Setelah Diambil Alih Pertamina, Presiden Minta Blok Rokan Terus Tingkatkan Produksi
Setelah diambil oleh pemerintah dari Chevron, Presiden Joko Widodo meminta agar seluruh karyawan Pertamina Hulu yang mengelola Blok Rokan di Riau tetap menjaga dan memastikan produksi bisa ditingkatkan tiap harinya.
Oleh
Mawar Kusuma Wulan
·4 menit baca
TANGKAPAN LAYAR
Presiden Joko Widodo menerima 10 perwakilan pekerja Pertamina Hulu Rokan di Istana Merdeka, Kamis (12/8/2021).
JAKARTA, KOMPAS — Ketika menerima perwakilan pekerja Pertamina Hulu Rokan, Presiden Joko Widodo meminta agar seluruh karyawan tetap menjaga dan memastikan agar produksi bisa ditingkatkan. Produktivitas Blok Rokan jangan turun setelah beralih dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama Chevron Pacific Indonesia atau CPI kepada KKKS Pertamina Hulu Rokan atau PHR.
”Di dalam pertemuan tadi, kami mendapatkan arahan dan harapan Pak Presiden bahwa kami semuanya menjaga dan memastikan produksi bisa ditingkatkan untuk kedepannya untuk blok Rokan,” ujar Budianto Renyut, Principal Expert Upstream, dalam video yang diunggah di kanal Youtube Sekretariat Presiden seusai bertemu dengan Presiden Jokowi, Kamis (12/8/2021).
Selain sepuluh perwakilan pekerja Pertamina Hulu Rokan, pertemuan di Istana Merdeka tersebut antara lain juga dihadiri oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Tohir. ”Peralihannya sangat mulus. Jadi, itu dibuktikan dengan program pengeboran sumur yang bisa dilakukan dan ditingkatkan yang tadinya dua tahun sebelumnya sudah dilaksanakan dengan kerja sama yang sangat bagus bisa meningkatkan produksi kita di Blok Rokan,” tutur Budianto.
Sehari sebelumnya, Rabu (11/8), dalam video yang diunggah di Instagram resmi PT Pertamina (Persero), Presiden Jokowi juga meminta agar produktivitas Blok Rokan tidak lantas turun setelah dikelola oleh KKKS Pertamina Hulu Rokan. ”Setelah lebih dari 90 tahun Blok Rokan dikelola Chevron, sejak 9 Agustus 2021 kekayaan alam Bumi Lancang Kuning dikelola oleh Pertamina,” ujar Presiden Jokowi.
Di dalam pertemuan tadi, kami mendapatkan arahan dan harapan Pak Presiden bahwa kami semuanya menjaga dan memastikan produksi bisa ditingkatkan untuk kedepannya untuk Blok Rokan.
Presiden Jokowi juga menyebut bahwa pengalihan pengelolaan ini adalah sebuah tantangan tersendiri. ”Sebuah tantangan dimana kita ditantang untuk membuktikan kemampuan kita. Jangan sampai produktivitas Blok Rokan menurun justru ketika kita kelola sendiri,” kata Presiden Jokowi.
TANGKAPAN LAYAR
Presiden Joko Widodo menerima 10 perwakilan pekerja Pertamina Hulu Rokan, di Istana Merdeka, Kamis (12/8/2021).
Selanjutnya, Presiden meminta Pertamina bekerja keras menjaga keberlanjutan Blok Rokan ini sebagai penopang produksi minyak nasional dan meningkatkan kemanfaatan untuk daerah. ”Saya percaya bahwa Pertamina mampu, mampu mengelola Blok Rokan ini. Selamat atas kembalinya pengelolaan Blok Rokan ini ke pangkuan Ibu Pertiwi. Dan, selamat bekerja untuk seluruh tim dari Pertamina,” ucapnya.
Saya percaya bahwa Pertamina mampu, mampu mengelola Blok Rokan ini. Selamat atas kembalinya pengelolaan Blok Rokan ini ke pangkuan Ibu Pertiwi. Dan, selamat bekerja untuk seluruh tim dari Pertamina.
Status seluruh pegawai Blok Rokan, menurut Budianto, juga sudah semuanya diterima oleh Pertamina sebagai pegawai penuh. Seluruh pegawai telah bertekad untuk bersama-sama menjaga dan meningkatkan produksi.
”Harapan kami ke depan, dengan dukungan sangat bagus yang kami terima selama ini, kawan-kawan pun mendapatkan kesempatan yang lebih besar karena bergabung dengan perusahaan yang sangat besar, dalam hal ini adalah Pertamina dan juga BUMN, mendapat kesempatan yang lebih besar lagi ke depan bagi teman-teman semuanya,” kata Budianto menambahkan.
Target pengeboran
Senior Manager Well Development Lysa Aryanti mengatakan bahwa proses komunikasi yang baik telah terjalin sejak dua tahun terakhir. Komunikasi tersebut juga semakin intensif dilakukan sejak setahun terakhir, terutama antara pemerintah yang diwakili Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Chevron Pacific Indonesia, dan KKKS Pertamina Hulu Rokan.
Pertemuan intensif rutin mingguan, misalnya, digelar untuk membahas semua perkembangan dari program-program yang dimonitor dari sejak tahun lalu. ”Dan, ini bisa terlihat ketika hari pertama di lapangan itu kita bisa melihat bahwa pada saat tanggal 9 Agustus pukul 00.00 itu, contohnya, recreate drilling kita tetap bekerja. Itu benar-benar proses yang seamless sekali. Tidak harus berhenti dulu, lalu mulai lagi,” ujar Lysa.
Tahun depan, 500 sumur untuk dibor lagi kemudian proyek-proyek seperti water expansion sudah dicanangkan termasuk juga chemical enhance oil recovery sudah mulai diberikan untuk dieksekusi.
DOKUMENTASI SKK MIGAS
Ilustrasi pengelolaan hulu minyak dan gas bumi atau migas di Wilayah Kerja Rokan, Riau.
Menurut Manager Well Development Project Pramudya Agus, program yang dikerjakan oleh Pertamina sudah cukup banyak. Tahun ini, misalnya, Pertamina ditargetkan untuk melakukan pengeboran sebanyak 161 sumur. ”Tahun depan, 500 sumur untuk dibor lagi kemudian proyek-proyek seperti water expansion sudah dicanangkan termasuk juga chemical enhance oil recovery sudah mulai diberikan untuk diekskusi,” kata Pramudya.
Dalam keterangan pers yang dimuat di laman resmi Pertamina pada Minggu (8/8) disebutkan bahwa Wilayah Kerja (WK) Rokan mengukir perjalanan baru dalam kontribusinya sebagai salah satu wilayah kerja andalan nasional. Setelah ditemukan pada 1941 dan diproduksikan pada 1951, mulai 9 Agustus 2021 pukul 00.01 WIB, operasional WK itu beralih dari Chevron Pacific Indonesia kepada Pertamina Hulu Rokan.
Dalam seremoni Alih Kelola WK Rokan, yang diselenggarakan secara hybrid pada Minggu malam, di Pekanbaru dan Jakarta, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, alih kelola pengelolaan WK Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia ke Pertamina Hulu Rokan merupakan salah satu tonggak sejarah industri hulu migas di Indonesia. ”Sejak pertama kali diproduksikan pada 1951 hingga 2021, WK Rokan merupakan salah satu wilayah kerja strategis yang telah menghasilkan 11,69 miliar barel minyak,” kata Arifin.
Pada akhir Juli 2021, rata-rata produksi WK Rokan sekitar 160.500 barel per hari atau sekitar 24 persen dari produksi nasional dan 41 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) untuk gas bumi. Menteri Arifin berharap Pertamina Hulu Rokan berkomitmen melakukan investasi yang masif agar produksi dari wilayah kerja tersebut tidak lagi menurun, bahkan dapat ditingkatkan. Produksi WK Rokan diharapkan dapat mencapai 165.000 barel per hari pada akhir tahun 2021 dengan tambahan sumur-sumur baru yang dibor tahun ini.
TANGKAPAN LAYAR
Presiden Joko Widodo menerima 10 perwakilan pekerja Pertamina Hulu Rokan di Istana Merdeka, Kamis (12/8/2021).