Pendidikan keluarga turut membentuk karakter unggul dan kualitas anak yang dalam jangka panjang sekaligus berkontribusi pada pembangunan manusia sebuah bangsa. Karena itu, pendidikan keluarga perlu diperkuat.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Orangtua memiliki peran penting untuk menyukseskan pendidikan keluarga. Dengan menghadirkan rumah bernuansa pengasuhan keluarga yang berkesadaran atau mindful parenting, anak-anak dapat merasakan kebahagiaan yang membekali mereka tumbuh menjadi generasi berkarakter unggul dan berkualitas dalam mengisi bonus demografi Indonesia.
Pada perayaan ulang tahun ke-7 Komunitas Menata Keluarga (eMKa), Sabtu (29/5/2021), Pendiri eMKa, Melly Kiong, mengatakan, keluarga Indonesia sebagai sel terkecil dari suatu negara jadi tindakan preventif atau pencegahan dari banyak masalah karena perubahan zaman dan perkembangan teknologi.
”Banyak anak mengalami masalah, sementara orangtua sibuk. Jika tidak menguatkan keluarga dengan membangun fondasi keluarga yang berkualitas, ke depannya akan sulit. Pendidikan untuk generasi muda bangsa tidak hanya harus sukses di sekolah, yang terpenting justru pendidikan di dalam keluarga atau pendidikan di rumah,” papar Melly.
Selama tujuh tahun perjalanannya untuk mewujudkan keluarga yang hadir dengan pengasuhan berkesadaran, komunitas eMKA merangkul berbagai elemen, mulai dari orangtua, guru, generasi muda, pemerintah daerah dan pusat, hingga anak-anak. Penguatan peran orangtua dan keluarga dalam membangun karakter anak sejak dari rumah dihadirkan dengan membentuk Rumah Karakter, sebuah wadah belajar praktik baik dalam menerapkan pendidikan karakter bagi anak-anak.
Banyak anak mengalami masalah, sementara orangtua sibuk. Jika tidak menguatkan keluarga dengan membangun fondasi keluarga yang berkualitas, ke depannya akan sulit.
Menurut Melly, pengasuhan anak dengan mindful parenting merupakan konsep pengasuhan orangtua yang mengedepankan kesadaran orangtua dalam berkomunikasi, mendidik, dan mengasuh anak. Para orangtua diajak menerapkan lima dimensi, yaitu mendengarkan dengan penuh perhatian dan berbicara dengan empati, tidak menghakimi diri sendiri dan orang lain, pengendalian emosi diri, adil dan bijaksana, serta welas asih.
Pendiri eMKA, Budiman Goh, mengatakan, generasi unggul yang diharapkan mengisi bonus demografi Indonesia dimulai dari kehidupan orangtua dan anak bersama yang bahagia. Penguatan keluarga yang diperjuangkan eMKA tak hanya mendukung orangtua mendidik karakter anak secara berkesadaran, tetapi juga memampukan keluarga untuk berkembang dalam berbagai aspek, seperti ekonomi dan budaya.
Sementara itu, Ketua Umum Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI) Pontjo Sutowo mengatakan, keluarga—lewat pendidikan keluarga—berperan membangun manusia Indonesia yang andal. Pada era persaingan global yang ketat serta kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, modal manusia jadi penting untuk peningkatan kemajuan suatu bangsa.
”Pendidikan keluarga berperan untuk membentuk karakter anak. Sebab, pengembangan karakter individu dipengaruhi lingkungan di mana individu itu paling banyak berinteraksi atau tinggal. Karena anak-anak paling banyak menghabiskan waktu di tengah-tengah keluarga, ketahanan keluarga penting dikuatkan,” kata Pontjo.
Menurut Melly, dirinya mengenang pesan almarhum Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Joesoef yang mengatakan bahwa besarnya peran ibu dalam pendidikan keluarga. Bahkan, Daoed Joesoef membuat buku berjudul Emak untuk menceritakan betapa pentingnya pendidikan keluarga dalam suatu bangsa.