Target Pengeboran Blok Rokan Perlu Jaminan Investasi
Pengelolaan Blok Rokan membutuhkan biaya besar sehingga sumber pendanaannya mesti dipastikan. Pertamina akan kesulitan jika dananya bersumber dari internal perusahaan.
Oleh
M Paschalia Judith J
ยท3 menit baca
DOKUMENTASI SKK MIGAS
Pengelolaan hulu minyak dan gas bumi atau migas di Blok Rokan, Riau.
JAKARTA, KOMPAS โ Pascaalih kelola Blok Rokan, Riau, dari PT Chevron Pacific Indonesia, PT Pertamina (Persero) menargetkan pengeboran 161 sumur sepanjang Agustus-Desember 2021 dan 500 sumur di 2022 demi mengoptimalkan produksi minyak dan gas bumi. Target ini dinilai realistis secara teknis asalkan ada investasi dengan mitra finansial.
Menurut Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro, target pengeboran yang ditetapkan Pertamina realistis dan dapat dicapai secara teknis. โAkan tetapi, kunci pencapaian target ini adalah ketersediaan anggaran dan investasi,โ katanya saat dihubungi, Senin (9/8/2021).
Komaidi mengatakan, pengelolaan Blok Rokan membutuhkan biaya besar sehingga sumber pendanaannya mesti dipastikan. Pertamina akan kesulitan jika dananya bersumber dari internal perusahaan karena masih ada blok lain yang membutuhkan modal tak kalah besar, seperti Blok Cepu yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta Blok Mahakam di Kalimantan Timur.
Oleh sebab itu, imbuh Komaidi, Pertamina mesti segera menggandeng mitra finansial untuk mendanai pengembangan dan eksplorasi Blok Rokan. Idealnya, Chevron menjadi mitra investasi Pertamina karena sudah berpengalaman di Blok Rokan dan menguasai teknologi yang dibutuhkan. Dalam skema kemitraan semacam ini, kepemilikan Pertamina harus lebih tinggi.
Pertamina akan kesulitan jika dananya bersumber dari internal perusahaan karena masih ada blok lain yang membutuhkan modal tak kalah besar.
Pada saat serah terima Wilayah Kerja Rokan, Minggu (8/8) malam, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyebutkan, perusahaan menargetkan 161 sumur dibor sepanjang Agustus-Desember 2021 dan 500 sumur pada tahun berikutnya. Selain itu, Pertamina juga telah menganggarkan investasi lebih dari 2 miliar dollar AS hingga 2025.
Adapun 161 sumur itu terdiri dari 77 sumur eks Chevron dan 84 sumur baru. Untuk mendukung kegiatan pengeboran tersebut secara keseluruhan, Pertamina menyiapkan tambahan 10 rig pengeboran. Totalnya, terdapat 16 rig pengeboran serta 29 rig untuk kegiatan work over dan well services.
Nicke menambahkan, alih kelola Blok Rokan memperkuat kontribusi Pertamina pada target produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari dan gas bumi 12 miliar standar kaki kubik per hari pada 2030. Perseroan akan menerapkan metode pengurasan minyak tingkat lanjut (enhanced oil recovery/EOR) sekaligus potensi produksi migas non-konvensional.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengimbau PT Pertamina Hulu Rokan, anak usaha Pertamina yang mengelola Blok Rokan, untuk menyusun usulan kegiatan produksi yang agresif. Blok Rokan menjadi salah satu wilayah kerja terbesar dan strategis untuk mencapai target produksi migas pada 2030.
Perseroan akan menerapkan metode pengurasan minyak tingkat lanjut (enhanced oil recovery/EOR) sekaligus potensi produksi migas non-konvensional.
Kegiatan hulu migas PHE Offshore North West Java di laut lepas bagian utara Jawa Barat, Jumat (10/4/2020). Anak usaha PT Pertamina (Persero) ini memilih tetap beroperasi di tengah pandemi Covid-19 yang masih terus berlangsung.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pahala Nugraha Mansury menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dengan BUMN lain dan badan usaha milik daerah dalam mengelola dan mengembangkan Blok Rokan. Dia juga meminta Pertamina Hulu Rokan untuk melibatkan usaha mikro, kecil, dan menengah lokal dalam operasionalnya.
Kementerian ESDM mencatat, per akhir Juli 2021, rata-rata produksi minyak Blok Rokan sekitar 160.500 barel per hari atau sekitar 24 persen dari produksi nasional serta gas bumi sebanyak 41 juta standar kaki kubik per hari. Luas Blok Rokan 6.453 kilometer persegi dengan 10 lapangan utama yang terdiri dari, Minas, Duri, Bangko, Bekasap, Balam South, Kotabatak, Petani, Pematang, Petapahan, dan Pager.
Managing Director Chevron IndoAsia Business Unit & Presiden Direktur Chevron Pacific Indonesia Albert Simanjuntak menambahkan, korporasi telah menyelesaikan migrasi data serta sistem operasi dan lisensi yang terdiri lebih dari 100 aplikasi. Dalam pelepasan aset, telah dilakukan pemeriksaan fisik terhadap 113.000 unit barang.