Teknologi Informasi Membuka Peluang dan Tantangan Eksplorasi Warisan Budaya
Teknologi informasi dalam era digital membuka peluang dan sekaligus tantangan upaya pelestarian warisan budaya, termasuk seni tradisi. Revolusi digital memberikan dukungan dan juga memungkinkan akselerasi karya baru.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Kemajuan teknologi informasi dalam era digital membuka peluang sekaligus tantangan dalam upaya pelestarian warisan budaya, termasuk seni tradisi. Revolusi digital dalam media baru memberikan dukungan dan juga memungkinkan akselerasi kreativitas mengeksplorasi seni tradisi dalam melahirkan karya baru.
Demikianlah benang merah dari sarasehan atau widyatula dengan tema ”Seni Digital, Rekavisual dan Revitalisasi” yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali secara dalam jaringan (daring) dari Denpasar, Jumat (9/7/2021).
Sarasehan yang dipandu Ketua PWI Bali I Gusti Made B Dwikora Putra itu menghadirkan dua narasumber, yakni dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar yang juga fotografer I Komang Arba Wirawan dan pewarta Kompas sekaligus praktisi multimedia Eddy Hasby. Adapun sarasehan ini dilangsungkan serangkaian pelaksanaan Pesta Kesenian Bali (PKB) Ke-43.
Teknologi digital memberikan tantangan bagaimana mengeksplorasi, mengkreasikan, dan mengeksekusi ide-ide seni. (Arba Wirawan)
Dalam sarasehan, Arba mengatakan, kemajuan teknologi informasi sejatinya memberikan cara baru dalam mengerjakan pekerjaan lama. Teknologi informasi yang semakin maju saat ini agar dimanfaatkan dalam mengeksplorasi tradisi dan warisan budaya, termasuk seni tradisi, selain ide-ide orisinal baru.
”Teknologi digital memberikan tantangan bagaimana mengeksplorasi, mengkreasikan, dan mengeksekusi ide-ide seni,” kata Arba dalam sarasehan secara daring tersebut.
Arba menambahkan, perkembangan teknologi semakin canggih agar digunakan untuk memberikan kemudahan dan mendatangkan keuntungan bagi manusia. Dalam kondisi pandemi Covid-19, menurut Arba, pemanfaatan teknologi digital semakin terbuka peluangnya dalam mengeksplorasi seni tradisi.
”Bali sudah memiliki brand image,” kata Arba lebih lanjut. Kini tantangannya bagaimana membangun brand image Bali menjadi lebih besar sehingga mendatangkan keuntungan, termasuk keuntungan ekonomi, bagi seniman-seniman Bali.
Revolusi visual
Kemajuan teknologi informasi dan digital, menurut Eddy Hasby, juga mengubah konsep dalam fotografi. Eddy menyebut perubahan itu sebagai revolusi visual. Dalam kerja jurnalistik, pewarta foto kini tidak hanya membuat foto jurnalistik, tetapi juga menghasilkan karya jurnalistik multimedia, termasuk video.
”Mengubah mindset (pola pikir) fotografer, yakni tidak hanya membuat foto, tetapi juga video dan karya multimedia lainnya,” kata Eddy melalui konferensi video. Alasannya fotografer bekerja dalam dua format, yakni video yang bergerak dan foto yang still.
Eddy mengungkapkan, Bali memiliki potensi dan kekayaan warisan seni dan budaya yang dapat dieksplorasi lebih mendalam kemudian dihadirkan secara visual dalam bentuk karya multimedia, yang mengombinasikan foto dan video.
Perkembangan kamera foto dari kamera analog ke kamera digital kemudian kamera digital dengan kemampuan merekam video dan juga telepon seluler yang sekarang ini semakin canggih, menurut Eddy, memudahkan dan mempercepat produksi dan juga distribusi karya visual, baik foto maupun video atau karya visual multimedia lainnya.
Untuk memperkuat dan memperkaya karya visual multimedia itu, menurut Eddy, perlu dipersiapkan kontennya, di antaranya, dengan riset dan pengumpulan bahan, pembuatan latar cerita, kemudian memproduksi karya multimedia dengan mengikuti kaidah sinematografi.
Adapun Dwikora mengungkapkan, peluang dan potensi yang terbuka dengan kecanggihan teknologi informasi dan kemajuan digital lebih mudah ditangkap kalangan generasi muda. Untuk itu, dibutuhkan kreativitas dan kolaborasi atau kerja sama agar mampu menghasilkan karya kreatif yang bermutu.
Dalam sarasehan itu, Arba juga menyatakan, Bali perlu membangun dan memiliki museum digital sebagai wahana pendokumentasian, pelestarian, dan juga pengembangan seni tradisi Bali. Penyelenggaraan PKB secara rutin tiap tahun menjadi koleksi berharga tentang warisan budaya dan kesadaran kultural masyarakat Bali.