Sempat Melambat, Industri Makanan dan Minuman Diyakini Bakal Menggeliat
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Industri makanan dan minuman diyakini bakal kembali menggeliat pada semester II-2018. Kenaikan indeks manajer pembelian atau PMI pada Agustus 2018 berpotensi mendongkrak permintaan.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman, Minggu (16/9/2018) di Jakarta, mengatakan, industri makanan dan minuman sempat melambat karena libur panjang Lebaran. Namun, kata Adhi, pada Agustus industri makanan dan minuman mulai menunjukkan geliatnya.
Kementerian Perindustrian mencatat, pada semester I-2018, pertumbuhan industri makanan dan minuman mencapai 8,67 persen atau melampaui pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,27 persen. Industri makanan dan minuman memberikan kontribusi tertinggi terhadap produk domestik bruto industri pengolahan nonmigas sebesar 35,87 persen.
”PMI kita yang meningkat pada Agustus 2018 bisa menjadi indikasi permintaan meningkat pada bulan-bulan berikutnya,” ujar Adhi.
Data yang dirilis Nikke menunjukkan, PMI Indonesia meningkat dari 50,5 persen pada Juli 2018 menjadi 51,9 persen pada Agustus 2018.
Data tersebut merupakan ukuran kinerja sektor manufaktur yang berasal dari hasil survei sebanyak 400 perusahaan. Lima indikator indeks yang menjadi bobot penilaian adalah pesanan baru, hasil produksi, jumlah tenaga kerja, waktu pengiriman dari pemasok bahan baku, dan stok barang yang dibeli.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan, PMI Indonesia yang naik menjadi momentum baik bagi pelaku industri untuk terus berekspansi.
Sepanjang tahun ini, Gapmmi memproyeksikan industri makanan dan minuman bisa tumbuh di atas 10 persen, lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang 9,23 persen.