Dedikasi 10 Pegiat Seni Modern Bali Diapresiasi Pemerintah
Sebanyak 10 pegiat seni modern di Bali mendapat penghargaan Bali Jani Nugraha 2020. Penghargaan tersebut sebagai bentuk apresiasi Pemerintah Provinsi Bali atas dedikasi dan kiprah para seniman.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
ISTIMEWA/DINAS KEBUDAYAAN BALI
Tangkapan layar siaran daring penghargaan Bali Jani Nugraha 2020 di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali, Kota Denpasar, Sabtu (7/11/2020) malam.
DENPASAR, KOMPAS — Sebanyak 10 pegiat seni modern di Bali mendapat penghargaan Bali Jani Nugraha 2020. Penghargaan tersebut sebagai bentuk apresiasi Pemerintah Provinsi Bali atas dedikasi dan kiprah para seniman dalam membangun dan memajukan ekosistem seni, khususnya seni modern dan kontemporer, di Bali.
Penghargaan Bali Jani Nugraha 2020 diserahkan Gubernur Bali Wayan Koster bersamaan penutupan Festival Seni Bali Jani II 2020 yang juga ditayangkan secara dalam jaringan (daring) dari Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali, Kota Denpasar, Sabtu (7/11/2020) malam.
”Selamat kepada para seniman yang mendapat penghargaan,” kata Koster dalam sambutannya. Koster pun meminta para seniman tersebut agar terus berkarya, termasuk menghasilkan buku sebagai kumpulan karya mereka.
Para pegiat seni modern, inovatif, dan kontemporer yang mendapat penghargaan Bali Jani Nugraha 2020 adalah Umbu Landu Paranggi untuk bidang sastra, Frans Nadjira (sastra), Dewa Gede Kumarsana (sastra), I Wayan Suardika (sastra dan kritik seni), dan Ida Bagus K Dharma Santika Putra (sastra dan kritik seni).
KOMPAS/PUTU FAJAR ARCANA
Umbu Landu Paranggi
Selain itu, terdapat pula Putu Satria Koesuma sebagai penerima penghargaan untuk bidang teater, Warih Wisatsana (sastra dan kurator seni), I Wayan Sunarta (sastra dan kritik seni rupa), Ida Bagus Martinaya (kartun dan teater), serta I Nyoman Wirata (seni rupa dan sastra).
Adapun Festival Seni Bali Jani mengemban misi mengeksplorasi pencapaian seni inovatif, modern, dan kontemporer dengan sumber eksplorasi berbasis tradisi dan nilai lokal Bali. Festival Seni Bali Jani II 2020, yang dibuka pada Sabtu (31/10/2020), mengangkat tema ”Candika Jiwa, Puitika Atma Kerthi”, yang dimaknai semesta kreativitas terkini dalam ”mencandikan” jiwa, spirit, ide cemerlang, dan taksu seni budaya Bali.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Wayan Adnyana menyatakan, selain melalui kegiatan langsung, Festival Seni Bali Jani II 2020 dilaksanakan secara virtual sebagai bentuk respons atas situasi pandemi Covid-19. Dengan mengusung spirit sebagai ”Bali Arts Virtual”, menurut Adnyana, Festival Seni Bali Jani 2020 menjadi ruang pengakuan dan juga momentum aktualisasi pencapaian seni virtual.
Adnyana mengungkapkan, para pegiat seni penerima penghargaan Bali Jani Nugraha 2020 adalah seniman yang menjadi tokoh berdedikasi. ”Penghargaan ini adalah pengakuan atas dedikasi para seniman tersebut,” ujarnya.
ISTIMEWA/DINAS KEBUDAYAAN BALI
Malam penutupan Festival Seni Bali Jani II 2020 yang ditayangkan secara dalam jaringan (daring) dari Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali, Kota Denpasar, Sabtu (7/11/2020).
Adnyana juga melaporkan, kegiatan Festival Seni Bali Jani II 2020 melibatkan sekitar 1.000 seniman dan pekerja seni kreatif selain masyarakat dari kalangan generasi muda. Festival juga menampilkan pameran buku dalam Beranda Pustaka dan pameran seni rupa Bali Megarupa. Selain itu, diisi pula dengan lomba, adilango (pergelaran), dan sarasehan.
Acara penutupan Festival Seni Bali Jani II 2020, Sabtu malam, seniman Ni Putu Putri Suastini Koster, yang juga istri Gubernur Bali, turut tampil mengisi acara. Putri Suastini berkolaborasi dengan musisi I Wayan Balawan membawakan musikalisasi puisi. Acara penutupan juga diisi dengan penyerahan hadiah bagi pemenang lomba di Festival Seni Bali Jani II 2020.
Dalam sambutannya, Koster mengatakan, situasi pandemi Covid-19 tidak mengurangi semangat para seniman di Bali dalam berkarya. Koster juga menyampaikan apresiasinya kepada kalangan DPRD Provinsi Bali yang memberi dukungan terhadap program dan kebijakan pemerintah.
Koster menyatakan, kegiatan festival tersebut akan rutin digelar sebagai bentuk pengakuan dan pemberian ruang kepada seni modern dan seni kontemporer di Bali. ”Saya berharap sekali karya-karya inovatif dan kreatif bermunculan,” kata Koster.