Bulan Ramadhan bisa jadi kesempatan bagi orangtua mengajarkan nilai-nilai kebaikan untuk berbagi dengan sesama.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
Ramadhan sebentar lagi tiba. Bulan baik yang dinanti umat Islam ini juga bisa jadi salah satu momen bagi keluarga untuk mengajarkan nilai-nilai pendidikan karakter bagi anak-anak sejak di rumah.
Dalam sebuah acara diskusi pertengahan Maret 2022, psikolog anak dan keluarga Samanta Elsener memaparkan, setiap anak memiliki potensi menjadi anak yang hebat. Sejak kecil, anak-anak dapat menjadi anak hebat serta tumbuh dan berkembang secara optimal. Untuk itu, orangtua harus membekali anak-anak dengan kemampuan kognitif dan sosial emosional dengan memberikan stimulasi yang sesuai agar anak memiliki keterampilan yang lengkap serta tumbuh menjadi anak yang pandai, berani, dan baik hati. Di masa yang menantang ini, tentunya orangtua harus lebih kreatif dalam menciptakan berbagai aktivitas yang dapat menstimulasi anak.
”Nah, bulan Ramadhan juga merupakan salah satu momen yang tepat sebagai langkah awal untuk mengajarkan nilai-nilai pendidikan, seperti kebersamaan, ikatan keluarga, kesabaran dan empati, di mana nilai-nilai tersebut menjadi alasan yang mendasari untuk berbagi kebaikan. Orangtua bisa memberikan contoh berbuat kebaikan, dimulai dari hal sederhana, misalnya dengan berbuat kebaikan bersama saudara sekandung di rumah atau mengajarkan makna kebaikan dengan membuat pesan dukungan yang positif kepada teman-teman,” tutur Samantha.
Rasa berbagi dan berkeinginan untuk berbuat baik adalah perilaku yang dapat dipelajari dan dipupuk sedari dini. Sejak kecil, anak-anak sudah dapat diarahkan serta diberikan contoh untuk berbagi dan mulai mempelajari konsep berbagi dari orang-orang terdekat.
Berbuat baik juga memiliki dampak yang positif terhadap tumbuh kembang anak, yaitu dapat menumbuhkan rasa bahagia dan percaya diri anak, seperti anak merasa dibutuhkan dan dihargai. Selain itu, anak terlatih untuk berpikir secara obyektif terhadap kondisi orang lain dan dirinya, serta terlatih untuk menumbuhkan empati yang dapat menjadi modal dasar di masa depan kelak.
Berbagi kebaikan
Dalam sebuah acara Bebelac, aktris Putri Titian mengisahkan, sebagai seorang ibu dirinya merasa khawatir akan tumbuh kembang dua anaknya, terutama di masa periode keemasan karena pembatasan sosial dan minimnya interaksi anak dengan teman sebaya. Dia selalu berusaha mencari inspirasi yang dapat menstimulasi melalui cara kreatif baru dan menarik untuk mendukung tumbuh kembang anak secara optimal walaupun di saat pandemi.
”Tidak hanya agar tumbuh menjadi anak yang sehat, aktif, dan pandai, sebagai orangtua aku juga ingin agar ia tumbuh menjadi anak yang baik hati. Untuk itu, sedini mungkin aku mulai mencontohkan pada anak-anak untuk berbuat kebaikan dan menumbuhkan sifat empatinya kepada sesama, dimulai dari hal sederhana, seperti berbagi dengan teman, menyayangi adiknya, dan membantu ibu di rumah,” kisah Tian, sapaannya.
Berbuat baik juga memiliki dampak yang positif terhadap tumbuh kembang anak, yaitu dapat menumbuhkan rasa bahagia dan percaya diri anak, seperti anak merasa dibutuhkan dan dihargai.
Marketing Manager Bebelac Anissa Permatadietha Ardiellaputri mengatakan, tidak dapat dimungkiri, situasi pandemi selama dua tahun belakangan memiliki tantangan tersendiri bagi anak Indonesia, khususnya jaga jarak yang membatasi interaksi antara anak dan lingkungan serta teman sebayanya. Kondisi ini tentunya memengaruhi tumbuh kembang mereka secara optimal.
Namun, orangtua dituntut untuk tetap memberikan stimulasi kreatif pada anak agar keterampilan mereka tetap terasah serta mendukung stabilitas emosional buah hati untuk membentuk karakter dan moral yang baik sebagai bekal kehidupannya di masa mendatang.