Inovator muda Indonesia ikut berjuang dalam menyediakan berbagai solusi digital. Peran mereka berpotensi untuk membantu UMKM agar mampu bertahan dan berkembang di tengah pandemi Covid-19.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia memiliki banyak inovator muda yang menciptakan berbagai aplikasi digital untuk menopang usaha mikro, kecil, dan menengah. Aplikasi-aplikasi tersebut dapat membantu pelaku usaha untuk mengembangkan usaha sekaligus bertahan di tengah pandemi Covid-19.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki di Jakarta, pada Malam Penghargaan 10 Besar Pahlawan Digital UMKM, Rabu (28/10/2020) malam, mengatakan, pemerintah mengapresiasi para inovator digital yang telah berupaya ikut mendukung UMKM. Apalagi pemerintah tengah mempercepat UMKM untuk melakukan transformasi digital.
Beberapa inovasi memberikan solusi di berbagai aspek kebutuhan dan masalah dalam proses bisnis UMKM dan koperasi. Putri Tanjung, penggagas Pahlawan Digital UMKM, menuturkan, selama ini banyak anak muda kreatif hadir dengan inovasi digital untuk membantu UMKM di Indonesia melangkah ke ranah digital (go digital). Hal ini menginspirasi penyelenggaraan Pahlawan Digital untuk terus mencari dan mengapresiasi para inovator muda.
Tercatat 126 inovator mendaftar dan sekitar 80 persen di antaranya berasal dari luar DKI Jakarta. Sebanyak 30 di antaranya dipilih untuk mengikuti pelatihan bersama para mentor selama tiga pekan. Pelatihan ini untuk memastikan para inovator semakin besar, berdaya, dan mendampingi lebih banyak UMKM. Selama 3 bulan terakhir juga digelar unjuk bincang dengan menghadirkan para inovator digital yang selama ini telah membantu UMKM.
Tampil sebagai juara pertama Pahlawan Digital UMKM 2020 adalah CrediBook yang fokus pada layanan finansial dengan membangun ekosistem digital antara pelanggan, UMKM, dan para pemasok. Juara keduanya, Chatbiz.id, yakni layanan asisten virtual yang membantu UMKM mengelola social commerce selama 24 jam nonstop dan terintegrasi.
Juara ketiga, platform digital Krealogi yang berfokus pada manajemen rantai pasok bagi UMKM kriya dan mode, terutama di bagian timur Indonesia dan menghubungkannya dengan mitra strategis.
Juara keempat di ajang tersebut adalah Mantab.id yang mentransformasi pedagang keliling tradisional menjadi modern serta memberikan modal kerja, promosi, hingga pengelolaan keuangan melalui teknologi digital.
Adapun juara kelima Pahlawan Digital UMKM adalah Belanjaikan.com yang menyediakan rantai pasok untuk produk perikanan dan menghubungkan nelayan hingga konsumen.
CEO CrediBook Gabriel Frans menuturkan pihaknya bersemangat untuk terus mendukung digitalisasi UMKM, termasuk di aspek pembukuan, keuangan, dan lainnya. ”Kami siap membantu menyelesaikan masalah dari jutaan UMKM di Indonesia, terutama di bidang pencatatan keuangan,” katanya.
Sementara itu CEO Krealogi Azalea Ayuningtyas mengatakan, produk kriya Indonesia terkenal berkualitas tinggi. Di sisi lain, ada beberapa permasalahan, semisal pengiriman dalam jumlah besar yang terkadang telat atau tidak konsisten.
”Jadi, ada kebutuhan untuk membantu UMKM mengaplikasikan teknologi, terutama dalam hal perencanaan produksi, perencanaan bahan baku, dan perencanaan pembiayaan,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum DPP Himpunan Pengusaha Mikro dan Kecil Indonesia (Hipmikindo) Syahnan Phalipi menuturkan mutu produk harus selalu dijaga oleh pelaku UMKM, termasuk saat mengunggah produknya di pasar digital. Mereka diminta jangan melupakan aspek kemasan, label, izin edar, dan kedaluwarsa.
Terkait dukungan bagi UMKM, Vice President Public Relations KAI Joni Martinus melalui keterangan resmi, Kamis (29/10/2020), mengatakan, hingga September 2020 KAI telah membantu 2.438 UMKM mitra binaan. Pada 2020 ini KAI memprogramkan penyaluran dana Rp 9,4 miliar atau naik 8 persen dibandingkan dengan 2019 yang Rp 8,7 miliar.
Selain memberikan pembiayaan modal usaha, ada juga pembinaan dan pelatihan dari para pakar. Pelatihan meliputi proses produksi, pengemasan produk, pemasaran, dan lainnya.
Pada masa pandemi Covid-19, KAI memesan masker dan baju alat pelindung diri cover all dari mitra binaan asal Bandung dan Yogyakarta. Mitra binaan KAI pun didorong menjual secara dalam jaringan (online) hasil produksi makanan untuk menyesuaikan kondisi pada masa pandemi.