Antusiasme Warga Beri Semangat Pelari Borobudur Marathon 2022
Sorak-sorai dan tabuhan musik tradisional memeriahkan pergelaran Borobudur Marathon 2022 Powered by Bank Jateng. Warga dan wisatawan antusias mendukung para pelari Elite Race di Borobudur.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Ratusan warga turut memeriahkan kehadiran para pelari Elite Race dalam ajang Borobudur Marathon 2022 Powered by Bank Jateng di Kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (12/11/2022). Selain warga, sejumlah pelari dan wisatawan di Borobudur juga antusias menyaksikan kemeriahan ajang olahraga yang diikuti 24 pelari putra dan 11 pelari putri itu.
”Saya senang bisa ikut menyambut para pelari Borobudur Marathon. Selain itu, lewat acara ini juga bisa nguri-uri (melestarikan) kebudayaan,” kata Irkham Aziz (17) di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu.
Irkham bersama lebih dari 10 temannya dari kelompok kesenian Cahyo Mudho Brayat Simbah Jogo pagi itu menampilkan tarian Topeng Ireng. Dengan kostum berwarna-warni lengkap dengan penutup kepala berupa rangkaian bulu-bulu serta diiringi tabuhan kendang dan drum, mereka memberi semangat kepada para pelari. ”Kami persiapan untuk dandan (rias) pukul 03.30. Kami sengaja begadang supaya tidak terlambat pentas,” ujarnya.
Selain itu, ada pula Kelompok Kesenian Turonggo Mudo yang menyajikan tarian Rampak Buto. Dengan kostum berupa raksasa dengan rambut yang kriwil-kriwil dan panjang, para penari bergoyang di tepi jalan untuk memompa semangat para pelari. ”Kami senang bisa ikut acara ini. Ini bagus dan imbasnya positif, salah satunya kami jadi ada kesempatan untuk pentas,” tutur Ketua Kesenian Turonggo Mudo Wahono.
Wahono menyampaikan, selama pandemi Covid-19, kelompoknya sepi pementasan. Mereka biasa tampil dalam acara nikahan, sunatan, atau jika ada orang yang punya nazar. Dengan adanya Borobudur Marathon, mereka kini bisa lagi pentas. ”Dulu, sebelum pandemi, kami biasa kumpul untuk berlatih dua kali seminggu. Namun, karena pandemi, hanya seminggu sekali,” ujarnya.
Alhamdulilah tahun ini lebih ramai dibanding 2021 karena tahun 2021 itu sepi.
Antusiasme dan kemeriahan juga ditampilkan para ibu yang tergabung dalam kelompok Rebana Ibnu Khoir dari Bogowanti Lor. Kelompok yang terdiri dari 25 orang ini bernyanyi serta menari di depan Masjid Al-Muttaqin untuk mengobarkan semangat para pelari. ”Kami dikabarinya mendadak sekali baru tadi malam, tapi Alhamdulilah bisa ikut memeriahkan acara ini. Tadi persiapan sejak pukul 05.00,” tutur Suhartiwi (45), salah satu anggota kelompok rebana ini.
Kemeriahan ajang olahraga ini menjadi daya tarik wisatawan yang berkunjung ke Borobudur. Salah satunya adalah Dedi Mulyadi (64), wisatawan asal Bandung. ”Saya itu aslinya suka bersepeda, tetapi dua hari ini sengaja ke Borobudur karena ingin merasakan suasana Borobudur Marathon,” kata Dedi yang berhenti sejenak dari gowes dan menonton pelari marathon yang melintas di depan penampilan tarian Topeng Ireng.
Tidak hanya menonton, Dedi juga sesekali bergaya di depan kamera untuk mengabadikan momen berwisata dan menikmati ajang sport tourism ini. Selain Dedi, ada pula Arif (53), peserta lari Tilik Candi Borobudur Marathon 2022 yang akan menempuh jarak 21 Km pada esok Minggu. Arif yang datang dari Bandung tampak menonton dan memotret aksi para pelari. ”Saya suka lari sejak usia 47 tahun karena sadar betapa pentingnya kesehatan,” tutur Arif.
Arif mengatakan, tahun ini merupakan tahun keempat dirinya mengikuti Borobudur Marathon dan dia selalu menginap di homestay milik warga setempat. ”Kalau menginap di rumah warga, saya bisa belajar untuk lebih bersyukur. Berjumpa dengan orang dan menikmati suasana keseharian yang sangat beda dengan menginap di hotel,” tutur Arif.
Bayu Tri Warno (44), pemilik JP Homestay di Jalan Sudirman Borobudur yang juga turut melihat kemeriahan Borobudur Marathon, bersyukur dari 16 kamar homestay-nya, tahun ini sudah terisi 8 kamar oleh para pelari Tilik Candi. ”Alhamdulilah tahun ini lebih ramai dibandingkan 2021 karena tahun 2021 itu sepi,” kata Bayu.