Kembali Digelar Setelah Vakum 2 Tahun, Semarang 10K Utamakan Kenyamanan Pelari
Para pelari antusias menyambut Semarang 10K yang akan digelar kembali akhir tahun ini. Ajang yang absen selama dua tahun akibat pandemi itu menghadirkan kategori lomba baru dan menjanjikan kenyamanan bagi para pelari.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·5 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Setelah dua tahun vakum akibat pandemi Covid-19, lomba lari Semarang 10K akan kembali digelar tahun ini di Kota Semarang, Jawa Tengah. Memilih rute datar melintasi bangunan warisan budaya, ajang lari tersebut menjanjikan kenyamanan bagi para pelari, sekaligus mendukung pengembangan aktivitas pariwisata olahraga di Semarang.
Semarang 10K 2022 Powered by ISOPLUS akan digelar pada 18 Desember 2022. Lomba lari tersebut diselenggarakan atas kerja sama Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, harian Kompas, dan ISOPLUS, minuman isotonik produksi Wings Food.
Semarang 10K Powered by ISOPLUS resmi diluncurkan pada Minggu (16/10/2022) di Kota Semarang. Dalam peluncuran Semarang 10K yang ketiga tersebut, sejumlah pelari yang tergabung dalam berbagai komunitas pelari dari sejumlah daerah di Jateng diundang untuk turut berlari sejauh 5 kilometer.
Sama seperti penyelenggaraan sebelumnya di tahun 2019, Semarang 10K tahun ini akan mengajak para peserta berlari melintasi bangunan-bangunan warisan budaya di Semarang, misalnya Lawang Sewu, Kota Lama Semarang, dan Gereja Santo Yusuf Gedangan.
Penyelenggaraan Semarang 10K Powered by ISOPLUS tahun ini mengusung konsep ”Competitive Family Friendly Run”. Ada tiga kategori peserta yang akan berlari dengan jarak 10 kilometer, yakni master, umum, dan pelajar.
Selain itu, ada kategori baru yang akan dilombakan tahun ini, yaitu Kid Dash. Dalam ketegori ini, anak berumur 4-6 tahun akan berlari dengan jarak 200 meter dan anak berumur 7-9 tahun akan berlari dengan jarak 400 meter.
”Konsep 'Competitive Family Friendly Run' dipilih karena para pelari bisa mengajak keluarganya. Anak-anak mereka pun bisa ikut berlari dalam kegiatan ini. Ini akan membuat waktu tinggal peserta dari luar daerah di Kota Semarang lebih lama,” kata Redaktur Pelaksana Harian Kompas Adi Prinantyo dalam acara peluncuran Semarang 10K Powered by ISOPLUS.
Selain menyajikan pemandangan bangunan warisan budaya dan kesenian tradisional, penyelanggara Semarang 10K Powered by ISOPLUS juga menjanjikan rute yang steril sehingga para peserta benar-benar nyaman berlari. Dengan rute yang relatif datar, Semarang 10K Powered by ISOPLUS juga menjadi kesempatan bagi para pelari untuk memecahkan catatan waktu terbaiknya. Selain itu, ajang tersebut juga bisa dipakai untuk mengukur hasil latihan para pelari di sepanjang tahun 2022.
Adi menuturkan, Semarang 10K Powered by ISOPLUS ditargetkan diikuti sekitar 2.000 pelari. Namun, dalam acara peluncuran lomba lari tersebut, sejumlah pelari meminta jumlah peserta ditambah. Hal ini karena antusiasme pelari yang ingin mengikuti lomba lari tersebut dinilai cukup tinggi.
Menanggapi permintaan itu, Adi menyatakan, penyelenggara akan mempertimbangkan usulan dari para pelari itu. Namun, dia menyebutkan, pembatasan jumlah peserta memang harus dilakukan untuk menjamin kenyamanan para pelari.
”Nanti kami akan coba menambahkan kuota, tetapi sepertinya tidak bisa banyak. Hal ini karena kami mengutamakan kenyamanan para pelari. Semakin banyak pelari, rute akan jadi makin ramai dan membuat pelari sulit mengoptimalkan catatan waktu terbaiknya. Konsekuensi lain yang timbul adalah berkurangnya kenyamanan pelari dalam menjalankan aktivitas di race village di Balai Kota Semarang,” tutur Adi.
Sama seperti penyelenggaraan sebelumnya di tahun 2019, Semarang 10K tahun ini akan mengajak para peserta berlari melintasi bangunan-bangunan warisan budaya di Semarang.
Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kota Semarang Fravarta Sadman berharap, Semarang 10K Powered by ISOPLUS bisa menarik wisatawan untuk berkunjung dan tinggal lebih lama di Semarang. Pemkot Semarang pun berkomitmen untuk mempersiapkan rute dengan baik sehingga pelari bisa melintas dengan nyaman.
”Kami juga berharap dari ajang lari seperti ini maupun dari komunitas-komunitas lari bisa melahirkan atlet-atlet terbaik untuk Kota Semarang,” ujar Fravarta.
Pendaftaran Semarang 10K Powered by ISOPLUS akan mulai dibuka pada 21 Oktober 2022. Biaya keikutsertaan untuk kompetisi itu sebesar Rp 200.000 per orang untuk ketegori 10 kilometer dan Rp 70.000 per orang untuk ketegori Kid Dash.
Para pelari yang mengikuti ketegori 10 kilometer akan memperebutkan hadiah dengan total Rp 286 juta. Sementara itu, para pelari Kid Dash akan memperebutkan sejumlah hadiah menarik lainnya.
Race Director Semarang 10K Powered by ISOPLUS Lexy Rohi mengatakan, cut of time atau batas waktu dalam lomba itu adalah 2 jam. Waktu itu dianggap cukup bagi para pelari yang sudah terlatih dan sering berlari.
”Saya rasa masih ada waktu mempersiapkan diri supaya bisa mencatatkan catatan waktu terbaik. Para pelari sudah punya persiapan yang baik dalam setahun terakhir. Selain itu, sepanjang tahun ini sudah banyak event lari yang digelar,” ucap Lexy.
Dinantikan
Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Hendrar Prihadi mengatakan, Semarang 10K Powered by ISOPLUS sangat dinantikan oleh masyarakat Kota Semarang. Mewakili masyarakat Kota Semarang, Hendrar berharap, lebih banyak kegiatan serupa yang diselenggarakan.
”Ini event yang sangat ditunggu para pelari. Saya ingat, dulu kami ingin agar Semarang 10K ini jadi agenda rutin, tapi karena pandemi Covid-19 kita istirahat. Sekarang, inilah saatnya Semarang 10K menjadi event nasional, bahkan event internasional,” ujar Hendrar yang merupakan Wali Kota Semarang periode 2013-2022.
Sementara itu, sejumlah pelari menyatakan antusias menyambut ajang Semarang 10K Powered by ISOPLUS. Mereka mengaku telah melakukan sejumlah persiapan sejak jauh-jauh hari untuk mengikuti lomba tersebut. Persiapan itu misalnya berupa latihan berlari secara rutin hingga menjaga kondisi tubuh tetap prima sebelum berlomba.
”Untuk persiapan, saya rutin berlatih lari minimal 2-3 kali dalam sepekan. Saya berharap bisa mencatatkan waktu terbaik di Semarang 10K kali ini,” ujar Ayu Fatimah (28), pelari yang pernah mengikuti Semarang 10K pada tahun 2019.
Kegiatan Semarang 10K juga menarik perhatian para pelari baru. Mereka memanfaatkan Semarang 10K untuk menjajal kemampuan berkompetisi. Hal itu salah satunya dilakukan oleh Asye (27), pelari dari komunitas LibuRun Semarang yang baru menggeluti olahraga lari sejak pandemi Covid-19.
”Sebagai pelari baru, menjajal kompetisi-kompetisi seperti Semarang 10K menjadi keharusan untuk saya. Apalagi, kegiatannya digelar di kota sendiri, di Kota Semarang. Semoga saya bisa mendapat slot untuk berlomba di Semarang 10K,” ucap Asye.