Mereka yang Terus Berbenah agar Bisa Menembus Pasar Ekspor
Menembus pasar ekspor menjadi cita-cita bagi setiap pelaku usaha. Mereka kini berbenah untuk meningkatkan kualitas dan standar produk agar lebih berdaya saing.
Oleh
SHARON PATRICIA
·4 menit baca
DIDIE SRI WIDIYANTO
Ilustrasi perekonomian di masa pandemi
Membawa produk lokal hingga menembus pasar internasional menjadi cita-cita setiap pelaku usaha. Untuk mencapainya, kini mereka berbenah guna mempersiapkan produk yang lebih berkualitas dan berdaya saing.
Salmi Sufraini (43), pelaku usaha mikro Cangcomak (kacang coklat emak) di Jakarta Barat, menjadi salah satu pelaku usaha yang sedang berbenah. Kondisi pandemi Covid-19 yang membuatnya lebih banyak di rumah pun menjadi peluang bagi dirinya untuk meningkatkan kemampuan.
Saat tidak banyak pesanan, Salmi meluangkan waktunya untuk mengikuti berbagai seminar dan pelatihan yang diadakan secara virtual, baik oleh pemerintah maupun swasta. Salah satunya dengan berpartisipasi dalam program Indonesia Mall yang diadakan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk.
”Sekarang, kan, semua serba di rumah, tapi bukan berarti enggak ngapa-ngapain. Kemarin saya sempat ikut program Indonesia Mall, jadi Cangcomak dipasarkan di marketplace khusus untuk pasar Malaysia dan Singapura,” kata Salmi saat dihubungi, Kamis (10/12/2020).
Program ini menjadi langkah awal bagi Salmi untuk berbenah guna menyiapkan produk Cangcomak agar benar-benar layak ekspor. Meski untuk legalitas Cangcomak sudah memiliki izin usaha mikro dan kecil (IUMK), sertifikat produksi pangan industri rumah tangga (PIRT), dan sertifikat halal, di luar negeri, produk Cangcomak masih belum begitu diminati.
TANGKAPAN LAYAR INSTAGRAM CANGCOMAK
Cangcomak (kacang coklat emak), salah satu UMKM di Jakarta Barat yang dikelola oleh Salmi Sufraini (43).
”Saya masih berproses untuk terus belajar bagaimana meningkatkan penjualan. Kalau untuk pasar Singapura, saya lihat teman-teman ada yang jual bawang goreng, sambal, dan kering tempe, tapi untuk produk Cangcomak ini belum ada yang melirik,” ujarnya.
Salmi menyadari, usaha yang dijalaninya sejak 2019 ini masih banyak yang perlu dibenahi. Mengoptimalkan pemasaran dikatakannya sebagai langkah awal yang harus dilakukan secara maksimal agar produk dikenal dan dipercaya konsumen.
Melalui salah satu seminar virtual yang diikutinya, Salmi mempelajari bahwa setiap produk setidaknya memiliki unsur attraction (menarik), interest (menimbulkan minat), desire (membuat konsumen ingin membeli), dan action (mendorong konsumen membeli).
”Selama yang saya jalani, target market-nya (pasar) belum pas karena hanya sampai desire, tapi enggak ada action buat beli. Saya sekarang sedang berupaya memaksimalkan foto produk karena semua serba online, jadi memang gambar yang bicara,” kata Salmi.
Bimo Setiawan (40), pelaku usaha mikro di bidang kopi di Temanggung, Jawa Tengah, juga sedang berbenah mewujudkan keinginannya untuk ekspor. Salah satu yang dikerjakannya, yaitu mengurus legalitas agar produk terjamin dari sisi kualitas sehingga dipercaya masyarakat.
ARSIP PRIBADI
Bimo Setiawan (40), pelaku usaha mikro di bidang kopi di Temanggung, Jawa Tengah, dengan nama produk Kopi Nenek Moyang yang dirintis sejak 2017.
Sejauh ini, usahanya dengan nama Kopi Nenek Moyang yang dirintis sejak 2017 itu sudah mendapatkan IUMK. Sementara untuk sertifikat halal masih dalam proses dan untuk perizinan PIRT masih terkendala pandemi yang membuat pelatihan tertunda.
”Ekspor itu cita-cita seorang pengusaha, termasuk saya. Meski tidak mudah untuk bisa menembusnya, saya yakin kalau kita fokus dan mengolah usaha secara serius pasti bisa (ekspor),” kata Bimo.
Dengan tetap mempertahankan proses pengolahan biji kopi secara tradisional, Bimo berharap produknya dapat menjadi pilihan masyarakat, bahkan hingga ke tingkat global. Ia berharap pemerintah dapat terus mendampingi dan membantu pelaku usaha mikro.
”Sebagai masyarakat kecil, saya berharap pemerintah sadar akan potensi negeri sendiri. Kalau diolah secara serius, dipayungi hukum yang kuat, saya yakin potensi dari daerah dan negeri sendiri itu masih sangat layak untuk dijual, termasuk kopi,” kata Bimo.
Strategi ekspor
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyampaikan, diversifikasi produk dapat menjadi salah satu strategi tepat untuk memasuki pasar internasional.
DOK KEMENTERIAN PERDAGANGAN
Acara pelepasan ekspor produk Indonesia ke pasar global di Bontang, Kalimantan Timur, Jumat (4/12/2020).
”Para pelaku usaha diharapkan dapat selalu melakukan berbagai terobosan dalam menjalankan bisnisnya, terutama di masa pandemi ini. Salah satunya, dengan melakukan diversifikasi produk untuk memberikan pilihan lebih luas kepada konsumen dan juga untuk dapat masuk ke kategori produk yang lebih beragam,” ujarnya melalui keterangan pers.
Diversifikasi produk, kata Agus, juga mampu meningkatkan daya saing produk. Dengan kualitas baik dan inovasi yang mengikuti perkembangan zaman, produk Indonesia diyakini mampu bersaing dengan produk-produk andalan dari sejumlah negara di dunia.
Pada Jumat (4/12/2020), terdapat 11 pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) dengan produk hasil diversifikasi yang berhasil menembus pasar global. Kegiatan pelepasan ekspor ini dilakukan secara serentak di Lamongan, Jawa Timur; Boyolali, Jawa Tengah; Sunter, DKI Jakarta; dan sejumlah kota lain yang tersebar di 16 provinsi di Indonesia.
Total nilai ekspor produk diversifikasi dari 11 perusahaan UMKM tersebut tercatat 1,16 juta dollar AS atau setara dengan Rp 16,82 miliar. Adapun negara tujuan ekspor, yaitu China, Amerika Serikat, Eropa, Australia, Perancis, Jerman, Italia, Denmark, Belgia, Korea Selatan, Belanda, Spanyol, dan Portugal.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto (kedua dari kanan) hadir sebagai pembicara kunci dalam pembukaan bazar untuk memperingati Hari Ritel Nasional di Lippo Mall Kemang, Jakarta, Rabu (25/11/2020).
Secara total, kata Agus, 54 UMKM yang mengikuti kegiatan ”Pelepasan Ekspor ke Pasar Global” menjadi bukti, masa pandemi tidak menyurutkan geliat ekspor ke pasar global. Ia juga mendorong pelaku UMKM untuk terus berinovasi dan mengembangkan produk-produknya agar semakin banyak yang menembus pasar internasional.
”Kementerian Perdagangan berkomitmen untuk terus hadir bagi para pelaku usaha UMKM agar dapat meningkatkan daya saingnya sehingga semakin kompetitif di pasar global. Selain itu, perwakilan perdagangan di luar negeri siap membantu para pelaku UMKM berorientasi ekspor dalam memasarkan produk-produknya ke mancanegara,” ujar Agus.