Antisipasi Omicron, 359 Sekolah di Kalsel Masih Terapkan PTM 50 Persen
Sebanyak 359 SMA dan SMK di bawah naungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan masih menerapkan pembelajaran tatap muka dengan kapasitas 50 persen. Hal itu untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 varian Omicron.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·4 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Sebanyak 359 sekolah di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan masih menerapkan pembelajaran tatap muka dengan kapasitas 50 persen. Pelaksanaannya tetap dimonitor dan dievaluasi guna mengantisipasi penyebaran Covid-19 varian Omicron.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalsel M Yusuf Effendi mengatakan, satuan pendidikan di bawah naungan pemerintah provinsi merupakan sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK) yang tersebar di 13 kabupaten/kota. Saat ini, semuanya sudah diizinkan untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM).
”Sesuai rekomendasi Satuan Tugas Covid-19 Provinsi Kalsel, PTM di 359 satuan pendidikan itu masih dengan kapasitas 50 persen. Kami juga tidak ingin tergesa-gesa melaksanakan PTM 100 persen karena saat ini ada varian baru Covid-19 (Omicron) yang menghantui kita,” katanya di Banjarmasin, Jumat (7/1/2022).
Menurut Yusuf, Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi; Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri tentang Panduan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19 memang telah mengizinkan pelaksanaan PTM 100 persen. Namun, penerapannya tetap disesuaikan dengan kondisi suatu daerah.
”Kami memutuskan PTM 50 persen berjalan dulu sambil dievaluasi. Kalau memang sudah berjalan bagus tanpa persoalan, bisa saja nanti mengikuti imbauan SKB empat menteri untuk menggelar PTM 100 persen. Itu pun kalau kondisinya memang kondusif,” tuturnya.
Yusuf mengatakan, PTM pada jenjang SMA dan SMK di Kalsel sebetulnya sudah diuji coba sejak pertengahan tahun 2021 lalu. Pada awalnya, hanya 30 sekolah yang mendapat rekomendasi dari Satgas Covid-19 Provinsi Kalsel untuk melaksanakan PTM terbatas.
Dari hasil evaluasi terhadap 30 sekolah tersebut, ternyata tidak ada guru ataupun siswa yang terpapar Covid-19 selama mengikuti PTM. Dengan kata lain, tidak ada satuan pendidikan yang menjadi kluster baru. Uji coba dan evaluasi pada 30 sekolah itu kemudian menjadi dasar untuk mendorong semua satuan pendidikan menggelar PTM.
Sebanyak 329 satuan pendidikan yang lain akhirnya diizinkan melaksanakan PTM. Terhitung sejak 6 Desember 2021, semua SMA dan SMK di Kalsel atau sejumlah 359 satuan pendidikan melaksanakan PTM. Namun, karena ada libur semester serta libur Natal dan Tahun Baru, PTM baru efektif pada 3 Januari 2022.
Kami juga mengimbau semua masyarakat Kalsel untuk waspada dan tidak berkunjung dulu ke daerah yang sudah ada temuan kasus Omicron. (Muhammad Muslim)
Sekarang ini, lanjut Yusuf, 100 persen satuan pendidikan di bawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalsel sudah menggelar PTM terbatas dengan kapasitas 50 persen. Guru dan peserta didik juga harus sudah divaksin dan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
”Dalam pelaksanaan PTM 50 persen itu semua peserta didik tetap masuk setiap hari, cuma diatur waktunya atau dibagi menjadi dua sif supaya tidak terjadi kerumunan dan tetap bisa menjaga jarak,” katanya.
Diperketat
Menurut Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel Roy Rizali Anwar, temuan kasus Covid-19 varian Omicron di daerah lain harus mulai diantisipasi karena tidak menutup kemungkinan varian baru tersebut akan masuk juga ke Kalsel. ”Pintu-pintu masuk di bandara dan pelabuhan sudah harus diperketat. Bagi mereka yang datang dari wilayah dengan temuan Omicron mungkin harus dites,” ujarnya.
Roy juga meminta pemerintah kabupaten/kota untuk menyiapkan kembali rumah sakit agar siap mengantisipasi kemungkinan lonjakan kasus Covid-19. Sarana prasarana pendukung dan personel harus dipersiapkan, mulai dari tenaga kesehatan, tempat tidur, obat-obatan, dan oksigen. Fasilitas karantina terpusat atau tempat isolasi terpusat yang sudah ditutup juga perlu disiapkan lagi.
”Di tahun ini kami berharap bisa lebih cepat melaksanakan vaksinasi dan lebih siap mengendalikan penyebaran Covid-19 varian baru. Kami ingin perekonomian Kalsel masih bisa bertahan dan tidak terganggu seperti pada tahun sebelumnya di awal menghadapi Covid-19,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel Muhammad Muslim menambahkan, upaya tes dan pelacakan akan dimasifkan lagi untuk mengantisipasi penularan Omicron di Kalsel. ”Kami juga mengimbau semua masyarakat Kalsel untuk waspada dan tidak berkunjung dulu ke daerah yang sudah ada temuan kasus Omicron,” ujarnya.
Hingga Kamis (6/1/2022), kasus aktif Covid-19 di Kalsel tercatat 8 kasus atau hanya 0,01 persen dari total kasus positif sebanyak 69.959 kasus. Selain itu, ada 12 kasus suspek atau diduga Covid-19. Sementara angka kesembuhan sebesar 96,57 persen dan angka kematian 3,42 persen.