Tantangan dan Peluang Mewujudkan Transisi Energi di Asia
Energy Asia 2025 yang diselenggarakan PETRONAS dan CERAWeek by S&P Global menjadi momen penting dalam rangka mewujudkan transisi energi yang lebih adil dan berkelanjutan.

Dunia tengah menghadapi titik kritis dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan mendorong penggunaan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Di tengah kebutuhan untuk beralih dari bahan bakar fosil, Asia punya peran sangat krusial.
Untuk diketahui, kawasan Asia menyumbang setengah dari total emisi gas rumah kaca global. Di satu sisi, Asia adalah pusat pertumbuhan ekonomi dunia dengan populasi terbesar di dunia.
Jumlah populasi di Asia yang mencapai dua pertiga dari total penduduk global telah berkontribusi pada 60 persen pertumbuhan ekonomi dunia pada 2024. Inilah yang membuat transisi energi di Asia menjadi sebuah urgensi yang tidak bisa diabaikan dan harus segera dilaksanakan.
Seiring dengan peningkatan kesejahteraan dan urbanisasi yang pesat, tantangan dalam mencapai transisi energi yang adil semakin nyata. Hal ini penting juga untuk mencapai keseimbangan antara kebutuhan energi, pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan.
Saat ini, 85 persen energi di Asia masih bergantung pada bahan bakar fosil. Sementara itu, permintaan energi di kawasan ini diproyeksikan meningkat dua kali lipat pada 2030.
Tentu saja ini menjadi dilema besar bagi banyak negara di Asia. Mereka dihadapkan pada kebutuhan mempercepat dekarbonisasi, tetapi juga harus memastikan akses energi yang terjangkau dan ketahanan ekonomi dalam negerinya.
Upaya untuk mencari solusi menyeimbangkan energi berkelanjutan dengan realitas ekonomi dan sosial terus dilakukan oleh pemerintah negara di kawasan ini. Namun, ini bukanlah hal mudah karena transisi energi tidak sekadar mengurangi emisi karbon. Ada aspek keadilan dan keterjangkauan yang harus dipertimbangkan.
Aspek ini sangat dibutuhkan untuk negara berkembang dengan pasar yang sedang tumbuh. Kolaborasi lintas sektor dan lintas negara menjadi penting untuk dimainkan guna menciptakan perubahan sistemik nyata.
Sebagai bagian dari upaya mewujudkan transisi energi yang lebih adil dan berkelanjutan, Energy Asia kembali hadir sebagai platform strategis bagi para pemangku kepentingan di industri energi. Energy Asia diselenggarakan oleh PETRONAS dengan dukungan CERAWeek by S&P Global sebagai mitra pengetahuan. Konferensi ini akan berlangsung pada 16 hingga 18 Juni 2025 di Kuala Lumpur Convention Centre, Malaysia.
Energy Asia 2025 akan mempertemukan para pembuat kebijakan, pemimpin industri, akademisi, profesional energi, investor, serta inovator teknologi untuk membahas solusi konkret dalam mempercepat transisi energi. Konferensi tahun ini akan menghadirkan 180 pembicara terkemuka dari berbagai sektor ekonomi dan dihadiri lebih dari 4.000 delegasi dari seluruh dunia.

Para pembicara di salah satu sesi Energy Asia 2023
Berbeda dari forum-forum lainnya, Energy Asia mengusung pendekatan yang lebih komprehensif dengan menjembatani kesenjangan antara negara berkembang dan negara maju. Kolaborasi lintas sektor dan lintas negara menjadi kunci dalam menciptakan solusi transisi energi yang tidak hanya berfokus pada dekarbonisasi, tetapi juga mempertimbangkan realitas sosial dan ekonomi di masing-masing negara.
Pada edisi kedua ini, konferensi akan mengangkat tujuh tema utama yang mencakup berbagai aspek transisi energi. Adapun tema pertama adalah Ekonomi, Kebijakan, dan Geopolitik. Tema kedua adalah Masa Depan Pasar Energi dan Strategi Perusahaan. Tema ketiga tentang Pasar Listrik dalam Transisi. Tema keempat mengenai Teknologi, Inovasi, dan Sirkularitas. Tema kelima adalah Pasar Modal. Tema keenam adalah Iklim dan Keberlanjutan. Tema ketujuh adalah Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Sebagai bagian dari inisiatif untuk mendorong inovasi dan kepemimpinan dalam transisi energi, PETRONAS juga akan memperkenalkan Energy Asia Awards. Penghargaan ini ditujukan bagi perusahaan dan individu yang telah berkontribusi signifikan dalam mengurangi emisi karbon, memenuhi kebutuhan energi, serta menciptakan perubahan sistemik menuju keberlanjutan. Adapun, penghargaan ini terbagi dalam dua kategori utama, yaitu Eureka Award dan Trailblazer Award.
Selain itu, Energy Asia 2025 juga menghadirkan Future Energy Leaders, sebuah komunitas pemimpin muda di kawasan Asia yang didedikasikan untuk membekali generasi mendatang dengan pemahaman menyeluruh mengenai transisi energi serta mendorong inovasi dalam menghadapi tantangan global di sektor ini.

Suasana sesi Future Energy Leaders di Energy Asia 2023
Sebagai pasar energi terbesar dan penggerak utama pertumbuhan ekonomi global, Asia memiliki potensi besar dalam mendekarbonisasi sistem energinya. Namun, transisi ini tidak akan berhasil jika hanya bergantung pada satu pihak saja. Energy Asia menjadi wadah bagi kolaborasi lintas sektor, di mana pemerintah, perusahaan minyak dan gas, serta sektor swasta dapat berperan aktif dalam membangun ekosistem energi yang lebih berkelanjutan.
Dengan menghadirkan para pemimpin industri, akademisi, serta pemangku kepentingan lainnya, Energy Asia 2025 menjadi lebih dari sekadar konferensi. Forum ini merupakan langkah nyata dalam mendorong solusi transisi energi yang tidak hanya ambisius, tetapi juga inklusif dan berorientasi pada masa depan.
