Integrasi BUMN untuk Usaha Ultra Mikro Perlu Diwujudkan
Integrasi antara PT Pegadaian, PT Permodalan Nasional Madani, dan Bank Rakyat Indonesia diharapkan dapat melayani usaha ultramikro (UMi) dan UMKM sampai pelosok pedesaan.
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pembentukan holding BUMN untuk pemberdayaan usaha ultra mikro serta mikro, kecil, dan menengah sangat penting untuk segera dilakukan. Integrasi antara PT Pegadaian, PT Permodalan Nasional Madani, dan Bank Rakyat Indonesia diharapkan dapat melayani usaha ultra mikro (UMi) dan UMKM sampai pelosok pedesaan.
Hal tersebut diungkap Direktur Utama PT Pegadaian Kuswiyoto dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, Selasa (9/2/2021). Saat menjawab pertanyaan seputar rencana pembentukan holding BUMN untuk UMi, Kuswiyoto menyebut salah satu manfaat integrasi ini adalah terciptanya efisiensi bagi Pegadaian.
”Beberapa hal yang kita lakukan dengan sinergi, perjanjian kerja sama, nota kesepahaman, ternyata tidak bisa membuat ikatan yang sangat kuat. Contohnya, bagaimana Pegadaian yang mau mengembangkan 2.000 outlet berapa biayanya? Kalau berkolaborasi dengan BRI, kami bisa hemat Rp 200 juta per outlet, kalau 2.000 outlet berarti (hemat) Rp 400 miliar per tahun. Belum nanti kami punya penaksir-penaksir yang ditempatkan di kantor BRI, maka pelayanan kami terhadap masyarakat di pelosok khususnya akan tambah banyak,” kata Kuswiyoto.
Kuswiyoto mengatakan, saat ini mayoritas kantor atau unit kerja Pegadaian hanya terdapat di kota-kota besar dan kecamatan yang sudah lama berkembang. Kondisi itu membuat Pegadaian kesulitan menjangkau nasabah di daerah pelosok.
Melalui integrasi UMi dan UMKM, jangkauan kerja Pegadaian dipastikan meluas. Hal ini disebutnya akan membantu upaya pemerintah memberantas keberadaan rentenir di daerah. Penetrasi ini bisa dilakukan secara hemat karena Pegadaian hanya perlu menempatkan satu orang pekerjanya di kantor-kantor BRI di pelosok.
”Dengan begitu, jangkauan kami kepada masyarakat di bawah akan jauh lebih bagus. Masyarakat yang sebelumnya pinjam uang ke rentenir, kami upayakan mereka bisa beralih ke Pegadaian. Jadi sudah ada 75 outlet BRI sekarang diuji coba, kami tempatkan tenaga kami di sana. Bisnis kami nanti tetap, kultur tetap, yang disinergikan hanya bisnisnya. Intinya Pegadaian sangat setuju dengan adanya holding ini,” kata Kuswiyoto, dalam siaran persnya.
Senada dengan Kuswiyoto, Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani Arief Mulyadi menyebut integrasi BUMN untuk UMi dan UMKM dapat meningkatkan nilai tambah bagi nasabah ketiga perusahaan yang akan terlibat. Dia menyebut ada banyak nilai tambah dan potensi yang terbuka dengan masuknya PNM dalam ekosistem pengembangan UMi dan UMKM bersama Pegadaian dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Arief memastikan integrasi usaha ini tidak akan berdampak pada PHK dan penutupan kantor PNM di daerah. Dia juga menyebut integrasi ini bisa menurunkan biaya pembiayaan yang disalurkan PNM kepada tiap pelaku usaha UMi.
”Sebenarnya bukan biaya bunga yang tinggi yang ada di PNM, tetapi biaya servis. Kami bertemu nasabah setiap minggu, mereka dimanjakan dengan tidak perlu ke cabang untuk bayar angsuran, dan tidak kena biaya transaksi sehingga bunga kami muncul angka segitu (sekitar 25 persen per tahun). Untuk itu, sejalan peningkatan plafon mereka, kami sudah bisa menurunkan bunga sebesar 6 persen menjadi 19 persen, untuk debitur di atas Rp 5 juta. Harapan kami dengan ekosistem UMi ini ada penurunan bunga yang lebih besar,” kata Arief.
Selain menurunkan biaya produk bagi pelaku usaha kecil, pembentukan holding juga disebutnya akan membantu PNM mengembangkan sistem digital untuk melayani nasabah. Menurut Arief, dari 7,8 juta nasabah PNM per Desember 2020, hanya ada 1 juta orang yang memiliki telepon genggam. Dari jumlah itu, hanya 65 persen nasabah yang memiliki telepon pintar.
Anggota Komisi VI DPR Deddy Sitorus mengatakan, kolaborasi BRI dan pegadaian harus diikuti penyusunan skema tenologi informasi yang dapat dipakai bersama dan itu menjadi bagian investasi dari BRI. Hal itu dapat mengurangi biaya dan mendorong efisiensinya.