Penandatanganan jual-beli perusahaan pengelola pembangkit penting dalam menjamin keberlangsungan suplai listrik untuk produksi minyak di Blok Rokan, Riau.
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
TANGKAPAN LAYAR OLEH M PASCHALIA JUDITH J
Penandatanganan perjanjian jual beli (SPA) antara Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Bob Saril (kiri) dan Regional Director Chevron Standard Limited Jennifer Ferratt (kanan), Selasa (6/7/2021). Perjanjian tersebut menandakan pengalihan kepemilikan PT Mandau Cipta Tenaga Nusantara dari Chevron Standard Limited ke PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) yang memasok listrik dan uap untuk Blok Rokan.
JAKARTA, KOMPAS — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mengambil alih 100 persen saham PT Mandau Cipta Tenaga Nusantara atau MTCN yang dimiliki oleh Chevron Standard Limited. Selama ini, MTCN adalah pemasok listrik di Blok Rokan. Kontrak Blok Rokan oleh PT Chevron Pasific Indonesia bakal berakhir pada 8 Agustus 2021 dan dialihkelolakan ke PT Pertamina (Persero).
Penandatanganan perjanjian jual beli saham dilakukan Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN Bob Saril dan Regional Director Chevron Standard Limited Jennifer Ferratt, Selasa (6/7/2021), secara daring. Penandatanganan tersebut turut disaksikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, Wakil Menteri I Badan Usaha Milik Negara Pahala Nugraha Mansury, serta Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini.
Langkah ini merupakan rangkaian tindak lanjut kesepakatan kerja sama antara PLN dan Pertamina Hulu Rokan, anak usaha Pertamina yang mengelola Blok Rokan, yang tertuang dalam nota kesepahaman kerja sama penyediaan tenaga listrik dan uap di Blok Rokan pada 30 Desember 2020. Kedua perusahaan juga telah menyepakati perjanjian jual beli tenaga listrik dan uap pada 29 Januari 2021.
Menurut Pahala, penandatanganan tersebut penting dalam menjamin keberlangsungan pasokan listrik Blok Rokan. ”Blok Rokan strategis bagi Indonesia karena akan berkontribusi sekitar 25 persen terhadap produksi minyak nasional. Mayoritas produksi tersebut ditunjang oleh listrik dan uap yang bersumber dari pembangkit MCTN,” ujarnya.
Blok Rokan strategis bagi Indonesia karena akan berkontribusi sekitar 25 persen terhadap produksi minyak nasional.
Wakil Menteri I Badan Usaha Milik Negara Pahala Nugraha Mansury dalam perjanjian jual beli yang menandakan pengalihan kepemilikan PT Mandau Cipta Tenaga Nusantara dari Chevron Standard Limited ke PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) yang memasok listrik dan uap untuk Blok Rokan, Selasa (6/7/2021).
Sementara itu, Arifin memaparkan, kebutuhan listrik Blok Rokan mencapai 400 megawatt (MW) dan uap sebanyak 335.000 barel per hari. Dia berpendapat, PLN dapat menjamin keandalan listrik dan memenuhi kebutuhan uap untuk Blok Rokan sehingga Pertamina Hulu Rokan dapat menjaga produksi migas di wilayah kerja tersebut. Selain itu, pembangkit listrik yang menopang juga harus menghasilkan komponen biaya yang efisien.
Dalam mengakuisisi kepemilikan, menurut Zulkifli, sumber dana berasal dari internal perusahaan. Selama ini, MTCN mengoperasikan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) North Duri Cogen berkapasitas 300 MW.
Zulkifli menyampaikan, penyediaan listrik dan gas untuk Blok Rokan ada dua tahap. Pada tahap pertama atau masa transisi, PLN akan mengoperasikan aset PLTG yang ada hingga tiga tahun ke depan. Di tahap selanjutnya, PLN memasok kebutuhan dengan menghubungkan Blok Rokan pada interkoneksi sistem kelistrikan di wilayah Sumatera.
Pada tahap selanjutnya, PLN memasok kebutuhan dengan menghubungkan Blok Rokan pada interkoneksi sistem kelistrikan di wilayah Sumatera.
Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Zulkifli Zaini dalam perjanjian jual beli yang menandakan pengalihan kepemilikan PT Mandau Cipta Tenaga Nusantara dari Chevron Standard Limited ke PLN yang memasok listrik untuk Blok Rokan, Selasa (6/7/2021).
Sementara itu, Jennifer mengatakan, fasilitas pembangkit listrik yang dikelola MCTN telah menjadi andalan dan menghasilkan efisiensi biaya pada operasional Blok Rokan selama lebih dari 20 tahun. Penandatanganan jual beli saham tersebut menunjukkan bahwa pihaknya turut melancarkan tansisi pengelolaan Blok Rokan dari Chevron ke Pertamina.
Blok Rokan dikelola Chevron sejak 1971 dan kontraknya berakhir pada 8 Agustus 2021. Dengan demikian, Pertamina mulai mengelola Blok Rokan secara penuh pada 9 Agustus mendatang. Sampai dengan 2019, secara akumulasi, minyak mentah yang diproduksikan dari blok tersebut sudah mencapai 12 miliar barel. Produksi Blok Rokan pernah mencapai puncaknya, yakni 1,2 juta barel per hari pada 1980-an, tetapi produksinya terus menyusut.