Kelas Industri kecantikan di SMK Peroleh Dukungan Industri
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
Kompas
Siswi SMK NU Banat Kudus, Jawa Tengah, menjadi percontohan program revitalisasi SMK pada pelatihan tata busana bertajuk "Menuju SMK Go International", Jumat (18/11). SMK berpeluang melahirkan lulusan yang memiliki pilihan karier internasional.
JAKARTA, KOMPAS – Dunia usaha dan industri terus mendukung revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK. Kerja sama dunia usaha dan industri dengan SMK dilakukan dengan pelatihan dan pembukaan kelas khusus yang didukung praktisi berpengalaman di bidangnya.
Dukungan dunia usaha dan industri untuk SMK, salah satunya dilakukan L’Oréal Professionnel dengan membuka kelas industri kecantikan rambut di sembilan SMK di Indonesia. Program ini sebagai bentuk realisasi dari Program Hairducation yang ditujukan untuk mendukung gerakan Revitalisasi SMK dalam bidang kecantikan rambut.
Sembilan SMK pertama yang terpilih di Program Hairducation adalah SMKN 3 Tangerang, SMKN 6 Surabaya, SMKN 3 Malang, SMKN 6 Semarang, SMKN 4 Surakarta, SMKN 3 Denpasar, SMKN 10 Medan, SMKN 8 Makassar & SMKN 3 Manado. Kelas tata rambut L’Oréal Professionnel secara serentak dimulai pada Agustus 2018.
“Pelaksanaan kelas tata rambut di SMK merupakan realisasi dari program kami yaitu Hairducation. Program ini merupakan kolaborasi antara brand kami dengan Direktorat Pembinaan SMK, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan serta SMK yang memiliki jurusan kecantikan khususnya kecantikan rambut. Program ini kami tujukan untuk mendukung revitalisasi SMK serta mendukung penyediaan tenaga kerja bagi industri tata rambut di Indonesia,” kata Michael Justisoesetya, General Manager Professional Products Division L’Oréal Indonesia di Jakarta, Selasa (28/8/2018).
Dalam rangka mempersiapkan penyelenggaraan kelas industri tersebut, L’Oréal Professionnel melakukan dua tahap persiapan yaitu penyelarasan kurikulum dengan sembilan SMK terpilih serta memberikan pelatihan intensif untuk para guru kecantikan rambut. Penyelarasan kurikulum dilakukan bersama dengan pihak sekolah. Isi mata pelajaran yang diselaraskan di antaranya adalah pewarnaan rambut, pelurusan rambut, pengeritingan rambut, penataan rambut serta perawatan rambut.
Modul edukasi L’Oréal Professionnel akan dimasukkan ke dalam modul pembelajaran di sekolah mulai tahun ajaran baru 2018-2019. Adapun pelatihan intensif merupakan pelatihan satu bulan untuk guru-guru kecantikan rambut yang dilakukan di L’Oréal Academy Jakarta dengan proporsi isi pembelajaran yaitu 70 persen praktik dan 30 persen teori.
“Kerja sama yang kami lakukan dengan sekolah tidak hanya sebatas memberikan pelatihan. Kami juga menyelaraskan kurikulum dengan standar industri tata rambut saat ini," kata Queentia Tampubolon, Education & Development General Manager Professional Products Division L’Oréal Indonesia.
Para guru diberikan pelatihan setiap tiga bulan agar mereka dapat terus mengembangkan kompetensi serta semakin percaya diri dalam membawakan modul-modul edukasi Hairducation. Selain itu, penempatan magang untuk para siswa nantinya akan dibantu bersama dengan partner-partner salon L’Oréal Professionnel di wilayah masing-masing.
Kelas industri tata rambut L’Oréal Professionnel akan dilaksanakan selama lima hari setiap bulan dan akan diajarkan oleh guru kecantikan rambut bersama dengan edukator L’Oréal Professionnel. Selama setahun ke depan, edukator L’Oréal Professionnel di setiap kota akan melakukan pendampingan yang bertujuan untuk membantu para guru untuk dapat menyampaikan materi-materi L’Oréal Professionnel dengan baik. Sebagai pendukung, setiap dua bulan sekali, L’Oréal Professionnel akan mengundang hairdresser ambassador-nya untuk memberikan kelas-kelas inspiratif untuk siswa-siswa jurusan kecantikan rambut di setiap SMK.
Kompas/Ester Lince Napitupulu
Direktur Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan M Bakrun.
Direktur Pembinaan SMK,Kemendikbud, M Bakrun, MM, menyatakan Kelas Industri L’Oreal di SMK adalah salah satu bukti bahwa SMK mampu mengikuti perkembangan serta perubahan di industri.
"Hal ini merupakan salah satu bentuk praktik baik bagaimana link&match dapat diwujudkan di SMK. Saya berharap program ini bisa diperluas skalanya dan perkenankan saya mengajak dunia usaha/dunia industri yang lain untuk ikut hadir di SMK sebagaimana yang telah dilakukan oleh L’Oréal Professionnel, guna menghasilkan generasi kompeten yang menopang pembangunan nasional,” kata Bakhrun.