Momentum Mode Bersahaja di Tengah Pandemi
Industri mode muslim atau akrab dengan istilah ”modest fashion” menjadi salah satu subsektor unggulan dalam industri halal. Dengan dukungan internet, perdagangan produk mode ini semakin mudah dijangkau.
Industri mode bersahaja atau terbatas, akrab disebut modest fashion, diyakini menjadi salah satu unggulan Indonesia di pasar global. Kendati begitu, rantai pasok industri ini belum terjalin baik sehingga berpotensi menghambat kemajuannya.
Global Islamic Economy Indicator menyebut modest fashion merupakan salah satu keunggulan Indonesia dengan poin 34,26, jauh mengungguli rata-rata global, yaitu 17,55. The State of Global Islamic Economy Report 2019/2020 secara khusus menyebut industri mode bersahaja Indonesia ini berada pada urutan ketiga setelah Uni Emirat Arab dan Turki.
Modest fashion kerap dipahami sebagai busana muslim meskipun sejatinya tidak terbatas untuk muslim saja. Berdasarkan data World Population Review, populasi umat Muslim dunia mencapai 1,9 miliar jiwa dan Indonesia menyumbang 229 juta jiwa. Tingginya permintaan pasar dalam negeri memengaruhi pesatnya perkembangan mode ini di Indonesia. Ditambah lagi, potensi belanja produk pakaian muslim dari global.
Di tengah terpaan pandemi Covid-19 secara global, tahun lalu, nilai belanja produk modest fashion ikut terdampak, turun 2,9 persen menjadi 268 miliar dollar AS. Nilai ini diprediksi bisa pulih kembali dan tumbuh hingga mencapai 311 miliar dollar AS pada 2024.
Tingginya permintaan pasar dalam negeri mempengaruhi pesatnya perkembangan mode ini di Indonesia. Ditambah lagi, potensi belanja produk pakaian muslim dari global.
”Modest fashion telah menjadi gaya hidup mengikuti perkembangan industri halal. Di kalangan kelas menengah dan atas, mengenakan modest fashion kini dianggap modis. Ini artinya modest fashion telah menjadi ekonomi baru,” ujar Direktur Industri Produk Halal Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Afdhal Aliasar, pekan lalu.
Penyematan sebagai unggulan ketiga di dunia, menurut Afdhal, tidaklah mengherankan. Industri mode bersahaja ini bisa ditemui di berbagai daerah di Indonesia, mulai dari skala usaha mikro, kecil, menengah sampai bisnis skala besar menggarapnya.
Sumber inspirasi desainer mode bersahaja ini juga melimpah ruah karena kekayaan wastra nusantara. Selama ini, desainer busana muslim juga banyak bekerja sama dengan perajin kain tradisional, misalnya pembatik atau penenun.
Cerita senada disampaikan oleh Sarah Sofyan, pendiri butik Rumah Ayu. Rumah Ayu merupakan one stop shopping untuk para Muslimah. Berbagai koleksi desainer pakaian muslim Indonesia ada di dalamnya. Sarah juga ikut menyumbangkan ide untuk setiap koleksi yang ditampilkan ataupun rekomendasi berpakaian kepada pelanggan. Selain butik luring, Rumah Ayu juga bisa diakses di lokapasar.
Untuk pasar dalam negeri, Sarah menuturkan, tiap daerah memiliki karakter konsumen tersendiri. Keunikan karakter konsumen ini misalnya terletak pada gaya desain ataupun daya beli.
”Selama pandemi Covid-19, kami sempat ketar-ketir penjualan akan turun. Namun, kenyataannya, dengan kami berinovasi di jenis pakaian rumah, kami bersyukur masih banyak peminat,” imbuh dia.
Baca juga : Mode Bersahaja Berkelanjutan
Cotton Ink Group yang sebelumnya fokus menjual pakaian kasual juga merambah modest fashion sejak Februari 2019. Salah satu pendiri Cotton Ink, Ria Sarwono, menceritakan, asal mula label Cotton Ink Modest berawal dari saran konsumen dan relasi. Mereka membutuhkan pakaian yang cocok untuk perempuan berhijab. Saat itu tidak semua koleksi Cotton Ink yang memenuhi kriteria untuk perempuan berhijab atau bisa dipadukan dengan hijab.
Segmen pasar yang disasar oleh Cotton Ink Modest lebih kurang sama dengan lini utamanya, Cotton Ink. Ini dikarenakan Cotton Ink Modest bisa digunakan juga oleh mereka yang tidak berhijab.
Jadi, kini konsumen memiliki lebih banyak varian baju untuk dipilih. Selain itu, dari segi ukuran, Cotton Ink Modest lebih besar dari Cotton Ink sehingga banyak konsumen yang berukuran plus size memilih Cotton Ink Modest. Dari sisi desain sekaligus pemasaran, Cotton Ink Modest berkolaborasi dengan perancang busana yang sudah cukup punya nama, seperti Ria Miranda.
Selain pakaian, beragam aksesori pendukung mode bersahaja ini juga tumbuh pesat di Indonesia.
Terdorong e-dagang
Pemanfaatan laman e-dagang berpengaruh besar terhadap perkembangan industri dan perdagangan modest fashion di Indonesia. Penetrasi pengguna internet di Indonesia, menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, memang telah mencapai separuh lebih dari total populasi.
Berdasarkan riset Janio Asia tahun 2019, dari sepuluh laman perdagangan secara elektronik atau e-dagang khusus mode, setengah diantaranya menjual modest fashion. Salah satu laman e-dagang yang dimaksud di riset itu adalah HijUp yang khusus menjual pakaian muslim. Produk yang dijual dirancang oleh beragam desainer di Indonesia.
Contoh lain yaitu Hijabenka, bagian dari Berrybenka. Hijabenka tidak hanya hadir di laman mereka sendiri, tetapi juga hadir di laman e-dagang lainnya.
Dari sepuluh laman perdagangan secara elektronik atau e-dagang khusus mode, setengah diantaranya menjual modest fashion.
Vice President of Woman Fashion Blibli Marvie Rances Samala mengatakan, berkembangnya tren gaya hidup halal turut mendongkrak permintaan akan produk ramah muslim di platform Blibli, termasuk modest fashion. Kenaikan order per tahun untuk produk pakaian muslim di lokapasar ini mencapai tiga kali lipat dari tahun 2019 hingga 2021.
Peningkatan ini juga terekam di kategori produk ramah muslim lainnya, misalnya di kategori perhiasan emas dan logam mulia yang menjadi pilihan investasi. Permintaan untuk kategori produk ini juga bertumbuh tiga kali lipat dari tahun 2019 ke tahun 2021.
Bahkan selama promosi Ramadan 2021, Blibli mencatat order produk kategori pakaian muslim baik untuk pria maupun wanita meningkat hingga sebelas kali lipat dibanding hari biasa.
Selama tiga tahun terakhir (2019-2021), Blibli sudah bekerja sama dengan lebih 27 desainer pakaian Muslim di dalam negeri untuk menghadirkan beragam koleksi eksklusif sepanjang tahun. Semua koleksi itu laris di pasaran. Sebagai contoh, ribuan potong koleksi eksklusif Buttonscarves x Blibli terjual di hari pertama peluncuran.
Baca juga: Indonesia Menuju Kiblat Mode Muslim Dunia
Direktur Kuliner, Kriya, Desain, dan Fesyen Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Yuke Sri Rahayu, secara terpisah, menjelaskan, sebagai tindak lanjut visi Presiden Joko Widodo untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat mode muslim terbesar di dunia, tahun lalu kementerian telah menggelar rangkaian diskusi.
Yuke juga menerangkan, kementerian telah membuat rumusan model pendampingan yang akan diberikan kepada para pelaku industri modest fashion untuk bisa menghasilkan produk unggulan.
Adapun Afdhal berpendapat, hal terpenting adalah segera menentukan kebijakan industrialisasi modest fashion di Indonesia agar rantai pasoknya tidak sporadis. Ia mengusulkan adanya kebijakan klusterisasi, misalnya.
Hal terpenting adalah segera menentukan kebijakan industrialisasi modest fashion di Indonesia agar rantai pasoknya tidak sporadis
Dengan cara ini, rantai pasok bisa berjalan efisien dan produksi bisa maksimal, termasuk melayani permintaan dari luar negeri.
”Selama ini, ada kecenderungan rumah mode atau desainer harus keluar daerahnya untuk mendapatkan material produksi. Situasi seperti ini bisa mengganggu kontinuitas industri, padahal permintaan produk tinggi,” kata Afdhal.