PASIR PENGARAIAN, KOMPAS — PT Perkebunan Nusantara V, Riau, mulai melakukan peremajaan perkebunan kelapa sawit rakyat seluas 28.000 hektar di lima kabupaten se-Provinsi Riau. Penanaman perdana kelapa sawit dimaksud dilakukan oleh Menteri BUMN Rini Soemarno di Desa Kumain, Kecamatan Tandun, Kabupaten Rokan Hulu, Riau, sekitar 150 kilometer barat Pekanbaru, Kamis (11/4/2019).
Untuk peremajaan, kata Rini, biaya yang diperlukan untuk 1 hektar mencapai Rp 58 juta. Setiap petani mendapat dana hibah dari Badan Pengelola Perkebunan Kelapa Sawit sebesar Rp 25 juta yang tidak dikembalikan. Sisanya Rp 33 juta merupakan kredit dari bank BUMN.
”Kami memberikan target produksi kepada PTPN V agar dapat dicapai. Kalau tidak, PTPN V akan bertanggung jawab menalangi kekurangannya,” kata Rini didampingi Gubernur Riau Syamsuar dan Direktur PTPN V Jatmiko K Santosa.
Menurut dia, PTPN V meminta target 28.000 hektar lahan peremajaan akan diselesaikan selama lima tahun ke depan. Namun, ia meminta dapat dipercepat menjadi tiga tahun.
Ia mengatakan, produk kelapa sawit masih akan menjadi andalan Indonesia di masa depan. Untuk menyerap produksi yang lebih besar, pemerintah terus mengupayakan pembuatan bahan bakar biodiesel menggunakan bahan minyak mentah dari kelapa sawit.
”Kerja sama PTPN dengan Pertamina terus ditingkatkan agar penyerapan kelapa sawit akan semakin besar,” ucapnya.
Jatmiko menambahkan, peremajaan perkebunan kelapa sawit di Desa Kumain, Tandun, dilakukan untuk 362 keluarga petani dengan total luas 725 hektar. Setiap petani mendapat jatah 2 hektar per keluarga.
Secara teknis, menurut Jatmiko, proses peremajaan sejak penanaman dikawal seluruhnya. Bibit yang dipakai jenis unggul dan pemupukan akan berlangsung sesuai anjuran. ”Petani yang kehilangan pendapatan selama masa peremajaan dapat bekerja di kebunnya sendiri dan dibayar. Biaya yang diperlukan untuk peremajaan di desa ini mencapai Rp 42 miliar, yang Rp 10 miliar di antaranya akan kembali kepada petani sebagai upah pekerja,” ujarnya.
Ia menyatakan, pihaknya siap menerima tantangan dari Menteri BUMN untuk mencapai angka produksi yang sesuai target. Apabila tidak sesuai target, kerugian tidak akan dibebankan kepada petani, tetapi akan diambil alih PTPN V.
Peremajaan kelapa sawit plasma PTPN V, lanjutnya, merupakan program yang kedua. Tahap pertama peremajaan sudah dilakukan semasa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2012-2014. Luas lahan peremajaan mencapai 3.476 hektar di Kabupaten Siak dan Rokan Hulu. Program kedua ini berkembang ke lima kabupaten di Siak, Indragiri Hulu, Kampar, Rokan Hulu, dan Rokan Hilir.
Gubernur Riau Syamsuar menyebutkan, sampai saat ini, Riau memiliki 138.000 hektar lahan kelapa sawit rakyat yang perlu diremajakan. Sekitar 9.000 hektar sudah dikerjakan oleh perusahaan swasta dan PTPN V.
Sangat terbantu
Pemerintah Provinsi Riau sangat berterima kasih kepada PTPN V dan pemerintah pusat yang sudah membantu peremajaan kelapa sawit rakyat Riau.
Berdasarkan pengamatan di lokasi, tanah untuk areal peremajaan kelapa sawit plasma di Desa Kumai seluas 725 hektar sudah selesai diolah. Bekas tanaman kelapa sawit lama sudah ditumbangkan dan disusun rapi membentuk barisan sejajar. Di lahan itu sudah ditanam tanaman penutup tanah jenis kacang-kacangan.
Teguh (38), anggota Kelompok Tani 12, Desa Kumain, yang dihubungi di lapangan mengatakan sangat terbantu dalam program peremajaan kelapa sawit. Ia dan istrinya menerima hibah Rp 100 juta untuk meremajakan kebunnya seluas 4 hektar.
”Kami masih mendapat pinjaman sebesar Rp 33 juta dari Bank BNI per hektar selama masa penanaman sebelum panen. Seluruh proses melibatkan petani dan koperasi unit desa dan sangat terbuka sehingga kami menjadi sangat terbantu,” ujar petani asal Ponorogo, Jawa Timur, yang ikut transmigrasi bersama orangtuanya pada 1987 itu.