Pendidikan yang Baik bagi Anak Berawal dari Keluarga
Pendidikan dan suasana yang menyenangkan dalam keluarga akan membentuk watak anak. Suasana yang menyenangkan akan mendorong potensi anak untuk tumbuh, seperti potensi intelektual, emosional, sosial, rohani, dan jasmani.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Orangtua diharapkan menjadi pendidik dan teladan bagi perkembangan anak. Pendidikan tersebut dimulai dengan memahami bahwa karakter dan potensi setiap anak berbeda.
Demikian poin yang disampaikan dalam gelar wicara virtual berjudul ”Pendidikan dan Keluarga”, Minggu (19/7/2020). Para pembicara adalah tiga kakak-beradik dari pasangan pendidik, yakni Komisaris Lembaga Pendidikan Duta Bangsa Mien R Uno, Ketua Komisi Harian Nasional Indonesia untuk UNESCO Arief Rachman, serta perwakilan Divisi Pendidikan Badan Penasihat, Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinan Kementerian Agama Irid Agoes.
Mien R Uno mengatakan, mendidik dan mengajar adalah hal berbeda. Mengajar pada umumnya dilakukan secara satu arah, sedangkan mendidik berarti memanfaatkan kemandirian diri untuk membantu seseorang menjadi individu yang lebih baik.
”Saya pribadi mendapat banyak pendidikan dari rumah, khususnya dari orangtua. Mereka menunjukkannya dalam kata dan perbuatan. Misalnya, saya diajari untuk menghargai orang lain dengan makan berdempetan di meja makan bersama orang-orang lain,” kata Mien.
Mien berpendapat, pendidikan juga bisa tumbuh di keluarga yang tidak utuh karena perceraian orangtua. Namun, ia menekankan, kedua orangtua harus berkomitmen menyampingkan ego demi kepentingan anak. Keduanya pun perlu menyediakan waktu berkualitas bersama anak.
Irid Agoes mengatakan, ia belajar tentang esensi menolong orang lain dari didikan orangtuanya. Orangtua Irid selalu mendorongnya untuk membantu tetangga yang hendak menggelar acara.
”Sebagai anak kecil, tentu merasa kesal karena diminta membantu orang lain. Tetapi, ternyata itulah pendidikan. Menumbuhkan sifat ringan tangan hanya bisa dilakukan dengan praktik,” ujar Irid.
Irid belajar banyak ilmu dari ayahnya. Ia bercerita, saat usianya 5-10 tahun, sang ayah kerap mengajak Irid ke perpustakaan dan menceritakan isi buku. ”Beliau yang membuka cakrawala pengetahuan saya. Dari beliau, saya paham bahwa pendidikan itu harus dilakukan secara menyeluruh,” ujarnya.
Sebagai anak kecil, tentu merasa kesal karena diminta membantu orang lain. Tetapi, ternyata itulah pendidikan. Menumbuhkan sifat ringan tangan hanya bisa dilakukan dengan praktik.
Suasana menyenangkan
Arief Rachman mengatakan, salah satu hal terpenting dari mendidik anak adalah menciptakan suasana yang menyenangkan, baik di rumah maupun di sekolah. Suasana yang menyenangkan akan mendorong potensi anak untuk tumbuh, seperti potensi intelektual, emosional, sosial, rohani, dan jasmani.
Orangtua, selain berperan sebagai teladan, juga berperan penting untuk membangun suasana itu. Beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua ialah berdialog dengan anak, memberi pedoman dan prinsip hidup, bekerja sama dengan anak, tidak menyuruh melainkan membimbing anak, serta memberi pengarahan dan penjelasan.
Menurut Arief, didikan dan suasana yang menyenangkan akan membentuk watak anak. Beberapa watak yang dimaksud ialah menghormati orangtua, terbuka dan senang berdiskusi, serta punya kesadaran akan tujuan hidup.
”Adapun beberapa watak yang perlu dikembangkan pada anak ialah keterbukaan, ketegasan, kemandirian, toleransi, disiplin, keberanian mengambil risiko, dan integritas,” kata Arief.