Hari raya Lebaran sebentar lagi tiba. Desainer Sapto Djojokartiko merilis busana terbaru untuk perempuan dan lelaki bermodel kasual yang serba longgar, tetapi tetap punya rasa ”pesta” untuk merayakan kemenangan.
Oleh
SOELASTRI SOEKIRNO
·5 menit baca
Busana kasual dengan model longgar serta corak bunga-bunga disodorkan untuk orang-orang yang ingin tampil segar di Hari Raya Idul Fitri.
Pekan ini, desainer Sapto Djojokartiko merilis busana terbaru untuk perempuan, laki-laki dan anak-anak bermodel kasual yang serba longgar di badan, tetapi tetap rasa ”pesta” untuk merayakan kemenangan di Hari Raya. Sekitar 30 rancangan Sapto kali ini didominasi karya bordir dengan motif sederhana hingga rumit karena merupakan perpaduan aneka motif. Sebut saja motif (tanaman) seligi yang menjadi motif khas desainer asal Solo, Jawa Tengah, itu yang dipadu dengan ikat. Ia juga mengenalkan motif terbaru miliknya, primrose, ukelan ron, ukelan sekar, darpana, dan birai rambat yang terinspirasi dari beragam rangkaian bunga.
Ukelan dalam bahasa Jawa artinya (gerakan) setengah melingkar, biasa dilihat pada rangkaian hiasan dari daun (ron) atau bunga (sekar). Sapto juga menjadikan bunga kecil-kecil warna putih tulang dengan kuning di bagian tengah bernama lengkap Primula vulgaris (primrose) serta aneka tanaman, misalnya birai yang merambat sebagai motif untuk kain yang ia jadikan beragam model busana. ”Mereka itu itu ada di sekitar kita, kok,” ujar Sapto pada Kamis (14/4/2022).
Paduan tersebut menjadikan kainnya bermotif campuran, tetapi indah dipandang mata. Untuk busana perempuan didominasi kain dengan motif yang dibordir. Sementara untuk koleksi pria dan anak laki-laki, Sapto menggunakan bahan katun dengan aksen bordir di bagian depan atasan dari dada sampai ke dua saku bawah, kanan dan kiri dan untuk outer (luaran). Sementara garis feminin pada rok, blus, jaket atau luaran panjang sangat terasa dari pilihan kain, motif, dan model busananya.
Seperti pada koleksi sebelumnya, Sapto membuat busana perempuan pada koleksi bertajuk ”Eid One-Off Collection 2022” dengan potongan melebar (longgar) di bagian bawah. Kain yang ia pilih berbahan katun, tulle yang lembut untuk busana dan organza untuk selendang berukuran lebar yang juga dihias bordir pada kedua ujungnya. Pilihan bahan tersebut menguatkan kesan lembut, apalagi ditambah pilihan warna nata (krem) dan histeria (ungu muda) di semua busana yang membuat mata terasa teduh.
Kebersamaan
Semua busana itu ditampilkan pada Sapto Djojokartiko Eid One-Off Collection 2022 Trunk Show di Jakarta pada Rabu (13/4/2022). Tak seperti gelaran busana umumnya, kali ini Sapto yang bekerja sama dengan Mandiri Private menampilkan para model yang memakai busana karyanya seolah sedang berkumpul dengan keluarga di rumahnya. Untuk melihat koleksi tersebut, pengunjung musti berjalan-jalan dari ruangan satu ke lainnya diiringi musik perkusi lembut dari handpan yang berasal dari Karibia.
Untuk membuat para tamu lebih menikmati musik zen itu, ruangan yang menampilkan 12 manekin (boneka) yang memakai koleksi busana perempuan dibuat lebih redup. ”Saya ingin tamu menikmati suasana yang pas untuk musik zen yang tenang,” kata Sapto.
Cara tersebut sekaligus menjadi pintu masuk Sapto mengenalkan busana untuk anak-anak baik laki-laki maupun perempuan pada koleksi untuk Idul Fitri nanti. Pada ruangan tertentu ia menampilkan suasana seperti layaknya sebuah keluarga yang terdiri dari ibu, ayah, dan anak-anak yang tengah berkumpul di ruang keluarga. Mereka memakai busana bermodel dan warna senada yang serasi.
”Hari raya seperti Idul Fitri biasanya identik dengan kebersamaan. Saya terpikir untuk membuatkan koleksi bagi seluruh anggota keluarga. Tahun ini saya menampilkannya, hanya untuk koleksi anak-anak kami tak membuat busana siap pakai. Pelanggan musti memesan dulu agar bisa kami buatkan sesuai ukuran anaknya,” kata Sapto tentang koleksi bernama Saptojo Insimul itu. Insimul adalah kata dalam bahasa Latin yang artinya kebersamaan.
Sementara itu, keinginan Sapto menciptakan gaun, rok, atasan maupun luaran berpotongan A-line atau oversize sesuai dengan permintaan pasar. Untuk koleksi Hari Raya, pelanggan selalu menanyakan busana yang longgar dengan model sederhana. Ukuran busana longgar banyak dicari karena selain nyaman di badan juga bisa dipakai oleh mereka yang berbadan kurus maupun besar.
Berdasarkan permintaan itulah ia menciptakan busana serba longgar berbahan ringan dari kain yang lembut dipadu bahan dari katun dan organza. Di antara koleksinya ada yang terusan yang sebenarnya outer panjang yang setengah bagiannya dibuat berlipit-lipit (plisket) atau blus dipadu rok panjang. Aksen selendang lebar warna senada yang dibentuk menjadi pita besar melengkapi tampilannya.
Pada bagian lain, Sapto membuat setelan terdiri dari rok plisket panjang warna keunguan, atasan pendek warna krem dengan pelengkap outer tipis yang seolah panjang kanan dan kirinya berbeda.
”Oh, itu sebenarnya panjangnya sama, tetapi saya kasih kayak kancing di bagian belakang sehingga di satu sisi outer bisa dibuat lebih pendek dengan mengaitkannya ke kancing tadi,” ujarnya. Tambahan detail seperti itu bisa membuat pemakainya mengembangkan imajinasi hendak membuat luaran ditampilkan sesuai keinginannya.
Dari penciptaan busana bertumpuk pada koleksinya itu, Sapto berharap pembeli bisa memadupadankan sendiri dengan celana panjang, baju dalam berupa terusan model lurus, atau kain Nusantara.
”Warna koleksi saya yang netral dan model A-line memudahkan orang membuat padu padan dengan busana yang sudah mereka miliki. Mau ambil atasannya untuk dipadu dengan celana pipa lebar, bisa. Atau outer mau dipakai untuk koleksi busana yang lain, bisa masuk juga,” kata Sapto memberi saran. Koleksinya itu melengkapi busana untuk Ramadhan yang sudah ia luncurkan sejak 1 April lalu.
Bunga-bunga
Alternatif busana yang berbeda disediakan oleh kolaborasi et cetera dan Puru Kambera yang mengambil tema ”Forget Me Not”. Nama unik itu merupakan nama bunga dari genus Myosotis dari famili Boraginaceae. Menurut Ragil Silvia, pendiri Puru Kambera, perusahaannya memiliki ciri utama mengangkat lanskap alam khususnya lanskap Indonesia. Keindahan alam tersebut tergambar dalam tiap koleksinya. ”Tidak hanya itu, penggambaran yang dilakukan Puru Kambera menghasilkan fashion yang unik dengan cerita mendalam,” ujar Ragil.
Maka, corak bunga-bunga menghiasi koleksi yang terdiri dari tunik lengan panjang, blus dan gaun panjang yang melebar di bagian bawah. ”Misi et cetera membuat para wanita merasa luar biasa dalam balutan setiap koleksinya. Kesederhanaan dalam koleksi et cetera mengesankan fashion klasik yang tidak lekang dengan sentuhan modern,” kata Susanna, Brand Leader et cetera, tentang koleksi barunya itu.
Potongan busana lurus dengan aksen lengan menggelembung bagian bawah dan leher bulat dalam warna lembut seperti biru muda, merah muda, atau krem bergambar bunga aneka warna tampak cocok untuk anak muda yang sudah pasti akan tak sabar untuk berkumpul dengan kerabat atau kawannya pada Hari Raya yang menggembirakan pada tahun ini.