Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta atau dikenal juga sebagai UIN Jakarta mendapat dua guru besar baru untuk Fakultas Psikologi. Dengan demikian, total guru besar di fakultas itu menjadi empat orang.
Oleh
Mediana
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Universitas Islam Negeri atau UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengukuhkan Profesor Achmad Syahid sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pemikiran Islam dan Profesor Bambang Suryadi sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Psikologi Pendidikan dan Konseling, Rabu (13/1/2021), di Auditorium Harun Nasution, Ciputat, Tangerang Selatan. Pengukuhan dua guru besar ini diharapkan semakin membawa UIN Syarif Hidayatullah menjadi kampus pembaru dalam mendalami pemikiran-pemikiran keislaman.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang hadir secara daring mengatakan, sejak lama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dikenal sebagai kampus pembaru, bahkan ketika namanya masih Institut Agama Islam Negeri (IAIN). Dari kampus itu, masyarakat mengenal Harun Nasution sebagai sosok peletak dasar pembaruan pemikiran Islam. Lalu, sosok Nurcholish Madjid yang dikenal masyarakat Indonesia dan dunia sebagai pemikir keislaman.
Pembaruan dalam Islam merupakan keharusan sepanjang masa, terutama saat masyarakat sekarang berhadapan dengan kecanggihan teknologi dan pandemi Covid-19. Kontekstualisasi ajaran Islam kini menemukan momentumnya. (Yaqut Cholil Qoumas)
”Pembaruan dalam Islam merupakan keharusan sepanjang masa, terutama saat masyarakat sekarang berhadapan dengan kecanggihan teknologi dan pandemi Covid-19. Kontekstualisasi ajaran Islam kini menemukan momentumnya,” ujarnya.
Yaqut menganggap Islam sebagai agama yang bisa memecahkan permasalahan-permasalahan di masyarakat. Islam tidak semestinya menjadi justifikasi ataupun legitimasi untuk menghilangkan hak hidup orang lain.
”Saya berpesan agar (UIN Syarif Hidayatullah) terus menggairahkan diskursus-diskursus kajian Islam yang relevan untuk menjawab persoalan kemanusiaan,” katanya.
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Amany Lubis mengatakan, pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu Pemikiran Islam dan Guru Besar Bidang Psikologi Pendidikan dan Konseling memberikan optimisme baru. Pertama, kampus memperoleh kajian keilmuan baru. Kedua, kampus mendapat tambahan guru besar.
Dia memandang, psikologi Islam mempunyai peluang dan potensi untuk lebih masif dikembangkan di tengah-tengah ketidakmampuan psikologi umum.
”Psikologi Islam yang berkarakter religiositas bisa menangkap karakter manusia seutuhnya,” kata Amany.
Dia menambahkan, UIN Syarif Hidayatullah telah meraih sejumlah apresiasi dan pencapaian. Kampus memperoleh status sebagai perguruan tinggi Islam negeri dengan akreditasi unggul, memiliki 61 profesor, memiliki hak kekayaan intelektual terbanyak, memiliki 27 jurnal bereputasi terbaik, dan nomine sebagai badan layanan umum dengan pengelolaan terbaik.
”Kami kembali mengajukan proposal untuk menjadi perguruan tinggi berbadan hukum pada 2019. Inisiatif ini pernah kami proses pada 2017-2018. Kami berharap pada 2021 status baru kelembagaan bisa didapatkan,” imbuh Amany.
Profesor Achmad Syahid diangkat sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pemikiran Islam berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nomor 69107 Tahun 2020. Dia sehari-hari mengajar di Fakultas Psikologi untuk sejumlah mata kuliah, seperti Studi Islam I-II, Filsafat Manusia, serta Islam dan Ilmu Pengetahuan.
Profesor Bambang Suryadi diangkat menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Psikologi Pendidikan dan Konseling berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 69109 tahun 2020. Dia sehari-hari mengajar di Fakultas Psikologi dan mengampu mata kuliah Metode Penelitian Psikologi, Psikologi Faal, Psikologi Konseling, serta Pengukuran dan Evaluasi Psikologi Pendidikan.
Sejak Agustus 2020, Bambang diangkat menjadi Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar RI untuk Mesir. Sebelumnya, dia juga pernah menjabat Kepala Badan Standar Nasional Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan periode 2017-2019.
Dalam orasi ilmiah secara daring, Bambang mengangkat tema kajian tentang religiositas di bidang psikologi pendidikan. Tema itu bukan hal baru. Satu dekade terakhir terdapat sekitar 39 penelitian dengan tema serupa, tetapi hasilnya belum sampai tahap konklusi. Penyebabnya adalah ada perbedaan konstruksi konsep dan skala religiositas.
Penelitian dia berupaya menemukan implementasi religiositas di kalangan mahasiswa perguruan tinggi Islam. Dia memakai teknik convenience sampling dengan total 766 orang mahasiswa berusia 17-24 tahun dari berbagai fakultas di tujuh perguruan tinggi Islam. Sebanyak 28 item skala religiositas dipakai.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat religiositas tinggi ada pada mahasiswa perempuan. Mahasiswa yang berdomisili di luar Jakarta punya tingkat religiositas lebih tinggi dibanding dari Jakarta. Perilaku religius yang positif meliputi, antara lain tobat dan gemar bersedekah.
”Perilaku religius seperti itu dapat ditingkatkan untuk mendorong Islam yang moderat. Untuk jangka panjang, penelitian sejenis bisa diperdalam antar fakultas ataupun lintas bidang ilmu. UIN Syarif Hidayatullah punya peran strategis untuk mewujudkannya,” imbuhnya.