UKSW Wisuda 496 Creative Minority, Generasi Pembawa Perubahan dari Timur hingga Barat Nusantara
UKSW dikenal sebagai "Indonesia Mini", tempat keberagaman dirayakan, perbedaan dihormati, dan toleransi dijadikan dasar hidup bersama.


Tiga mahasiswa berprestasi dalam Wisuda Periode II Tahun 2025 Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Kamis (24/4/2025).
Sebanyak 496 pribadi tangguh dan penuh potensi resmi dikukuhkan sebagai lulusan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) pada Wisuda Periode II Tahun 2025, Kamis (24/04/2025) di Balairung Universitas.
Mereka bukan sekedar lulusan, melainkan creative minority atau minorita berdaya cipta, sekelompok kecil individu yang memiliki kemampuan untuk menciptakan perubahan. Di antara mereka, berkilau sosok-sosok inspiratif yang tak hanya menuntaskan studi, namun juga menorehkan prestasi di level nasional hingga internasional.
Dari lapangan basket internasional hingga panggung musik nasional, dari kegiatan pengabdian sosial sampai seni tari yang memukau, para lulusan menunjukkan bahwa kualitas lulusan UKSW tak hanya terukur dari angka Indeks Prestasi kumulatif (IPK) saja, tetapi dari kiprah nyata yang berdampak luas bagi masyarakat.
Rexy Fernando, mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum asal Purbalingga, adalah sosok yang merepresentasikan ketangguhan dan dedikasi ganda. Tak hanya sukses menyelesaikan studinya tepat waktu dalam empat tahun, Rexy juga mengukir prestasi sebagai atlet basket nasional.
Ia merupakan pemain dari Satya Wacana Salatiga, satu-satunya tim basket profesional berbasis perguruan tinggi di Indonesia dan Jawa Tengah yang berlaga di ajang bergengsi Indonesian Basketball League (IBL). Rexy turut mengharumkan nama UKSW lewat segudang prestasi, di antaranya juara 1 LIMA Regional 2024, juara 2 Soegijapranata League 2023, serta tampil di berbagai turnamen internasional seperti Xiamen International College Basketball Tournament di Tiongkok dan TYT Cup U21 di Malaka.
“UKSW bukan hanya tempat saya belajar hukum, tapi juga rumah yang sangat mendukung karier basket saya,” ujarnya.
Berkat dukungan beasiswa dan dukungan akademik yang diberikan UKSW, Rexy mampu menyeimbangkan dunia kuliah dan pertandingan. Ia bahkan menyelesaikan tugas akhirnya tanpa skripsi, dengan metode diseminasi Tugas Talenta Unggul. Rexy berharap ke depan bisa terus meniti karier di dunia basket sambil mengembangkan usaha mandiri.
Berkontribusi lewat ilmu dan kreativitas
Dari timur Indonesia, hadir Sepnath Yambres Leunupun, mahasiswa Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) dari Raja Ampat, yang lulus dengan segudang pengalaman luar biasa. Yambres adalah penyanyi dan pelatih paduan suara yang telah tampil di berbagai ajang bergengsi seperti Pesta Paduan Suara Gerejawi Nasional XVI, Festival Paduan Suara Universitas Gadjah Mada, dan Bandung Choral Festival, serta pernah bernyanyi bersama Lyodra Ginting dan Ananda Sukarlan.
“Saya ingin membuktikan bahwa anak kampung juga bisa berprestasi di panggung nasional,” ungkap Yambres.
Konser tugas akhirnya bertajuk “Tarop Tim” telah dipentaskan pada 4 Maret lalu dan tulisannya telah dipublikasikan di jurnal Urban Society Art’s ISI Yogyakarta. Ia telah menjadi pelatih paduan suara di berbagai sekolah dan gereja di Salatiga, termasuk membina kelompok yang menjuarai lomba tingkat provinsi.
“Musik itu bahasa universal. Lewat musik kita bisa menyampaikan pesan untuk menyembuhkan dunia,” katanya penuh semangat.
Livi Nialtry Logo Buke, mahasiswa Manajemen dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), adalah sosok lain yang mencerminkan semangat pantang menyerah. Livi datang dari Noelbaki, Nusa Tenggara Timur, dan berhasil menorehkan prestasi baik di bidang penalaran maupun seni. Ia menjadi juara 3 GenBI Muda X Award 2023, serta Juara 1 Tari Kreasi Nusantara dalam GenBI Cup Competition 2024.
“Perjalanan saya di UKSW penuh perjuangan, tapi saya bersyukur bisa menyelesaikan apa yang saya mulai,” ungkap Livi.
Sebagai penerima beasiswa, ia merasa terpanggil untuk menunjukkan bahwa kepercayaan yang diberikan tidak sia-sia. “Saya ingin terus berkontribusi lewat ilmu dan kreativitas, terutama bagi anak-anak muda di kampung halaman saya,” tambahnya.
Ciptakan arus perubahan
Di hadapan para wisudawan, keluarga, dan civitas academica, Rektor UKSW Profesor Intiyas Utami menyampaikan sambutan yang sarat makna. Ia menegaskan bahwa gelar akademis yang diraih hari ini adalah sebuah amanah yang harus dibawa dengan integritas.
“UKSW dikenal sebagai 'Indonesia Mini', tempat di mana keberagaman dirayakan, perbedaan dihormati, dan toleransi dijadikan dasar hidup bersama. Semoga nilai-nilai inilah yang terus Saudara bawa ke manapun langkah Saudara menuju,” ujar Intiyas.
Ia juga menekankan bahwa dunia hari ini tengah menanti hadirnya agen-agen perubahan, pemimpin-pemimpin baru yang berlandaskan nilai kemanusiaan, berpikir kritis, dan peduli terhadap sesama. “Jadilah creative minority yang menciptakan arus perubahan, bukan yang larut dalam arus. Terapkan ilmu dengan tanggung jawab, dan ingat selalu semboyan kita: Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan,” tandasnya.
Prestasi membanggakan berhasil ditorehkan oleh para lulusan UKSW yang meraih Indeks Prestasi Tertinggi (IPT) di berbagai jenjang pendidikan. Pada jenjang Diploma III (D3), prestasi ini diraih oleh Karin Angel Yansen AMdKom dari Program Studi Sistem Informasi Akuntansi Fakultas Teknologi Informasi (FTI) dengan IPK 3,14.
Sementara itu, pada jenjang Sarjana Terapan, Ruth Vania Kusumo STrPar, dari Prodi Destinasi Pariwisata Fakultas Interdisiplin (FId) mencatatkan IPK 3,70. Sedangkan pada jenjang Strata 1 (S1), diraih oleh Esra Elisabeth SPd dari Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dengan IPK sempurna 4.00.
Di jenjang Magister (S2), sebanyak empat lulusan berhasil mencatat IPK sempurna 4.00. Mereka adalah Kiki Clara Popang dan Helpin Maryand Sihombing dari Prodi Sosiologi Agama Fakultas Teologi, Benediktus Bani dari Prodi Administrasi Pendidikan FKIP, serta Hendrik Rensink dari Prodi Magister Studi Pembangunan FId.
Adapun pada jenjang Doktor (S3), prestasi serupa diraih oleh Dr Erwan Rachmat dan Dr Tri Ratna Purnamarini dari Prodi Doktor Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) dengan IPK 3,94. Tak hanya unggul secara akademik, sebanyak 17 lulusan lainnya juga mencatatkan prestasi gemilang dengan berhasil memperoleh Hak Kekayaan Intelektual (HKI).
Upacara wisuda Periode II Tahun 2025 ini menjadi bukti nyata bahwa UKSW turut berkontribusi dalam mendukung sustainable development goals (SDGs) ke-4 pendidikan berkualitas, ke-10 berkurangnya kesenjangan, dan ke-17 kemitraan untuk mencapai tujuan. Salam Satu Hati UKSW!