Konsumsi Beri dan Anggur Merah Tekan Risiko Kematian Penderita Parkinson
Hasil studi terbaru menunjukkan, senyawa flavonoid dapat mengurangi risiko kematian bagi penderita parkinson. Senyawa ini banyak ditemukan di buah beri, kakao, dan anggur merah.
Oleh
PRADIPTA PANDU MUSTIKA
·3 menit baca
PENNSYLVANIA, JUMAT – Hasil studi terbaru dari Penn State University, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa penderita parkinson yang mengonsumsi lebih banyak flavonoid memiliki risiko kematian yang lebih rendah. Senyawa flavonoid ini banyak ditemukan di makanan kaya warna seperti buah beri, anggur merah, dan kakao.
Berdasarkan hasil studi yang telah terbit di jurnal Neurology, 26 Januari 2022, ini, penderita penyakit parkinson yang lebih banyak memakan flavonoid memiliki kemungkinan kematian yang lebih rendah selama 34 tahun dibandingkan mereka yang tidak mengkonsumsinya. Peneliti juga menemukan risiko kematian akan lebih rendah bagi pria yang sering mengonsumsi flavonoid sebelum didiagnosis menderita parkinson.
Peneliti Ilmu Gizi Penn State University Xinyuan Zhang mengemukakan, salah satu cara mudah bagi penderita parkinson untuk meningkatkan harapan hidup mereka yakni dengan mengonsumsi beberapa porsi makanan kaya flavonoid selama satu minggu.
“Tingkat kematian bahkan akan lebih rendah dengan mengonsumsi buah beri dan anggur merah yang kaya akan antosianin flavonoid,” ujar Zhang dikutip dari situs resmi Penn State University, Jumat (28/1/2022).
Namun, Zhang mencatat, konsumsi anggur tidak boleh melebihi jumlah yang digariskan dalam pedoman diet untuk orang Amerika(Dietary Guidelines for Americans). Konsumsi anggur ini tidak boleh melebihi satu gelas per hari untuk wanita dan dua gelas untuk pria.
Dalam studi ini, para peneliti menganalisis data pada 599 wanita dan 652 pria yang baru saja didiagnosis parkinson. Mereka kemudian ditanya seberapa sering mengonsumsi makanan kaya flavonoid tertentu, seperti teh, apel, beri, jeruk atau jus jeruk, dan anggur merah. Asupan flavonoid kemudian dihitung dengan mengalikan kandungan flavonoid makanan tersebut dengan jumlahyang konsumsi.
Tingkat kematian bahkan akan lebih rendah dengan mengonsumsi buah beri dan anggur merah yang kaya akan antosianin flavonoid.
Peneliti kemudian menganalisis data ini dengan memasukan faktor-faktor lain seperti usia dan diet atau total kalori yang dikonsumsi maupun kualitas diet secara keseluruhan. Hasilnya, peneliti menemukan bahwa penderita parkinson dalam kelompok 25 persenkonsumen flavonoid tertinggi memiliki peluang lebih besar untuk bertahan hidup sekitar 70 persen daripada kelompok yang rendah mengonsumsi flavonoid.
Penderita parkinson di kelompok tertinggi mengonsumsi sekitar 673 miligram (mg) flavonoid setiap hari. Sementara mereka yang berada di kelompok terendah mengonsumsi sekitar 134 mg.
Para peneliti juga menganalisis efek flavonoid individu. Mereka menemukan, penderita parkinson yang mengonsumsi buah beri dan anggur merah memiliki tingkat kelangsungan hidup 66 persen lebih besar. Sementara penderita parkinson yang mengonsumsi apel, teh, dan anggur memiliki tingkat kelangsungan hidup 69 persen lebih besar.
Zhang mengatakan, untuk sementara penelitian ini tidak mengkaji mekanisme yang mendasari hubungan flavonoid dengan harapan hidup penderita parkinson. Namun, ia menduga,flavonoid yang merupakan antioksidan bisa menurunkan tingkat peradangan saraf kronis penderita parkinson.
“Mungkin juga flavonoid dapat berinteraksi dengan aktivitas enzim dan memperlambat hilangnya neuron. Hal ini dapat melindungi dari penurunan kognitif dan depresiyang keduanya terkait dengan risiko kematian yang lebih tinggi,” ucapnya.
Minim penelitian
Xiang Gao, profesor ilmu gizi di Penn State, mengatakan bahwa saat ini parkinson tidak dianggap sebagai penyakit fatal. Akan tetapi, komplikasinya dapat menyebabkan peningkatan risiko kematian. Sampai sekarang juga masih sedikit periset yang meneliti bagaimana pola makan penderita parkinson dapat memengaruhi prognosis penyakit.
"Penelitian kami sebelumnya menemukan bahwa memakan lebih banyak flavonoid dapat mencegah perburukan parkinson di masa depan. Setelah ini, kami ingin mengeksplorasi lebih lanjut apakah asupan flavonoid dapat dikaitkan dengan kelangsungan hidup yang lebih baik pada individu yang telah didiagnosis dengan parkinson,” katanya.
Menurut Yayasan Parkinson, sebanyak lebih dari 60.000 orang didiagnosis menderita parkinson setiap tahundan lebih dari 10 juta orang di seluruh dunia hidup dengan penyakit ini. Parkinson disebabkan oleh otak yang tidak membuat cukup dopamin sehingga menyebabkan tremor, kekakuan, dan masalah keseimbangan.