STTN sebagai Sekolah Vokasi, Pilihan Menjadi Ahli Bersertifikasi dan Siap Berkompetisi
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) menyelenggarakan Wisuda Sarjana Terapan Teknik pada Rabu, 13 Oktober 2021 di Sahid Raya Hotel & Convention, Jalan Babarsari, Depok, Sleman, Yogyakarta.

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) menyelenggarakan Wisuda Sarjana Terapan Teknik pada Rabu, 13 Oktober 2021 di Sahid Raya Hotel & Convention, Jalan Babarsari, Depok, Sleman, Yogyakarta. Prosesi wisuda dilaksanakan dengan jumlah 66 wisudawan, yang terdiri atas 20 wisudawan Program Studi Teknokimia Nuklir, 22 wisudawan Program Studi Elektronika Instrumentasi, dan 24 wisudawan berasal dari Program Studi Elektro Mekanika.
Indeks prestasi kumulatif (IPK) tertinggi untuk Program Studi Teknokimia Nuklir diraih oleh Retnaning Setyorini dengan perolehan IPK 3,87. Untuk Program Studi Elektronika Instrumentasi, IPK tertinggi dicapai oleh Lukman Mubarak dengan IPK 3,72, dan dari Program Studi Elektro Mekanika, IPK tertinggi diperoleh Jalu Pamungkas dengan IPK 3,76. Secara keseluruhan, predikat cumlaude didapatkan oleh 34 wisudawan, yang terdiri atas 13 orang berasal dari Program Studi Teknokimia Nuklir, 9 orang Program Studi Elektronika Instrumentasi, dan 12 orang Program Studi Elektro Mekanika.
Sebagai perguruan tinggi diploma bidang vokasi, salah satu daya saing sekaligus keunggulan mahasiswa STTN adalah dibekalinya mahasiswa dengan sertifikasi Surat Izin Bekerja Petugas Proteksi Radiasi (SIB PPR). SIB PPR merupakan sebuah lisensi yang wajib dimiliki oleh pengguna zat radioaktif, baik industri maupun lembaga yang memanfaatkan zat radioaktif. Selain sertifikasi PPR Industri, STTN menawarkan tambahan sertifikasi kompetensi bagi mahasiswanya, yaitu SIB PPR Medik, UT (Ultrasonic Test) level 2 dan lisensi Operator Radiografi (OR).

Mahasiswa STTN saat mengikuti pelatihan sertifikasi Ultrasonic Testing (UT) Level 2. (Foto-foto: dok.STTN).
Torehan prestasi STTN dalam berbagai kegiatan dan kompetisi juga semakin membuka mata khalayak, bahwa STTN mampu dan berprestasi. Berbagai cabang olahraga dimenangkan mahasiswa STTN yang saat ini melaksanakan wisuda, prestasi membanggakan tersebut antara lain Ni Mas Zahra Zafira berhasil menyabet emas pada cabang olah raga Taekwondo Pomsae pada OPTK 2018 dan 2019 serta perunggu pada OPTK 2020. Gani Buyung meraih 3 medali perak pada cabang olah raga renang, M Fadli Jamil meraih medali perak pada cabang wallclimbing, kemudian M Rakha Nur Ihsan meraih medali perunggu untuk cabang taekwondo. Selain itu, Retnaning Setyorini dan Fayyadh Farrasi Muhammad dengan perolehan perunggu pada cabang silat kelas E, dan pada tahun 2019, Yoga Gema pun turut menyumbangkan prestasinya dengan memperoleh medali perak melalui cabang olah raga bulutangkis ganda putra.

Mahasiswa STTN saat melaksanakan Kerja Praktik di salah satu industri Non Destructive Test (NDT) di Indonesia.
Bahkan saat ini, Hendi Septian Cahyadi telah diterima bekerja di PT AusNDT pada divisi Teknisi Kalibrasi dengan menggunakan lisensi OR dan UT. Selain itu, beberapa mahasiswa STTN juga menjadi freelance di PT Radiant Utama Interinsco, Tbk. Kesempatan belajar secara langsung di industri antara lain melalui kerja praktik (KP) maupun pengabdian kepada masyarakat, sangat terasa manfaatnya. Mahasiswa menjadi paham bagaimana menerapkan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah, yang kemudian makin terasah pada saat mereka terjun ke dunia kerja khususnya industri, meski dalam waktu yang terbatas. Beberapa mahasiswa yang sedang melaksanakan kerja praktik pada tahun ini juga diminta untuk membantu proyek di perusahaan tempat KP, bahkan sampai memerlukan perpanjangan masa kerja praktik. Hal ini merupakan kesempatan emas yang menjadi gerbang menuju penguasaaan keterampilan secara nyata khususnya di dunia industri. Peluang untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat juga akan mampu meningkatkan keberterimaan atas aplikasi Iptek Nuklir untuk masyarakat.

Panen raya padi Sidenuk, hasil aplikasi iptek nuklir di bidang pertanian. Llokasi UPPM STTN, Ujungwatu Jepara.
Nuclear teaching industry yang dikembangkan oleh STTN juga sejalan dengan program link and match antara lembaga pendidikan/perguruan tinggi dan industri sehingga saat seorang mahasiswa dinyatakan lulus, dia memiliki penguasaan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri.
STTN sebagai perguruan tinggi vokasi membuka diri untuk berjejaring mewujudkan link and match dengan industri maupun stakeholders yang akan memanfaatkan kompetensi alumni. Stakeholder meliputi industri, perguruan tinggi, lembaga penelitian, baik di dalam maupun luar negeri. Kerja sama dengan Synchrotron Light Research Institute (SLRI) memberikan peluang mahasiswa untuk melaksanakan kerja praktik maupun penelitian dalam rangka tugas akhir. Kerja sama dengan Rosatom Technical Academy maupun Tomsk Polytechnic University memberikan peluang adanya transfer knowledge untuk mahasiswa maupun dosen.

Mahasiswa STTN melaksanakan praktikum di Laboratorium Operasi Teknik Kimia (OTK).
Wisuda kali ini menjadi istimewa karena merupakan wisuda terakhir bagi mahasiswa dalam status sebagai mahasiswa STTN. Tinggal selangkah lagi STTN akan berubah menjadi Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia untuk semakin menguatkan dalam menyiapkan dan mencetak sumber daya manusia (SDM) nuklir yang kompeten. Proses perubahan telah dilalui dalam beberapa tahun terakhir. Rekomendasi telah terbit dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 3752/D/OT/2020 pada 20 Desember 2020. Sedangkan persetujuan perubahan bentuk dari Sekolah Tinggi ke Politeknik yang diterbitkan Kemenpan RB sudah diterbitkan juga dengan Nomor B/642/M.KT.01/2021 tanggal 29 Juni 2021. [*/AYA]