Inovasi Siagus Bantu Guru di Surabaya Selesaikan Tugas Administratif
Melalui aplikasi berbasis dalam jaringan ini, penyelesaian tugas administratif, termasuk dalam mengelola sekitar 21.000 guru dan tenaga pendidik di Surabaya, menjadi lebih mudah.
Oleh
Iqbal Basyari
·5 menit baca
”Guru Indonesia yang tercinta, tugas Anda adalah yang termulia dan yang tersulit. Anda ditugaskan untuk membentuk masa depan bangsa, tetapi lebih sering diberikan aturan daripada pertolongan. Anda ingin membantu murid yang tertinggal di kelas, tetapi waktu Anda habis mengerjakan tugas administratif tanpa manfaat yang jelas.”
Penggalan pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim pada peringatan Hari Guru Nasional, Senin (25/11/2019), itu seakan menjadi kabar gembira bagi guru di Indonesia. Bagaimana tidak? Bagi sebagian guru, tugas-tugas administratif itu terkadang menjadi beban karena kompleks dan menyita banyak waktu.
Alhasil, waktu untuk meningkatkan kapasitas seorang guru pun semakin terbatas. Padahal, pada era Revolusi Industri 4.0, guru memiliki tugas sangat berat, yakni menyiapkan lulusan yang cerdas dan mampu bersaing dengan lulusan dari negara lain. Repotnya lagi, tugas-tugas administratif dari guru itu tetap harus dikerjakan karena berkaitan dengan pertanggungjawaban sebagai aparatur sipil negara, termasuk soal tunjangan kesejahteraan.
Mau tak mau, semua guru dan tenaga pendidik masih harus mengerjakan tugas-tugas administratif jika tak ingin terkena sanksi. Namun, di Surabaya, segala keruwetan dalam mengerjakan tugas administratif itu relatif teratasi. Sejak 2017, Dinas Pendidikan Kota Surabaya meluncurkan Siagus, Sistem Informasi Aplikasi Guru Surabaya. Melalui aplikasi berbasis dalam jaringan ini, penyelesaian tugas administratif, termasuk dalam mengelola sekitar 21.000 guru dan tenaga pendidik di Surabaya, menjadi lebih mudah.
Seperti yang dialami Kepala Sekolah Dasar Negeri Medokan Ayu I Surabaya Ika Suci Rahayu saat mengumpulkan laporan terkait dengan keuangan sekolah kepada Dinas Pendidikan. Laporan yang dikerjakan oleh stafnya selesai tepat waktu. Dalam menyusun laporan, pihaknya sangat terbantu dengan keberadaan Siagus. Dalam laman Siagus, semua tugas administratif yang harus dikerjakan oleh guru dan tenaga pendidik menjadi mudah diselesaikan karena dilengkapi dengan panduan untuk menyelesaikannya.
Jika ada yang tidak paham, mereka hanya perlu membuka laman tersebut dan bisa menemukan panduan dengan mudah, langkah demi langkah. Jika tetap masih belum paham, guru tinggal meminta arahan dari Dinas Pendidikan Surabaya yang jadwalnya bisa dibuat melalui sistem itu di fitur booking.
”Semua laporan yang dibuat oleh tim bisa saya pantau langsung melalui aplikasi sehingga laporan bisa lebih transparan,” kata Ika, Selasa (14/1/2020).
Ia menilai, selama ini tugas- tugas administratif yang harus dikerjakan oleh guru cukup banyak. Untuk mengerjakannya butuh waktu yang tidak sedikit sehingga waktu untuk mengembangkan diri terbatas. Dengan adanya Siagus, waktu bagi guru-guru di sekolah akan lebih optimal.
Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan Kota Surabaya Mamik Suparmi mengatakan, aplikasi Siagus pada awalnya dikembangkan untuk memudahkan pengelolaan guru dan tenaga pendidik di Surabaya. Melalui Siagus, proses perencanaan, pengembangan karier, dan pengawasan guru diharapkan lebih mudah.
Bagi guru dan tenaga pendidik, aplikasi ini memuat panduan dalam menyusun semua tugas administratif, antara lain menyelesaikan sasaran kerja pegawai (SKP), penilaian kinerja guru (PKG), standar nasional pendidikan (SNP), surat keputusan proses belajar mengajar (SKPBM), kenaikan pangkat, dan tunjangan kinerja. Setelah selesai dikerjakan, laporan itu diunggah secara daring melalui akun Siagus yang dimiliki setiap guru.
Data itu kemudian disimpan di basis data Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Data yang disimpan secara daring itu memudahkan Dinas Pendidikan Surabaya untuk selalu memperbarui jika ada perubahan. Laporan-laporan bersifat administratif tersebut merupakan tugas rutin yang harus dikerjakan guru setiap tahun.
Dengan kemudahan yang diberikan dalam menyelesaikan laporan, guru-guru di Surabaya bakal lebih siap untuk meningkatkan kariernya. ”Jika mampu menyelesaikan tugas-tugas administratif lebih cepat, guru memiliki banyak waktu untuk meningkatkan kapasitas,” kata Mamik.
Adaptasi teknologi
Pada zaman yang sudah modern, guru-guru dituntut bisa menyesuaikan perkembangan teknologi. Semua guru harus mampu bekerja dan memanfaatkan teknologi karena mampu menyederhanakan berbagai tugas yang harus dikerjakan. Dinas Pendidikan Surabaya tidak ingin ada guru yang tidak paham mengenai tugas beserta cara menyelesaikannya.
”Tidak ada lagi yang namanya guru meminta bantuan orang lain menyelesaikan tugas-tugas administratif. Mereka harus bisa melakukannya sendiri karena sudah dibuat lebih mudah,” ucap Mamik. Tak hanya untuk urusan terkait tugas-tugas administratif guru, Siagus juga menjadi wadah untuk mengelola guru-guru dan tenaga pendidik di Surabaya. Data yang disimpan dijadikan acuan untuk mengatur semua guru di Surabaya.
Siagus menjadi basis data untuk melakukan pemerataan guru di semua sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Jika ada kebutuhan guru di suatu sekolah, Dinas Pendidikan Surabaya akan mencari pengganti dari Siagus. Kekurangan guru bisa diatasi dengan mutasi ataupun menambah jumlah jam mengajar. Di sistem Siagus, semua data guru, seperti lokasi mengajar, jam mengajar, serta domisili, bisa diakses dengan mudah.
”Kalau ada mutasi atau penambahan guru, sistem akan menampilkan rekomendasi guru yang akan dipilih karena basisnya jarak sekolah. Jadi, tidak ada lagi sikap suka dan tidak suka dalam mengelola guru,” kata Mamik. Saat ini, Dinas Pendidikan Surabaya masih terus melengkapi fitur dengan menambahkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Kedua jenis dokumen administratif ini diupayakan bisa terkoneksi dengan Siagus agar tugas per semester dari para guru semakin ringan. Kepala Dinas Pendidikan Surabaya Supomo berharap pengerjaan dokumen-dokumen administrasi yang mudah bisa membuat para guru semakin produktif. Mereka bisa memanfaatkan waktu dengan berinovasi agar pendidikan di Surabaya bisa terus berkembang.
”Kami rutin mengadakan lomba inovasi pendidikan untuk para guru. Ini menjadi ajang pembuktian bahwa guru-guru di Surabaya bisa berinovasi dan mengembangkan diri agar bisa mendidik murid-muridnya dengan maksimal,” katanya.
Sejak adanya Siagus, guru-guru di Surabaya semakin dimudahkan dalam menyelesaikan tugas-tugas administratif. Jadi, tak ada lagi keluhan-keluhan guru yang menyatakan kesulitan mengerjakan tugas administratif karena kini taka ada lagi yang rumit.