Suasana buka puasa bersama di rumah yang terpisah jarak belasan ribu kilometer serasa hadir melalui masakan. Tak hanya memanjakan lidah, buka puasa bersama turut mempererat persaudaraan.
Oleh
MARIA PASCHALIA JUDITH JUSTIARI
·4 menit baca
KOMPAS/M PASCHALIA JUDITH J
Suasana buka puasa bersama di tempat tinggal (flat) salah satu pelajar Indonesia di Glasgow, Skotlandia, Sabtu (16/4/2022).
Tidak ada deretan penjual aneka takjil bukan halangan bagi pelajar Indonesia untuk berbuka puasa dengan kuliner Tanah Air. Mulai dari bubur candil, siomay, pecel, hingga martabak tersaji dari dapur pelajar yang tengah mengenyam pendidikan di Glasgow, Skotlandia, ini.
Sekitar 4,5 jam sebelum waktu berbuka puasa, Myrea A Chalil, mahasiswa strata II (S-2) University of Glasgow, duduk di ruang makan dan mulai mengupas ubi. Setelah ubi dipotong-potong, direbus, dan dilumatkan, dia berdiri di dapur dan membulat-bulatkannya. Dia mengolahnya dengan santan dan gula merah, lalu tersajilah bubur candil.
Menurut Myrea, bubur candil adalah salah satu menu ’wajib’ berbuka puasa. ”Niat masak bubur candilnya karena kangen dan ingin menikmatinya di Glasgow. Bahan-bahannya ada meskipun agak lebih mahal (harganya). Tapi, saya merasa itu semua sepadan untuk menciptakan suasana puasa di sini,” tuturnya.
KOMPAS/M PASCHALIA JUDITH J
Myrea A Chalil, mahasiswa S-2 University of Glasgow, menunjukkan bulatan ubi yang akan diolah menjadi bubur candil dan dihidangkan saat buka puasa bersama di tempat tinggalnya di Glasgow, Skotlandia, Sabtu (18/3/2022).
Di dapur yang sama, Vinandra Farira, mahasiswa S-2 University of Glasgow, meletakkan siomay ayam ke dalam panci kukusan satu per satu. Sebelumnya, dia h menggoreng kacang, melumatkannya, dan memasaknya menjadi sambal kacang. Tak sendirian, siomay ayam itu bersanding dengan kentang dan kol kukus, serta telur rebus.
Vinandra dan Myrea menjadi tuan rumah buka puasa bersama yang diadakan pada 16 April 2022. Sama seperti Myrea, Vinandra pun sudah kangen menyantap masakan khas Indonesia. Ramadhan menjadi momen yang pas untuk memasak hidangan Tanah Air serta menyajikannya saat buka puasa bersama agar bisa makan bareng teman-teman.
Bahan-bahan masakan itu tersedia di sejumlah gerai toko, khususnya ritel Asia. Misalnya, toko Matthew Food yang berjarak 1 kilometer (km) dari flat Vinandra dan Myrea. Ada pula toko Chung Ying yang jauhnya sekitar 1,9 km dari flatnya.
KOMPAS/M PASCHALIA JUDITH J
Vinandra Farira, mahasiswa S-2 University of Glasgow, menyiapkan sejumlah masakan untuk berbuka puasa bersama di tempat tinggalnya di Glasgow, Skotlandia, Sabtu (16/4/2022).
Dengan bahan-bahan yang diperoleh dari ritel lokal, Mesya Ananda, mahasiswa S-2 University of Glasgow, turut menyajikan martabak manis. Setiap mendapatkan undangan buka bersama dari kawan se-Tanah Air, dapurnya mengebul untuk mengolah jajanan yang biasanya mudah ditemukan di pinggir jalan di Indonesia.
”Martabak ini untuk mengobati rasa rindu orang-orang terhadap jajanan Indonesia, apalagi martabak. Harapannya, mereka merasa berada di rumah,” katanya.
Suasana buka puasa di rumah yang terpisah jarak belasan ribu km serasa hadir melalui masakan. Mardika Firlina, mahasiswa S-2 University of Glasgow, menceritakan, rendang menjadi menu yang selalu ada di meja makan rumahnya pada bulan puasa. Ramadhan kali ini menjadi momentum baginya untuk memasak rendang. Dia juga menunjukkan foto-foto rendang buatannya kepada keluarganya.
Berbekal bumbu jadi dari Indonesia, Marsya N Kirana, mahasiswa S-2 University of Glasgow, memasak opor. Dia mendapatkan santan dari jaringan ritel lokal. ”Rasanya senang sekali bisa membuat opor, dan ternyata tidak gagal,” ujarnya saat ditemui di acara buka bersama, Senin (18/4/2022).
Buka bersama di Glasgow menerapkan sistem urun pangan atau ’potluck’. Artinya, setiap orang yang hadir membawa makanan masing-masing untuk dibagikan kepada teman-temannya.
Urun pangan
Tak hanya dari cara memperoleh sajian di atas meja makan, Mardika menilai, acara buka bersama di Glasgow berbeda dengan di Indonesia. Buka bersama di Glasgow menerapkan sistem urun pangan atau potluck. Artinya, setiap orang yang hadir membawa makanan masing-masing untuk dibagikan kepada teman-temannya. ”Jadi, setiap ada buka bersama, saya perlu berpikir mau memasak apa,” katanya.
Jika dibandingkan dengan saat di Indonesia, lanjutnya, dia dan teman-temannya cenderung memilih restoran untuk buka puasa bersama. Pilihan lainnya ialah seorang teman menjadi tuan rumah buka puasa bersama dan menyiapkan semua menunya.
Ketika menghadiri buka puasa bersama di flat Vinandra dan Myrea, Gheahana Leyrian, diaspora Indonesia yang tinggal di Glasgow, membawa pecel sayur. Dia juga meracik sendiri bumbu pecelnya dengan bahan-bahan yang tersedia di Glasgow.
Suasana buka puasa bersama di akomodasi pelajar Firhill Court yang menjadi tempat tinggal salah satu pelajar Indonesia di Glasgow, Skotlandia, Senin (18/4/2022).
Momen berkumpul
Bagi Mesya, momen berkumpul menjadi sesuatu yang paling dicari dari buka puasa bersama. ”Buka puasa sendirian itu rasanya tidak enak. Biasanya, di Indonesia, buka puasa bareng keluarga atau teman. Kalau di sini, teman-teman pelajar Indonesia sudah seperti keluarga,” katanya.
Melalui buka puasa bersama, Vinandra merasakan kebersamaan. ”Tahun ini merupakan pertama kalinya aku jauh dari keluarga saat Ramadhan sehingga cukup kangen dengan rumah. Oleh karena itu, kumpul-kumpul dan cerita-cerita sama teman-teman Indonesia ketika buka puasa bersama di sini menjadi pengisi rindu itu,” tuturnya.
Menurut Myrea, buka bersama di Glasgow menjadi momen untuk bersantai bareng teman-teman pelajar ataupun diaspora lain yang biasanya menghabiskan waktu dengan urusan masing-masing. Mereka pun saling bertukar cerita sembari berbuka bersama.
KOMPAS/M PASCHALIA JUDITH J
Suasana buka puasa bersama di akomodasi pelajar Buchanan View yang menjadi tempat tinggal salah satu pelajar Indonesia di Glasgow, Skotlandia, Selasa (19/4/2022).
Meskipun tidak menjalankan ibadah puasa, Anthony Marwan, mahasiswa S-2 University of Glasgow, turut menikmati momen-momen buka bersama. ”Nilai kebersamaannya sangat terasa. Kalau di Indonesia, biasanya buka bersama teman-teman kantor. Di sini, apa pun latarnya, kami berkumpul, berbagi, dan makan masakan Indonesia bareng-bareng,” tuturnya.
Tak hanya memanjakan lidah, buka puasa bersama turut mengeratkan persaudaraan. Lewat masakan dan berkumpul bersama kawan-kawan sebangsa, buka puasa pun terasa seperti di rumah.