Penerapan model ekonomi sirkular tidak hanya bisa menjawab persoalan lingkungan dan sosial-budaya, tetapi juga menjamin pertumbuhan ekonomi.
Oleh
ARIEF NURRACHMAN
·3 menit baca
Judul: Ekonomi Sirkuler Solusi Krisis Bumi
Penulis: A Sonny Keraf
Penerbit: Penerbit Buku Kompas
Tahun terbit: 2022
Jumlah halaman: xxi + 362 halaman I
ISBN: 978-623-346-582-3
Ekonomi sirkular menjadisolusi yang ideal guna menekan dampak buruk jangka panjang penerapan ekonomi linier yang kini masih banyak digunakan. Menurut model ekonomi linier, proses produksi berlangsung secara take-make-dispose, dengan sumber daya terus-menerus diekstraksi, dikonversi menjadi produk, dan akhirnya dibuang menjadi sampah setelah dikonsumsi. Model ini tidak hanya berakibat munculnya masalah sampah plastik yang merusak lingkungan, tetapi juga risiko habisnya sumber daya alam sebagai bahan produksi.
Dalam ekonomi sirkular, keberlangsungan ekologis dapat terjaga karena model ini fokus pada reducing, reusing, dan recycling yang mengarah pada pengurangan konsumsi sumber daya primer dan produksi limbah. Tidak hanya berkontribusi positif pada lingkungan hidup, ekonomi sirkular juga mampu memberi manfaat lebih besar bagi ekonomi dan kesejahteraan sosial.
Poin-poin penting ekonomi sirkular di atas dielaborasi secara lengkap oleh Alexander Sonny Keraf dalam buku terbarunya berjudul Ekonomi Sirkuler Solusi Krisis Bumi (Penerbit Buku Kompas, 2022). Buku ini merupakan rangkaian keempat dari tiga buku yang bertema krisis lingkungan hidup yang ditulis Sonny. Sebagai pemerhati lingkungan hidup, Sonny menilaiurgensi penerapan model ekonomi sirkular perlu segera direalisasikan agar krisis lingkungan seperti yang dijabarkan pada buku-buku sebelumnya dapat dihindari.
Sonny memberikan prinsip-prinsip dasar yang menjadi landasan dalam mendesainrancangan ekologi menurut model ekonomi sirkular. Prinsip-prinsip tersebut di antaranya penggunaan sumber daya terbarukan, minimalisasi emisi dan energi terbuang, dan menambah nilai dan kualitas produk. Rancangan ekologis ini akan menentukan pola produksi dan bisnis yang diterapkan. Orientasi model ini adalah bagaimana menciptakan desain yang mampu mengintegrasikan kepentingan ekonomi dengan kepentingan lingkungan hidup dan sosial budaya.
Sebagai sebuah model ekonomi dan bisnis yang digerakkan oleh energi terbarukan, ekonomi sirkular mengubah secara radikal cara berbagai produk dirancang, diproduksi, didistribusikan, dan digunakan. Sonny menawarkan lima model bisnis ekonomi sirkular yang bisa dipilih oleh perusahaan yang tengah mengubah model bisnisnya dari mode konvensional liniermenjadi model sirkular. Tidak hanya manfaat dari masing-masing model bisnis, Sonny juga menjabarkan tantangan yang dihadapi.
Model penerapan ekonomi sirkular juga bisa digunakan untuk mengantisipasikelangkaan pangan. Proses penyediaan pangan dengan pendekatan ekologis mulai dari produksi, pemilihan lahan, penyiapan lahan, budidaya tanaman, hingga panen dan distribusi akan menciptakan kemandirianpetani lokal dan ketahanan pangan.
Dalam lingkup pembangunan wilayah, Sonny juga mengaitkan ekonomi sirkular dengan pengembangan kota hijau. Untuk itu, beberapa aspek penting dari pengembangan kota hijau dijelaskan lebih lanjut dalam satu bab tersendiri.
Proses peralihan menuju model ekonomi sirkular dapat berjalan optimal apabila ditopang oleh penggunaan teknologi hijau ramah lingkungan. Selain itu, pembiayaan dan dukungandari pemangku kebijakan juga menjadi faktor utama supaya ekonomi sirkular bisa membuahkan manfaat lebih besar bagi ekonomi dan kesejahteraan sosial. (LITBANG KOMPAS)