekitarnya tetap stabil tanpa pendingin ruangan.
Dari balik ventilasi, udara panas berembus cukup kencang. Kami sampai tak kuasa berlama-lama menempelkan telapak tangan di dekat lubangnya.
Pemandangan tersebut rupanya meleset dari bayangan kami. Selama dua hari perjalanan dari Jakarta menuju rumahnya, kami membayangkan puluhan atau ratusan alat miner tersusun di barisan rak di sebuah ruangan khusus berpendingin ruangan yang mumpuni. Bayangan itu muncul karena Fajar adalah perwakilan dari salah satu komunitas mining kripto Cicoin (CICX) terbesar di Indonesia.
Baca juga:
- Penipuan ”Money Game” dan Skema Ponzi Bermodus Kripto
- Dunia Aset Kripto yang Penuh Risiko
- Melacak Jejak Para Pelaku ”Money Game”
- Habis Harta dan Sengsara karena ”Money Game” Bermodus Kripto
- Dari Bujuk Rayu di Aplikasi Kencan hingga Dompet Digital Palsu
Cicoin ialah aset kripto berbasis blockchain (rantai blok) yang dibuat oleh mantan pemain multi level marketing (MLM) asal Bogor, Iwan Kurniawan. Sebelumnya, Iwan membuat koin abal-abal bernama Inacoin. Banyak pemegang Inacoin lantas mengikuti jejak Iwan beralih ke Cicoin.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2022%2F01%2FDSC06661_1641139108.jpg)
Alat mining (tambang) kripto Cicoin (CICX) yang dikelola oleh Nurul, perwakilan komunitas CICX di daerah Kesambi, Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (8/12/2021).
Meski pernah mengalami periode buruk pada era Inacoin, kini para pemilik Cicoin berupaya untuk memperbesar kembali komunitasnya dengan melakukan mining. Di Jember misalnya, Fajar dan teman-temannya membentuk komunitas bernama Basecamp Semar yang mengelola dua alat mining. Salah satunya merupakan hasil konsorsium dari sejumlah anggota komunitas.
Setidaknya saat ini ada 12 miner (penambang) Cicoin tersebar di daerah-daerah. Selain di Jember, komunitas miner terbentuk di Sidoarjo, Kediri, dan Jakarta. Komunitas juga membuat platform lokapasar bernama barter.asia dengan menjadikan Cicoin sebagai alat transaksinya.
”Kalau di barter.asia, siapa pun boleh pasang barang. Bisa pakai rupiah atau Cicoin. Barter.asia masih berbasis web. Kemarin kami cari developer untuk pengembangan ke Android-nya, tapi belum dapat,” kata Fajar.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2022%2F01%2F20211227_131748_1641136802.jpg)
Pendiri Inacoin, Iwan Kurniawan, saat bercerita mengenai konsep proyek Inacoin yang dia ciptakan di kawasan Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Senin (27/12/2021).
Saat dijumpai, Iwan mengklaim Cicoin adalah peniru terbaik Bitcoin meski ada perbedaan dalam sistem algoritma yang digunakan. Bitcoin disebut menggunakan algoritma SHA-256, sedangkan Cicoin menggunakan algoritma X11. Namun, untuk bisa mengikuti kesuksesan Bitcoin, dia memasrahkan kepada stakeholder (istilah bagi pemegang koin dan miner Cicoin) guna membuat program-program agar popularitas aset kripto itu bisa terkerek.
Saat ini Cicoin terdaftar pada exchange Dex-Trade dengan nilai 0,078 koin tether USDT (setara dengan dollar AS) atau Rp 1.122 per Cicoin. Ditanya tentang upayanya agar nilai bisa terdongkrak, Iwan kembali ”melemparkan” pada stakeholder.
”Ah, harganya enggak naik-naik. Loh, apa yang sudah Anda (stakeholder) lakukan? Anda tidak melakukan apa-apa ya jangan berharap apa-apa,” ujar Iwan. Komunitas, menurut dia, bisa menaikkan harga Cicoin dengan mudah. Caranya, ada yang mengomandoi supaya anggota-anggota komunitas kompak membeli Cicoin, misalnya Rp 500.000 per orang.
Sayangnya, cara itu mirip dengan ciri-ciri salah satu kecurangan di dunia aset kripto, yakni orang dalam atau bandar menaikkan nilai koin atau token lewat penggorengan harga. Mereka membeli koin sebanyak-banyaknya terlebih dahulu, kemudian mempromosikan dan menjual koin ketika harga dinilai sudah mendatangkan cuan.
”Istilah di pasar saham, bandar buang barang,” kata Christopher Tahir atau Chris, salah satu pendiri CryptoWatch Indonesia (Kompas, 6/1/2022).
Sayangnya, cara itu mirip dengan ciri-ciri salah satu kecurangan di dunia aset kripto, yakni orang dalam atau bandar menaikkan nilai koin atau token lewat penggorengan harga. Mereka membeli koin sebanyak-banyaknya terlebih dahulu, kemudian mempromosikan dan menjual koin ketika harga dinilai sudah mendatangkan cuan.
Iwan menjanjikan bonus bagi siapa pun yang mau melakukan mining Cicoin. Bagi mereka yang selama enam bulan berturut-turut melakukan mining akan mendapatkan 3.000 koin Cicoin secara cuma-cuma dari Iwan.
”Artinya untuk membantu terjadinya transaksi, kalau (alat) Antminer ini mati, transaksi berhenti. Makanya hasil nambang saya, saya kasih, enggak saya jual,” ujarnya.
Peredaran Cicoin hanya dibatasi hingga 18 juta koin. Saat ini setidaknya sudah ada 9 juta koin yang beredar di pasar global. Dengan maximum supply (pasokan maksimum) di angka tersebut, Cicoin diprediksi akan habis ditambang pada tahun 2218.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2022%2F01%2F04d4b02c-bf0e-4383-b819-ed01ad7bae59_jpg-1.jpg)
Salah satu kantor milik entitas kripto Cicoin di Yogyakarta, kosong saat dikunjungi Minggu (5/12/2021).
Gim daring
Sementara itu, kesuksesan gim non fungible token (NFT) Axie Infinity buatan pengembang asal Vietnam, Sky Mavis, mendorong pria asal Bandung, Jawa Barat, Edwin Eldrich Goni mengembangkan gim serupa. Gim NFT yang menampilkan karakter ikan koi itu diberi nama Koisan World.
Bedanya, Axie Infinity selama ini berdiri di atas rantai blok milik Ethereum sehingga pemain harus menanggung biaya transaksi atau gas fee yang relatif tinggi. Sementara Koisan World disebut Edwin memiliki blockchain pribadi.
”Daripada kita bangun gim NFT numpang ke Ethereum itu gas fee-nya lumayan tinggi. Gas fee (di Koisan) tetap ada, tapi kami gunakan untuk ekosistem kami sendiri. Untuk Koisanverse istilahnya,” kata Edwin.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2022%2F01%2FDSC06602_1641195999.jpg)
Salah seorang staf IT Gim NFT Koisan World menunjukkan karakter gim yang mereka ciptakan saat berada di kantornya di Jalan Jenderal Sudirman, Bandung, Jawa Barat, Jumat (3/12/2021).
Gim ini setidaknya memiliki dua mode utama. Mode pertama adalah menyelesaikan misi, sedangkan yang kedua adalah melakukan breeding (ternak). Sebelum menyelesaikan misi, pemain harus membeli tiga karakter menggunakan Koisan International Coin (KIC). Jika berhasil menyelesaikan misi, pemain akan mendapatkan hadiah berupa aset kripto bernama toki-toki (TOKI).
TOKI dibutuhkan pemain untuk melakukan breeding bersama dengan koin KIC. Untuk melakukan breeding pemain membutuhkan dua karakter ikan koi. Breeding tersebut nantinya akan menghasilkan karakter baru yang bisa dijual kepada player lain menggunakan koin KIC. Baik kripto KIC maupun TOKI rencananya akan didaftarkan ke exchange p2pb2b. Sebelum itu, pemain hanya bisa membeli karakter menggunakan koin Tether USDT yang setiap satuannya senilai 1 dollar AS.
Promosi demi promosi kini terus dilakukan, mulai dari komunitas pemain Axie Infinity hingga kalangan ibu-ibu. Namun, saat ini gim Koisan World masih berstatus prajual dan direncanakan akan diluncurkan pada Maret 2022. Artinya mereka sudah menghimpun dana sebelum gim betul-betul berjalan.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2022%2F01%2FDSC06586_1641196568.jpg)
CEO Koisan World Edwin Eldrich Goni sedang menunjukkan salah satu ruangan di kantor Koisan World di Jalan Jenderal Sudirman, Bandung, Jawa Barat, Jumat (3/12/2021).
Menjual kegunaan
Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) Teguh Kurniawan Harmanda berpandangan, proyek kripto lokal kini tidak cukup menjual jargon sebagai buatan anak negeri saja. Alangkah lebih baik jika proyek kripto juga menawarkan fitur teknologi yang aplikatif di samping sebagai investasi aset digital.
”Ada sejumlah kegunaan lain di kripto, misalnya sebagai royalty point atau bahkan untuk tiket konser. Kita juga bisa menggunakan aset kripto untuk hal-hal nyata dan tetap sesuai dengan regulasi di Indonesia,” ujarnya.
Chris menambahkan, kreator proyek kripto lokal semestinya tidak lagi mengobral klaim dan janji saat menjual koin kripto kepada pengguna. ”Terlalu banyak proyek yang hanya jualan mimpi, pakai jargon aneh-aneh luar biasa keren, tapi akhirnya scam juga. Ini membuat teman-teman di komunitas kadang cenderung menghindari proyek kripto yang seperti itu,” tuturnya.

Sejumlah proyek kripto lokal berusaha menawarkan kegunaan, bukan hanya status kripto anak negeri, sebagai jualan utama. Vexanium, misalnya, membangun protokol rantai blok publik untuk ekosistem keuangan terdesentralisasi serta kegunaan pencatatan daring. Vexanium memiliki aset kripto bernama VEX yang hanya berlaku dalam ekosistem blockchain mereka dengan harga Rp 59 pada Kamis (6/1/2022).
Ada sejumlah kegunaan lain di kripto, misalnya sebagai royalty point atau bahkan untuk tiket konser. Kita juga bisa menggunakan aset kripto untuk hal-hal nyata dan tetap sesuai dengan regulasi di Indonesia,
Pendiri Vexanium Danny Baskara mengibaratkan jaringan blockchain yang dia buat sebagai infrastruktur jalan untuk bermacam proyek, baik itu kripto maupun non-kripto. Hingga 2021, ada sebanyak 60 aplikasi yang berjalan di atas jaringan blockchain Vexanium, mulai dari fitur tanda tangan digital hingga penjualan aset digital berupa NFT.
Danny mengakui, nilai kripto VEX sangat murah karena ekosistem pengguna di blockchain masih sedikit. Dia sendiri mengarahkan kegunaan VEX lebih kepada orang-orang yang bertransaksi dalam ekosistem virtual atau kerap disebut dunia metaverse.
”Sebenarnya kripto tidak akan digunakan sebagai mata uang sehari-hari, karena itu akan bersinggungan dengan regulasi negara sekarang ini. Kripto ini menjadi alat tukar di dunia metaverse,” ujar Danny.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2022%2F01%2F1b69c2f2-9eab-4798-82c4-2f6ab8220f28_jpg-1.jpg)
Tampilan Vex Explorer, situs penelusur dalam jejaring rantai blok (blockchain) milik Vexanium. Vexanium adalah penyedia teknologi blockchain asal Indonesia. Foto diambil pada Jumat (3/12/2021).
Danny menambahkan, tantangan Vexanium selanjutnya adalah memperbanyak pengguna, yakni dengan melibatkan lebih banyak penyedia aplikasi serta penambang atau block producer di dalam jaringan blockchain. Hal itu, menurut dia, persis seperti model bisnis jaringan Ethereum yang telah bernilai tinggi di pasar kripto global.
”Kalau kami (Vexanium) ini baru mulai, dan di Indonesia sekarang ini mungkin masih baru. Tapi di masa mendatang, revolusi-revolusi di blockchain ini akan semakin besar dan ini hanya permulaan,” jelasnya. (JOG/DIV/FRD/BIL)