Puluhan Pegiat Sastra Bali Modern Baca Cerpen dan Puisi secara Virtual
Pegiat sastra Bali modern menggelar acara merayakan Hari Ulang Tahun Ke-75 Republik Indonesia. Mereka membaca cerita pendek atau puisi berbahasa Bali melalui akun media sosial masing-masing pada Minggu (16/8/2020).
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
ISTIMEWA/SUARA SAKING BALI
Tangkapan layar acara pembacaan cerpen dan puisi secara dalam jaringan (daring) ”Maca Cerpen lan Puisi Bali Online Keroyokan” yang diinisiasi Suara Saking Bali, majalah sastra Bali modern daring, Minggu (16/8/2020).
DENPASAR, KOMPAS — Acara unik digelar pegiat sastra Bali modern untuk merayakan Hari Ulang Tahun Ke-75 Republik Indonesia. Melalui akun media sosial masing-masing, sekitar 55 pegiat sastra Bali modern membaca cerita pendek atau puisi berbahasa Bali pada Minggu (16/8/2020).
Pembacaan cerpen dan puisi berbahasa Bali secara dalam jaringan (daring) melalui akun media sosial, baik di Facebook maupun Instagram, tiap-tiap peserta itu diinisiasi Suara Saking Bali, majalah sastra Bali modern daring yang dikelola pegiat sastra Bali modern dan juga seorang jurnalis di Bali, I Putu Supartika.
”Kegiatan pembacaan sastra Bali modern secara daring ini adalah episode pembacaan daring ke-100 yang kebetulan bertepatan dengan suasana perayaan HUT Kemerdekaan Ke-75 Republik Indonesia,” kata Supartika, Minggu (16/8/2020).
Apresiasi sastra Bali modern tidak hanya hadir dalam ruang konvensional, tetapi juga dapat hadir di semua ruang, termasuk media sosial. (I Putu Supartika)
Pembacaan cerpen dan puisi berbahasa Bali secara daring melalui akun media sosial tiap-tiap peserta juga berhubungan dengan masih berlangsungnya pandemi penyakit akibat virus korona baru (Covid-19). Selain itu, pemanfaatan media sosial (medsos) juga memberikan kesempatan bagi peserta dari luar Bali, termasuk dari luar negeri, untuk mengikuti acara pembacaan karya sastra Bali modern itu.
”Apresiasi sastra Bali modern tidak hanya hadir dalam ruang konvensional, tetapi juga dapat hadir di semua ruang, termasuk media sosial,” ujar Supartika menambahkan.
ISTIMEWA/PUTU SUPARTIKA
Tangkapan layar acara pembacaan cerpen dan puisi secara dalam jaringan (daring) ”Maca Cerpen lan Puisi Bali Online Keroyokan” yang diinisiasi Suara Saking Bali, majalah sastra Bali modern daring, Minggu (16/8/2020).
Tidak kurang dari 55 peserta mengikuti acara pembacaan cerpen dan puisi berbahasa Bali secara daring itu mulai Minggu (16/8) pagi. Acara pembacaan cerpen dan puisi secara daring itu berlangsung sehari. Pembacaan itu ditayangkan secara langsung di akun medsos setiap peserta, utamanya di Facebook dan Instagram.
Peserta dibebaskan memilih karya sastra yang dibacakan. Peserta dapat membacakan karyanya sendiri atau membawakan karya penulis lain. Durasi pembacaan cerpen atau puisi juga tidak dibatasi. Acara itu dikemas dengan judul ”Maca Cerpen lan Puisi Bali Online Keroyokan” (membaca cerpen dan puisi Bali secara daring dan bersama-sama/keroyokan).
Karya sastra
Secara terpisah, I Ketut Eriadi Ariana, peserta acara baca cerpen dan puisi berbahasa Bali, mengatakan mengikuti acara pembacaan karya sastra Bali modern itu karena acaranya menarik dan dirinya memang berminat dengan karya-karya sastra Bali. Eriadi membacakan cerpen berjudul Bir Bali karya Made Sanggra dan menayangkannya secara langsung di akun Facebook-nya, Minggu sore.
”Saya pernah ikut pembacaan cerpen Bali secara online pada episode 32 yang lalu,” kata Eriadi, yang juga jurnalis di Bali. ”Kebetulan saat ini, menjelang HUT kemerdekaan RI, saya kembali ikut dengan membacakan cerpen karya sastrawan Bali, Made Sanggra,” ujar Eriadi menambahkan.
ISTIMEWA/ERIADI ARIANA
Tangkapan layar I Ketut Eriadi Ariana ketika mengikuti pembacaan cerpen dan puisi secara dalam jaringan (daring) ”Maca Cerpen lan Puisi Bali Online Keroyokan” yang diinisiasi Suara Saking Bali, majalah sastra Bali modern daring, Minggu (16/8/2020).
Dosen sekaligus sastrawan Bali dan pembina Yayasan BASAbali, Wiki I Gde Nala Antara, menyatakan, kegiatan pembacaan cerpen dan puisi berbahasa Bali, khususnya karya sastra Bali modern, itu sebagai bentuk apresiasi sastra sekaligus pengembangan dan pelestarian sastra Bali. Puisi karya Nala Antara juga dibacakan seorang peserta acara ”Maca Cerpen lan Puisi Bali Online Keroyokan”.
Pemanfaatan medsos, menurut Nala Antara, merupakan langkah tepat di tengah masih diterapkannya pembatasan dalam situasi pandemi Covid-19 dan medsos menjadi wahana alternatif untuk perjumpaan secara virtual. ”Pertunjukan virtual ini dapat diikuti oleh siapa saja dan di mana saja melalui gawai,” ujar Nala Antara.
Dihubungi secara terpisah, sastrawan dan jurnalis Bali, Made Adnyana Ole, menilai adanya kegairahan generasi muda dalam mengapresiasi karya sastra, utamanya karya sastra Bali modern. Pementasan secara daring yang digelar setiap peserta itu dinilainya menghadirkan kedekatan antara pembaca karya sastra dan penikmatnya.
”Gerakan semacam ini yang tidak terdeteksi secara formal,” kata Adnyana yang bermukim di Buleleng. ”Sementara banyak pihak masih berbicara tentang pelestarian dan perlindungan bahasa Bali, kelompok milenial ini sudah bergerak secara nyata meskipun melalui panggung virtual,” ujar pengasuh media daring Tatkala.co itu.