logo Kompas.id
TajaSurabaya Libatkan Peran...

Surabaya Libatkan Peran Orangtua untuk Tanggulangi Kenakalan Remaja lewat SOTH

Kota Surabaya telah meraih predikat Kota Layak Anak (KLA) Utama sebanyak enam kali berturut-turut.

Pemkot Surabaya
Artikel ini merupakan kerja sama antara harian Kompas dan Pemkot Surabaya.
· 4 menit baca
https://assetd.kompas.id/A3jCx_cPPweoAlEKEAekhXmVj9k=/1024x576/https%3A%2F%2Ftaja.kompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2025%2F06%2Fsurabaya-1.jpeg
Dok. Pemkot Surabaya

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat membuka Program Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) kelas khusus bertema Peningkatan Peran Ayah dalam Peningkatan Kualitas Keluarga .

Kota Surabaya telah meraih predikat Kota Layak Anak (KLA) Utama sebanyak enam kali berturut-turut.

Meski demikian, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus memperkuat strategi dalam mencegah ataupun menanggulangi kenakalan remaja.

Salah satu pendekatan yang diterapkan adalah dengan melibatkan peran aktif orangtua dalam membentuk karakter anak, khususnya ayah.

Upaya tersebut disampaikan oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat membuka Program Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) kelas khusus bertema "Peningkatan Peran Ayah dalam Peningkatan Kualitas Keluarga" di Gedung Sumber Karya Wigati, RW 8 Tambak Segaran Wetan, Tambaksari, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (27/5/2025).

Eri mengatakan, Pemkot Surabaya telah menjalankan program Sekolah Kebangsaan bagi anak-anak yang terlibat kenakalan remaja sejak 2022.

Dalam program itu, anak-anak dibina melalui kerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut.

Namun, ia menemukan bahwa pembinaan anak saja tidak cukup jika tidak disertai perhatian dari orangtua.

“Setelah 3 atau 4 bulan, salah satu anak ada yang ketangkap lagi. Akhirnya, saya datang ke ibunya dan ia menyampaikan permohonan maaf. Beliau mengaku mencari nafkah sebagai buruh cuci sampai malam hari sehingga tidak pernah ketemu anaknya,” ujar Eri dalam siaran pers yang diterima pada Rabu (28/5/2025).

Dari kasus-kasus tersebut, Eri mencatat bahwa sekitar 90 persen kenakalan remaja disebabkan kurang kasih sayang dan interaksi antara orangtua dan anak.

“Ketika menghadapi anak nakal atau anak macam-macam itu, seyogianya ada interaksi yang kuat antara orangtua dan anak. Ternyata, faktor ayah itu pengaruhnya besar,” tuturnya.

Maka dari itu, Eri menggarisbawahi peran penting seorang ayah dalam membentuk identitas dan nilai tanggung jawab pada anak.

Bahkan, anak perempuan yang dekat dengan ayah cenderung tidak mudah terjerumus ke laki-laki yang tidak bertanggung jawab.

“Jadi, peran seorang ayah akan bergantung sangat besar kepada keluarganya,” kata Eri.

Berkaca dari masalah tersebut, Pemkot Surabaya pun kini tidak hanya fokus pada pembinaan remaja melalui pendidikan karakter, tetapi juga memberikan pendampingan psikologis dan sosial bagi orangtua. Terlebih, Surabaya sendiri telah enam kali meraih KLA Utama.

Melalui strategi itu, Pemkot optimistis, Surabaya bisa naik ke level KLA Paripurna, terutama dengan keterlibatan aktif dalam program Child Friendly Cities Initiative (CFCI) bersama UNICEF.

"Kalau ada anak yang (terjaring) ngelem atau ngobat, nanti kami tata dengan orangtuanya. Kami lakukan pendampingan. Entah itu di shelter atau di rumah sakit agar sampai bebas dari narkoba,” terang Eri.

https://assetd.kompas.id/PsQ_k19i2a0Ip7TKzbQc8v5V8MQ=/1024x576/https%3A%2F%2Ftaja.kompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2025%2F06%2Fsurabaya-2.jpeg
Dok. Pemkot Surabaya

Eri menggarisbawahi pentingnya peran seorang ayah dalam membentuk identitas dan nilai tanggung jawab pada anak.

Eri meyakini, pola pendekatan semacam itu lebih efektif karena menyentuh akar permasalahan.

Ia juga menegaskan bahwa anak yang nakal tidak bisa semata disalahkan, tapi perlu dilihat bagaimana peran dan teladan orangtua dalam keluarga.

"Kalau ayahnya itu bisa memberikan ketenangan, ibunya akan bisa merawat anaknya. Jadi, harus ada peran seorang ayah. Makanya, saya hari ini turun sendiri untuk menyampaikan hal itu," ujar Eri.

Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) itu juga menjelaskan bahwa program SOTH menjadi bagian penting dari strategi jangka panjang dalam membangun ketahanan keluarga.

Sebab, ia meyakini bahwa perubahan perilaku anak dimulai dari perubahan di dalam rumah.

“Jadi, kalau ada kenakalan dan kesalahan anak, jangan dilimpahkan langsung ke anaknya. Namun, lihat dulu, saya (orangtuanya) ini sudah kasih contoh (yang baik) apa enggak?” jelas Eri.

Peran penting ayah untuk keluarga

Hal senada juga disampaikan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Surabaya Rini Indriyani. Ia menekankan peran penting ayah dalam tumbuh kembang anak.

Oleh karena itu, materi peran ayah menjadi bagian penting yang diperkenalkan kepada para peserta dalam program SOTH 2025.

"Ada sekitar 13 materi yang disampaikan. Salah satunya adalah materi tentang peran ayah di dalam pendidikan mendidik anak-anaknya," ujar perempuan yang akrab disapa Bunda Rini itu.

Bunda Rini juga menegaskan bahwa kebahagiaan seorang ibu dalam mendidik anak sangat dipengaruhi oleh sikap suaminya.

“Dalam penelitian, seorang istri dan seorang ibu akan bahagia ketika dia merawat anaknya. Jadi, juga ditentukan sikap ayahnya atau suaminya kepada istrinya,” tuturnya.

Bunda Rini meyakini, jika ayah mampu memberikan kebahagiaan kepada istri, istri akan mendidik anak-anak dengan penuh cinta.

Sebaliknya, jika ayah tidak menunjukkan kasih sayang, hal itu bisa berimbas pada ketidakbahagiaan sang anak.

https://assetd.kompas.id/fRfPNdoM2CrqIrbCpsCg_CwpsZg=/1024x576/https%3A%2F%2Ftaja.kompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2025%2F06%2Fsurabaya-3.jpeg
Dok. Pemkot Surabaya

Eri meyakini perubahan perilaku anak dimulai dari perubahan di dalam rumah.

"Jadi, ketika ayahnya tidak bisa memberikan kebahagiaan kepada istrinya, bisa dipastikan anaknya akan menjadi anak yang tidak bahagia," paparnya.

Di momen tersebut, Bunda Rini juga menjelaskan bahwa program SOTH rutin dijalankan Pemkot Surabaya dengan materi yang terus berkembang tiap tahun.

Pada 2025, salah satu materi utamanya adalah peran ayah dalam pengasuhan anak.

“Saya meminta kepada seluruh lurah dan camat sebagai pejabat di wilayah masing-masing untuk bisa menerangkan atau mungkin berbagi pengalaman sebagai seorang ayah itu seperti apa,” ujar Bunda Rini.

Bunda Rini berharap, pengalaman para pejabat sebagai kepala keluarga bisa menjadi inspirasi bagi peserta SOTH untuk lebih memahami peran penting kehadiran dan perhatian ayah dalam keluarga.

"Dengan demikian, mungkin bisa diterapkan kepada orangtua-orangtua hebat yang mau lebih baik lagi menjadi orangtua karena (peran orangtua) sangat berpengaruh sekali," terangnya.

Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699