Pesparani II Diharapkan Jadi Ajang Persatuan Umat Beragama
Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Nasional II diharapkan jadi pemersatu umat beragama. Kegiatan ini akan digelar di Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada akhir Oktober hingga awal November 2022.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
(done)
JAKARTA, KOMPAS – Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik Nasional II akan digelar di Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada 28 Oktober hingga 3 November 2022. Kegiatan ini diharapkan menjadi wadah umat beragama untuk bersatu dan saling bekerja sama.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Jumat (13/5/2022), berharap agar Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Nasional II menjadi wadah kolaborasi masyarakat dari berbagai agama. Ini penting sebagai perekat persatuan bangsa. Kehadiran kelompok dengan pemikiran keagamaan yang eksklusif dan ekstrem memicu ketegangan antarumat beragama.
Itu sebabnya, dia menekankan pentingnya moderasi beragama di masyarakat. Moderasi beragama diyakini sebagai permulaan solusi atas masalah sosial keagamaan. Moderasi beragama juga mendorong rasa menghargai terhadap keberagaman.
”Saya harap agar kerja sama, sinergi, dan kolaborasi para tokoh agama, tokoh masyarakat, dan lembaga keagamaan semua agama, termasuk lembaga Pesparani, untuk terus menjaga, merawat, dan melestarikan keberagaman itu,” kata Yaqut, yang diwakili oleh Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik Albertus Magnus Adiyarto, pada Rapat Kerja Nasional Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik Nasional (LP3N) di Jakarta.
Pesparani Katolik Nasional II digelar dengan 13 cabang lomba, yaitu enam kategori lomba paduan suara, empat mazmur, dan tiga lomba cerdas cermat. Kegiatan ini diikuti 34 provinsi. Para peserta mesti melakukan lomba tingkat daerah sebelum maju ke Pesparani tingkat nasional (Kompas.id, 11/4/2022).
Sebelumnya, Pesparani Katolik Nasional I dilakukan di Ambon, Maluku, pada 27 Oktober hingga 2 November 2018. Ada lebih dari 5.000 anggota umat Katolik dari seluruh penjuru Indonesia yang mengikuti kegiatan ini (Kompas, 9/10/2018).
Pesparani Katolik Nasional II direncanakan dilaksanakan pada 2020, tetapi batal karena pandemi Covid-19. Pelaksanaannya diundur ke 2021, kemudian diundur lagi ke 2022.
Diketuai orang Muslim
Adapun ketua panitia Pesparani Katolik Nasional II merupakan seorang Muslim yang menjabat sebagai Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama NTT, Ahmat Jamaludin. Ia ditunjuk Gubernur NTT untuk memimpin panitia Pesparani (Kompas, 26/4/2019).
Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) MGR Antonius Subianto Bunjamin berharap agar kerja sama dengan umat agama lain berbuah persaudaraan. Menurut dia, Pesparani bisa dikembangkan jadi pesta kemanusiaan dan persaudaraan.
”Mudah-mudahan (kita) tidak sekadar melibatkan mereka, tapi sungguh masuk ke persaudaraan sejati. Sebagai manusia ciptaan Tuhan, manusia punya tujuan yang sama untuk meraih kebahagiaan dengan cara yang berbeda-beda. Semoga cara yang berbeda itu semakin memperkaya kita,” ucapnya.
Direktur Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Amich Alhumami mengatakan, agama dan pendidikan mengangkat harkat dan martabat manusia. Harkat dan martabat selanjutnya mencerminkan kualitas kehidupan bangsa.
”Pembangunan itu tidak semata ekonomi dan infrastruktur, tapi juga pembanguan manusia secara keseluruhan,” ujar Amich. ”Pembangunan itu memanusiakan manusia. Hal ini kerap dilupakan dalam derap pembangunan.”