Kerja Sama Semua Pihak Dibutuhkan untuk Jaga Keberlanjutan Bioskop
Geliat bioskop mulai terlihat sejak 2021. Momentum ini perlu dijaga bersama untuk keberlanjutan bioskop. Sebab, bioskop salah satu mata rantai utama di industri perfilman Indonesia.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
KRISTI DWI UTAMI
Suasana di penerapan protokol kesehatan di ruang menonton salah satu bioskop di Kota Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (30/1/2021).
JAKARTA, KOMPAS – Setelah sempat ditutup sementara akibat pandemi Covid-19, bioskop-bioskop kembali menggeliat. Momentum ini mesti dijaga agar bioskop tetap hidup. Kerja sama semua pihak pun dibutuhkan, baik pemerintah, produsen film, maupun masyarakat.
Geliat bioskop tampak dari tingginya jumlah penonton beberapa waktu terakhir. Head of Corporate Communications and Brand Management Cinema XXI Dewinta Hutagaol mengatakan, peningkatan jumlah penonton mulai terjadi sejak 2021. Itu adalah tahun ketika sejumlah film nasional ditayangkan ke bioskop.
”Antusiasme pencinta film di momen Lebaran tahun ini sungguh baik,” kata Dewinta secara tertulis, Selasa (10/5/2022). ”Meski belum kembali ke masa sebelum pandemi di 2019, di mana rata-rata penjualan tiket sebanyak 405.000 tiket per film, tapi kondisinya sudah mulai berangsur pulih,” tambahnya.
Produser, importir, dan distributor film di dalam dan luar negeri untuk memercayakan film-film box office tayang di bioskop. (Dewinta Hutagaol)
Salah satu judul film yang meraih banyak penonton adalah KKN di Desa Penari. Film ini ditonton lebih dari 3 juta orang setelah ditayangkan selama sembilan hari. Adapun film ini tayang perdana pada 30 April 2022.
KOMPAS/DWI BAYU RADIUS
Kerabat kerja KKN di Desa Penari berfoto bersama seusai gala premier film tersebut di Jakarta, Jumat (22/4/2022).
FilmKKN di Desa Penaripun jadi film terlaris pertama di Indonesia tahun ini. Menurut laman filmindonesia.or.id, film terlaris di Indonesia selanjutnya adalah Dear Nathan: Thank You Salma dengan 754.744 penonton. Adapun film Kuntilanak 3 meraih 685.254 penonton, sementara film Menjelang Magrib ditonton 556.193 orang.
Film garapan Hollywood, Doctor Strange in Multiverse of Madness, juga menarik minat penonton. Dewinta menambahkan, film Spiderman: No Way Home yang ditayangkan pada Desember 2021 juga diminati. ”Hal ini mengindikasikan bahwa moviegoing habits masyarakat ke bioskop telah kembali,” ujarnya.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Petugas membantu pengujung yang membeli tiket secara daring di bioskop CGV di Grand Indonesia Mal, Jakarta Pusat, yang kembali dibuka untuk umum, Rabu (21/10/2020).
Ketua Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafruddin sebelumnya mengatakan, peningkatan jumlah penonton juga terjadi di masa libur Lebaran. Omzet pengusaha bioskop pun lebih tinggi pada periode Lebaran tahun ini daripada tahun lalu.
Omzet pengusaha bioskop pada masa libur Lebaran 2021 berkisar Rp 4 juta hingga Rp 5 juta per hari. Sementara itu, pada periode yang sama tahun 2022, omzetnya naik Rp 30 juta hingga Rp 50 juta.
”Itu untuk bioskop independen. Angka ini belum termasuk jaringan bioskop yang besar,” ucap Djonny.
Menurut Dewinta, tingginya minat penonton disebabkan beberapa faktor, salah satunya pandemi Covid-19 cukup terkendali. Kedisiplinan publik terhadap protokol kesehatan juga sudah terbentuk. Selain itu, ada pula dukungan dari produsen, importir, dan distributor film yang menayangkan filmnya di bioskop.
”Untuk dapat bounce back, kami tentu butuh dukungan semua pihak, yaitu pemerintah untuk menyusun strategi transisi dari pandemi menuju endemi. Lalu, produser, importir, dan distributor film di dalam dan luar negeri untuk memercayakan film-film box office tayang di bioskop. Masyarakat juga agar bersama-sama menjaga kedisiplinan, menerapkan protokol kesehatan, termasuk saat menonton di bioskop,” tutur Dewinta.
KOMPAS/RADITYA HELABUMI
Petugas tiket melayani penonton yang membeli tiket film di salah satu jaringan bioskop CGV di Jakarta, Kamis (16/9/2021).
Peran bioskop krusial di industri film Indonesia. Ini karena sebagian besar pendapatan film berasal dari penjualan tiket di bioskop. Pendapatan film di platform over the top (OTT) dinilai belum cukup. Selain itu, pegiat film juga berhadapan dengan pembajakan.
Kendati ada di situasi sulit selama pandemi, sejumlah film Indonesia mampu menorehkan prestasi. Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas karya Edwin, misalnya, meraih penghargaan Golden Leopard di ajang Locarno Film Festival di Swiss, Agustus 2021. Film Yuni garapan Kamila Andini juga meraih penghargaan Platform Prize di Toronto International Film Festival.