JAKARTA, KOMPAS — PT Bank HSBC Indonesia bermitra dengan sejumlah pihak untuk mendorong literasi keuangan. Upaya itu dilakukan melalui edukasi di dalam sistem pendidikan dan di luar sistem pendidikan.
”Kami harap pendekatan ini akan mempercepat kemajuan tingkat literasi keuangan masyarakat,” kata Presiden Direktur PT Bank HSBC Indonesia Sumit Dutta di Jakarta, Rabu (9/8). Ia hadir dalam pembukaan diskusi panel HSBC untuk Masyarakat Indonesia yang bertajuk ”Mengkaji Upaya Pemberdayaan yang Tepat Guna dan Tepat Sasaran guna Membangun Masyakat Masyarakat Indonesia Mandiri secara Sosial Ekonomi dan Sejahtera”.
Berdasarkan survei Otoritas Jasa Keuangan, tingkat literasi keuangan di Indonesia tahun 2016 sebesar 29,66 persen atau naik 7,82 persen dibandingkan dengan tahun 2013.
Kemitraan HSBC Indonesia antara lain dengan Putera Sampoerna Foundation, Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB), dan Prestasi Junior Indonesia.
Chief Executive Officer dan Pendiri YCAB Veronica Colondam mengatakan, ada data bahwa peningkatan bisnis pedagang mikro yang mendapat pelatihan inklusi keuangan bisa tiga kali lipat dibandingkan dengan yang tidak menerima pelatihan. ”Berdasarkan hal ini, kami memasukkan pelatihan pengembangan usaha ke dalam program pemberdayaan ibu dan anak muda di komunitas,” kata Veronica.
Veronica menambahkan, pemanfaatan teknologi mampu meningkatkan omzet dan memunculkan kreasi gaya.
Sementara Head of Management Study Program Faculty of Business Sampoerna University Wahyoe Soedarmono mengatakan, beberapa waktu lalu pihaknya melatih 147 lembaga keuangan mikro yang ke depan dinilai akan berperan penting dalam mendorong inklusi keuangan.