William Chang, profesor etika sosial, menilai pentingnya peran keluarga dalam membentuk nilai etika dan etiket pada anak. Pelaksanaan peran tidak mudah terlebih jika orangtua pun masih mencari pedoman.
Oleh
DESI PERMATASARI
·2 menit baca
Judul: Pendidikan Etik(a)et dalam KeluargaPenulis: William Cheng
Penerbit: Penerbit Buku Kompas
Tahun terbit: 2022
Jumlah halaman: xvi+174 halaman
ISBN: 978-623-346-331-7
Harapan orangtua pasti ingin anak-anak hidup dengan sehat, bahagia, damai, bertakwa kepada Tuhan dan juga sukses. Untuk mewujudkannya, orangtua perlu pegangan untuk mendidik dan membesarkan buah hati. Peran orangtua kian tidak mudah ketika dihadapkan dengan segala kesibukan dan masih mencari pedoman bagaimana menanamkannilai etika dan etiket dalam keluarga.
Pendidikan Etik(a)et dalam keluarga (Penerbit Buku Kompas, 2022), dapat menjadi buku praktis yang bermanfaat bagi orangtua dalam membesarkan anak-anak. Buku ini menunjukkan berbagai nilai etika dan etiket yang perlu ditanamkan pada anak.
Buku 174 halaman ini menjelaskan perbedaan etika dan etiket. Etika diperkenalkan oleh Aristoteles, sang pemikir dari Yunani. Etika berakar dari kata ethos yang memiliki arti kebiasaan, adat istiadat, watak, dan menunjukkan kebiasaan tindakan manusia yang memuat nilai-nilai manusiawi yang disepakati bersama.
Sementara etiket berasal dari bahasa Perancis, yakni etiquette pada pertengahan abad ke-18. Etiket memiliki makna label, kartu kecil, dan seperangkat aturan yang disepakati tentang perilaku manusia dalam kelompok masyarakat secara sopan. Hal ini membentuk kode etik yang menggambarkan perilaku sosial yang diharapkan dan diterima sesuai kesepakatan dengan norma dan kelas sosial.
Saat menerapkan etik(a)et dalam keluarga, orangtua memiliki tanggung jawab untuk mengajarkan perilaku yang baik dan menjauhkan dari perilaku tidak baik.
Keluarga dinilai sebagai sekolah yang berperan utama menanamkan nilai-nilai dasar yang dapat menolong anak tumbuh dan berkembang sepanjang hidupnya.
William Chang berpendapat bahwa pada masa ini, orangtua dihadapkan dengan dunia yang majemuk sehingga mereka perlu berusaha sekuat tenaga menanamkan sikap yang toleran, tenggang rasa, saling menghargai dan menghormati setiap orang dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai-nilai dasar seperti hidup, kesehatan, hormat, taat, kerja sama, dan tolong-menolong diperoleh sejak dini lewat teladan keluarga. Nilai-nilai ini dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.Penulis selaku guru besar bidang etika sosial memaparkan tindakan orangtua yang akan didengar dan dilihat oleh anak-anak.
Lingkungan juga berperan dalam membentuk etika anak. Sehingga, orangtua bertanggung jawab untuk memilih dengan cermat lingkungan hidup yang mengiringi pertumbuhan dan perkembangan anak. Orangtua diharuskan mampu mengenali signal tentang keadaan lingkungan yang sehat bagi anaknya di masa depan.
Penulis berharap program pendidikan etik(a)et dalam keluarga lebih menyentuh nilai yang pada hakikatnya tersirat dalam bentuk norma, aturan, ketentuan,dan hukum.
Tak hanya itu, selama proses pembelajaran diharapkan orangtua dapat menempuh banyak cara agar anak-anak mampu tertarik dalam hidup beretik(a)et. (Litbang Kompas/DPS)